Kamis, 01 Maret 2012
ANTHRAX
1. Bagaimana cara penularan Anthrax dari hewan ke manusia dan manusia ke hewan?
Anthrax tidak lazim ditularkan dari hewan yang satu kepada yang lain secara langsung. Wabah Anthrax pada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah tersebut spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan serasi bagi pertumbuhannya, ialah tersedianya makanan, suhu dan kelembaban tanah, serta dapat mengatasi persaingan biologik. Bila keadaan lingkungan tetap menguntungkan, kuman akan berkembang biak dan membentuk spora lebih banyak.
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia. Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk spora. Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :
a. inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan. Infeksi melalui pernafasan mungkin terjadi pada pekerja-pekerja penyortir bulu domba (wool-sorter disease), sedangkan infeksi melalui saluran pencernaan terjadi pada orang-orang yang makan daging asal hewan penderita Anthrax.
b. cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
c. gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.
2. Jelaskan Uji as Coli ?
Uji termopresipitasi Ascoli sangat berguna untuk menentukan jaringan tercemar Anthrax. Untuk uji Ascoli diperlukan serum presipitasi bertiter tinggi. Jaringan tersangka di-ekstrasi dengan air dengan cara perebusan, atau dengan penambahan kloroform. Cairan jernih yang diperoleh mengandung protein Anthrax, jika jaringan tersebut mengandung kuman Anthrax. Cairan tersebut disebut presiptinogen yang dipertemukan secara pelan-pelan dengan serum presipitasi (presipitin) dalam tabung sempit. Reaksi positif akan ditandai dengan terbentuknya cincin putih pada batas pertemuan antara kedua cairan tersebut.
Uji Ascoli digunakan untuk mendeteksi adanya antigen yang terdapat dalam sampel . Prinsip teknik ini reaksi antara antibodi (serum Ascoli) dengan antigen, di mana hasil positif akan terbentuk cincin warna putih di antara serum dan ekstrak sampel . Uji ini hanya baik digunakan untuk sampel dari hewan yang tersangka antraks dan tidak balk digunakan untuk sampel lingkungan, sebab terjadi reaksi silang dengan Bacillus lain .
Keterangan
B. anthracis mempunyai bentuk batang berantai wama biru dengan ujung siku-siku dengan kapsul berwama merah muda B. anthracis mempunyai bentuk koloni kasar, liat, warna abu-abu . non hemolisis, non motil dan membentuk spora Koloni B. Anthracis akan lisis jika ditetesi gamma-phage, pada umumnya B. anthracis sensitif terhadap penisilin Uji ELISA untuk deteksi antibodi anti-PA yang ada dalam sampel
serum . Jarang digunakan untuk diagnosis Untuk deteksi antigen B. anthracis . Pada uji ascoli terbentuk cincin putih diantara serum dan ekstrak sampel . Uji DFA untuk deteksi dinding sel dan kapsul (berwarna hijau jika dilihat di bawah
3. Bagaimana cara pencegahan dan penegndalian Anthrax
Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun. Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.
1) Pencegahan
a. Berikan imunisasi kepada orang dengan risiko tinggi dengan vaksin cell-free yangdisiapkan dari filtrat kultur yang mengandung antigen protektif (tersedia di AS dari“Bioport corporation”, 3500 N. Martin Luther King, Jr. Boulevard, Lansing MI48909). Terbukti bahwa vaksin ini efektif mencegah anthrax kulit dan pernapasan.;direkomendasikan untuk diberikan kepada petugas labororatorium yang secara rutin bekerja dengan B. anthracis dan para pekerja yang menangani bahan industri mentahyang potensial terkontaminasi. Vaksin ini juga dapat digunakan untuk melindungi personil militer yang terpajan senjata perang biologis
b. Beri penyuluhan kepada para pekerja yang menangani bahan-bahan yang potensialterkontaminasi anthrax sebagai penular anthrax, sebaiknya para pekerja menjaga kulitagar tidak lecet dan menjaga kebersihan perorangan.
c. Membersihkan debu dan membuat ventilasi yang baik di tempat-tempat kerja padaindustri berbahaya; terutama yang menangani bahan mentah. Selalu melakukansupervisi medis pada para pekerja dan melakukan perawatan spesifik pada lukadikulit. Pekerja sebaiknya menggunakan baju pelindung dan tersedia fasilitas yang baik untuk mencuci tangan dan pakaian dan mengganti sesudah kerja. Tempatkanruang makan jauh dari tempat kerja. Uap formaldehid digunakan untuk disinfeksi pabrik tekstil yang terkontaminasi anthrax.
d. Lakukan pencucian secara menyeluruh, disinfeksi atau sterilkan bulu, wol dan tulangatau bagian dari tubuh binatang lainnya yang akan dijadikan pakan ternak sebelumdiproses.
e. Kulit binatang yang terpajan anthrax jangan di jual. Bangkai binatang yang terpajananthrax jangan digunakan sebagai bahan pakan ternak
f. Jika dicurigai terkena anthrax, jangan melakukan nekropsi pada binatang tersebut.Jika ingin mengambil sampel darah untuk kultur lakukan secara aseptis. Hindarikontaminasi tempat pengambilan sampel. Jika nekrospi dilakukan dengan tidak hati-hati, sterilkan seluruh bahan dan alat yang dipakai dengan otoklaf, insinerator ataudilakukan disinfeksi dan fumigasi dengan bahan kimia Karena spora anthrax bisa hidup selama berpuluh-puluh tahun jika bangkai dikubur,maka teknik pemusnahan yang paling baik adalah membakar bangkai binatangtersebut dengan suhu tinggi (insinerasi) di tempat binatang itu mati atau denganmengangkut bangkai tersebut ke tempat insenerator, hati-hati agar tidak terjadikontaminasi sepanjang jalan menuju insenerator. Jika cara ini tidak memungkinkan,kuburlah dalam-dalam bangkai binatang itu di tempat binatang itu mati; jangandibakar di lapangan terbuka. Tanah yang terkontaminasi dengan bangkai atau kotoran binatang didekontaminasi dengan lye 5% atau kalsium oksida anhydrous (quicklime).Bangkai yang dikubur dalam-dalam sebaiknya di taburi dengan quicklime.
g. Awasi dengan ketat buangan air limbah dari tempat yang menangani binatang- binatang yang potensial terkontaminasi anthrax dan limbah dari pabrik yangmenghasilkan produk bulu, wol, tulang atau kulit yang mungkin terkontaminasi.
h. Berikan Imunisasi sedini mungkin dan lakukan imunisasi ulang setiap tahun kepadasemua hewan yang berisiko terkena anthrax. Obati hewan yang menunjukkan gejala anthrax dengan penisilin atau tetrasiklin, berikan imunisasi sesudah terapi dihentikan. Hewan ini sebaiknya tidak disembelih hingga beberapa bulan setelah sembuh.Pengobatan sebagai pengganti imunisasi dapat diberikan kepada hewan yang terpajansumber infeksi, seperti terpajan dengan makanan ternak komersiil yangterkontaminas
2) Pengendalian
a. Hewan-hewan yang menderita Anthrax harus diasingkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat kontak dengan hewan-hewan lain. Pengasingan tersebut sedapat mungkin dikandang atau ditempat di mana hewan tersebut didapati sakit. Di dekat tempat itu digali lubang sedalam 2-2 ¾Âmeter, untuk menampung sisa makanan dan tinja dari kandang hewan yang sakit.
b. Setelah penderita mati, sembuh atau setelah lubang itu terisi sampai 60 cm, lubang itu dipenuhi dengan tanah yang segar.
c. Dilarang menyembelih hewan-hewan yang sakit, terutama pada hewan yang dicurigai terkena Anthrax.
d. Hewan-hewan tersangka tidak boleh meninggalkan halaman di mana ia berdiam sedangkan hewan-hewan yang lain tidak boleh dibawa ke tempat itu.
e. ika diantara hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang sakit tersebut diasingkan menurut cara seperti ditentukan di dalam a.
f. Jika diantara hewan-hewan yang tersangka dalam waktu 14 hari tidak ada yang sakit, hewan-hewan tersebut dibebaskan kembali.
g. Di pintu-pintu yang menuju halaman, dimana hewan-hewan yang sakit atau tersangka sakit diasingkan dipasang papan bertuliskan űenyakit Hewan Menular Anthrax¡¦disertai nama penyakit yang dimengerti daerah itu.
h. Bangkai hewan yang mati karena Anthrax harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam.
i. Setelah penderita mati atau sembuh kandang dan semua perlengkapan yang tercemar harus dihapus hamakan.
j. Kandang dari bambu atau alang-alang dan semua alat-alat yang tidak dapat didesinfeksi, harus dibakar.
k. Dalam suatu daerah, penyakit dianggap telah berlalu setelah lewat masa 14 hari sejak matinya atau sembuhnya penderita terakhir.
l. Hewan yang mati karena Anthrax dicegah agar tidak dimakan oleh hewan pemakan bangkai.
m. Tindakan sanitasi umum terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita penyakit dan untuk mencegah perluasan penyakit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sifat kimia dan fisik telur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...
-
H owned lamb fattening Bunyamin always interested consumers. The key, sheep should look healthy and clean. Cimande village, Bogor regency...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar