Jumat, 30 Maret 2012

Dosen Nikahi Gelandangan


Jodoh memang sulit untuk ditebak. Siapa sangka seorang Dosen Joanne St Clair yang bosan dengan hidupnya, justru menikah dengan sosok yang tidak disangka.

Rasa bosan dan merasa ada sesuatu hal yang hilang yang dialami Joanne itu, membuatnya memutuskan untuk melakukan perubahan hidup, yakni berlibur ke Los Angeles (LA). Di sanalah keajaiban datang.

Joanne bertemu dengan Daniel Orlick, yang tidak lain adalah mantan kekasihnya yang sudah lama tidak bertemu. Namun, saat pertemuan "pertamanya", nasib kedua insan tersebut jauh berbeda.

Wanita 37 tahun itu adalah wanita yang memiliki kehidupan mapan dan karier yang baik. Joanne memiliki rumah dan mobil pribadi. Dia adalah seorang dosen, yang kemudian ditinggalkannya sebelum memutuskan pergi ke LA. Sementara Daniel hanyalah seorang gelandangan yang kesehariannya berusaha mengais rezeki dengan mengamen.


Daniel mengaku kepada Joanne, kehidupannya begitu nelangsa lantaran dia terobsesi menjadi penyanyi terkenal. Daniel tidak berminat untuk mencari pekerjaan selain menjadi pencipta lagu dan penyanyi.

Setelah hari kedua, mereka bertemu di sebuah Motel Venice Beach. Kedunya terlibat dalam sebuah percakapan yang sangat akrab dan hangat.

Setelah hari kelima mereka sadar, bahwa di antara mereka menemukan kecocokan dan bisa mengisi kekosongan relung hati. Daniel pun langsung mengajak Joanne untuk menikah. "Kamu tahu, kita berdua akan menikah," tuturnya. Tanpa basa-basi, Joanne pun menjawabnya, "Ya saya tahu itu."

Tepat pada hari kesembilan, mereka menikah di LA Courthouse, dengan cincin pernikahan berupa tato permanen dan menghabiskan hari-hari indahnya di motel, tempat biasa mereka bercengkrama.

Sepulangnya ke Inggris, baik keluarga maupun sahabat Joanne kaget bahwa dia telah menikah. Mereka tidak menyangka Joanne menemukan belahan jiwanya seorang tunawisma.

Tapi itulah kekuatan cinta. Sekarang mereka hidup bahagia bersama di Inggris. Keduanya memutuskan untuk mewujudkan impian Daniel dengan membuka label rekaman bersama-sama. Kini Joanne menjadi manajer pribadi sang suami.

"Dengan cara kita bertemu, tidak ada kata seperti 'tidak mungkin' bagi kami," ujar Joanne yakin.

"Itu pertemuan dan kesempatan yang dapat mengubah hidup saya melebihi impian terliar saya. Orang akan selalu meminta Anda untuk melakukan hal yang masuk akal, tapi mendengarkan kata hati mungkin hal yang patut dicoba. Saya melakukan hal itu, dan lihat apa yang terjadi padaku," pungkasnya, seraya memberikan nasehat.
sumber : http://www.osserem.me/2012/02/dosen-nikahi-gelandangan.html

Selasa, 27 Maret 2012

Cerita dari temen saya Bayu Aji Sasongko


MY BEST EXPERIENCE IN MY LIFE

Bercerita tentang pengalaman, setiap orang yang hidup sudah pasti memiliki pengalaman. Pengalaman itu meliputi banyak kisah, baik kisah yang menggembirakan, kisah yang menyedihkan, kisah-kisah kejutan maupun masih banyak kisah-kisah pengalaman lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Dan dari sekian banyak pengalaman tersebut, sudah tentu ada pengalaman yang paling berkesan yang akan selalu dikenang sepanjang hidupnya entah itu pengalaman yang paling menggembirakan ataupun yang paling menyedihkan sepanjang perjalanan hidupnya.
Langsung saja, disini saya akan bercerita tentang salah satu dari sekian banyak pengalaman hidup yang tidak mungkin dapat dilupakan karena kisah ini teramat sangat meniggalkan kenangan kepedihan yang mendalam dan tidak mungkin hilang dari benak pikiran seumur hidup saya.
Pengalaman ini terjadi sekitar hampir dua tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 15 April 2010, ini adalah tragedi yang paling pahit sepanjang hidup. Kronologi kejadiannya bermula ketika saya dan teman saya yang bernama Riyan, malam itu kita akan berangkat untuk belajar agama, tepatnya malam jumat. Sudah menjadi jadwal kita untuk terbiasa belajar agama di setiap malam jumat. Tepatnya jam 18.30 wib kita bersiap berangkat dari rumah Riyan. Tadinya kita akan berangkat dengan menggunakan sepeda motor saya, tapi dikarenakan sepeda motor saya tidak ada bensin, ya sudah, Riyan memutuskan untuk mengendarai sepeda motornya saja. Satu alasan fatal yang tidak kita perhatikan adalah bahwa ternyata lampu sepeda motor Riyan rusak sehingga tidak dapat menyala sebagaimana mestinya. Karena waktu yang mendesak dan kami tidak mempunyai solusi lain, terpaksa sepeda motor Riyan lah yang kami kendarai untuk berangkat belajar agama.
Karena lokasi tempat kami belajar yang cukup jauh, kami bermaksud untuk singgah di salah satu rumah teman kami yang bernama Okky dengan maksud sesampainya disana kami akan meminjam kendaraan Okky. “Namun nasib berkata lain, nasi telah menjadi bubur, apa mau dikata”. Belum sampai kami di rumah Okky kami harus bernasib naas, kami mengalami kecelakaan yang hebat, sebuah mobil truk dengan kecepatan tinggi dengan pengendara yang sedang mabuk menabrak kita dari arah yang berlawanan. Sungguh tragedi yang paling menggenaskan saya harus merelakan kepergian teman saya Riyan, ia tewas seketika dalam tragedi kecelakaan tersebut, sedangkan saya harus dirawat di rumah sakit selama hampir dua bulan karena cidera berat yang juga hampir merenggut nyawa saya.
Demikian pengalaman hidup yang paling menyedihkan yang pernah saya alami, berharap jangan pernah terulang kembali, cukup pelajaran hidup yang dapat saya ambil “adalah bahwa jangan pernah menyepelekan kesalahan kecil, karena itu akan menjadi musibah besar dalam hidup kita”. Selalu menjadi orang yang berhati-hati dalam segala tindakan.
Ini ceritaku : Semoga Bermanfaat’................

Nissan GT-R Hulk

Inggris – Dunia modifikasi mesin tak jauh dari nama Nissan GT-R. Maklum, dengan julukan Godzilla tuner-tuner dunia getol membangun mobil kencang dengan basis GT-R. Diantaranya, GT-R tuner asal Inggris, Severnvalley Motorsport yang satu ini.

Bahkan Severnvalley Motorsport mengklaim Nissan GT-R korekannya sebagai yang terkencang di dunia. Mobil berjuluk ‘Hulk’ ini menawarkan modifikasi berat di sektor mesin yang membuatnya mampu digeber hingga 351 km/jam dalam jarak sekitar 1 mil.

Hebatnya lagi, data yang direkam oleh piranti Racelogic Vbox ini masih menggunakan ban versi jalan raya dan kondisi trek basah. Hasilnya bisa lebih baik jika coupe berkelir hijau ini mengaplikasi ban slick dan trek kering.

Pun demikian, Hulk juga diyakini lebih kencang sedetik dari Bugatti Veyron Supersport saat akselerasi dari 177-210 km/jam.

Hasil tersebut tak lepas dari modifikasi mesin V6 twin-turbo yang volumenya didongkrak dari 3.8 liter menjadi 4.2 liter. Kemudian piranti turbo mengaplikasi milik Garrett yang berukuran lebih besar, sistem pembuangan custom, hi-flow injector, air intake dan inlet manifold baru. Serta tentu saja, ECU dengan pemetaan baru.

Mau tahu tenaganya? Cukup 1.250 dk saja. Angka tersebut naik lebih dari 2 kali lipat tenaga standarnya yang hanya 545 dk. (mobil.otomotifnet.com)


Spesifikasi Nissan GT-R Hulk:

Mesin

SVM HULK Spec Forged Blueprinted Unit 4.2L
92.4 Billet Greddy Crankshaft assembly & boost logic Crank damper/ rotating mass dynamically balanced
98mm Darton modular Integrated deck system (wet liners)
SVM specification longer Carrillo connecting rods
SVM Custom CP Comp Pistons & Higher Quality wrist pins & ARP bolts
ARP L19 Head Extra high Strength Bolts
Ferrera Valve Package with larger inlet and exhaust valves and titanium retainers
Tomie 280 Profile cams with 11.3 lift
CNC 5 angled valve pockets and CNC Balanced Porting
Ported and Matched Inlet Manifolds
GTC Billet winged engine sump
HKS 45ml colder spark plugs
Okada plasma Direct coil packs

Induksi

Large Greddy Throttle housings
Greddy modified steel manifolds/modified with v bands couplings & SVM support system
GTX GT35 Garrett Turbo Chargers with ball bearing core assemblies & V Band Fitment
Tial 44mm external waste gates V Band Fitment
Custom 80mm down pipes Zercoated
80mm hard pipe kit with SVM Green pipe couplers and murray hose clamps
80mm MAF pies with HPX MAF sensors
HKS Blow off Valves
GTC 102mm Titanium Exhaust system with 102mm GTC Y pipe fully resonated
KN High flow air filter system with ram pipes & 90mm intakes

Transmisi

Albins Gear set kit
GTC 14 plate clutch system
Upgraded 4wd Gearlock system
SVM gearbox cooler kit with additional fan and thermal control/motul pump and braided lines
GTC Billet gearbox high capacity oil pan
SVM synthetic 13 liter duel clutch oil
Shell helix racing oils

Sasis

KW coil overs Variant 3
KW club sport suspension with alloy top mountings
Eibach billet spacer pack with titanium wheel nuts
Eibach front and rear "hollow" light weight anti roll bars
GTC rose jointed top arms
400mm Top Secret Big Brake conversion front and rear
Pelek 22 inci

Sabtu, 24 Maret 2012

Myasis by adrin ma'ruf


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  Serangga dalam hidupnya sebagai parasit, dapat pula menimbulkan penyakit pada hospes yang dihinggapinya. Penyakit ini disebabkan karena kehadiran serangga dewasa atau larva yang menimbulkan iritasi atau kerusakan pada hospes dimana parasit ini hidup. Pada paper ini akan dibahas mengenai penyakit Myasis yang disebabkan oleh lalat Chrysomya bezziana.   
                  Myasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi larva lalat kedalam suatu  jaringan hidup manusia dan hewan. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara dengan masyarakat golongan sosial ekonomi kelas rendah. Diantara lalat penyebab myasis di dunia, Chrysomya bezziana mempunyai nilai medis yang penting karena bersifat obligatif parasit. Infestasi myasis pada jaringan akan mengakibatkan berbagai gejala tergantung pada lokasi yang dikenai. Larva yang menyebabkan myasis dapat hidup sebagai parasit di kulit, jaringan subkutan, soft tissue, mulut, traktus gastrointestinal, system urogenital, hidung, telinga dan mata. Higiene yang buruk dan bekerja pada daerah yang terkontaminasi, melatarbelakangi infestasi parasit ini. Manifestasi klinik termasuk pruritus, nyeri, inflamasi, demam, eosinofilia dan infeksi sekunder. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian.

1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah :
1.      Untuk mengetahui etiologi dari Chrysomia benziana.
2.      Untuk mengetahui hewan yang rentan terinfeksi myasis.
3.      Untuk mengetahui cara penularan myasis.
4.      Untuk mengetahui patogenesis dan gejala klinis dari myasis.
5.      Untuk mengetahui patologi anatomi myasis.
6.      Untuk mengetahui histopatologi myasis.
7.      Untuk mengetahui cara diagnosa dari myasis.
8.      Untuk mengetahui cara penanganan penyakit myasis.
1.3  Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang di dapat dari penulisan paper ini adalah :
1.      Mengetahui etiologi dari Chrysomia benziana.
2.      Mengetahui hewan yang rentan terinfeksi myasis.
3.      Mengetahui cara penularan myasis.
4.      Mengetahui patogenesis dan gejala klinis dari myasis.
5.      Mengetahui patologi anatomi myasis.
6.      Mengetahui histopatologi myasis.
7.      Mengetahui cara diagnosa dari myasis.
8.      Mengetahui cara penanganan penyakit myasis.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etiologi
            Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan yang masih hidup, disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Kejadian Myiasis di Indonesia teridentifikasi disebabkan oleh larva lalat : Chrysomia benziana, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora, Musca dan Sarcophaga. Genus Chrysomia yang memegang peranan penting dalam kasus myasis yaitu Chrysomia megacephala dan Chrysomia bezziana.
a)      Berdasarkan sifatnya maka larva tersebut dibedakan menjadi :
ü  Fakultatif Parasit yaitu larva secara normal hidup bebas dan mampu berkembang pada bahan bahan   organik yang busuk, tetapi larva tersebut dapat dijumpai pada hewan hidup dimana   mampu berkembang dan selanjutnya dapat bertindak sebagai parasit untuk kelangsungan hidupnya. Terdiri dari Blowflies , misalnya :   Larva dari Lucilia, Phormia, Calliphora dan Chrysomyia.
ü  Obligat Parasit  yaitu larva secara normal membutuhkan jaringan induk semangnya sebagai makanan dalam perkembang biakannya terdiri dari: Bot flies, misalnya, Larva dari genus Gasterophilus, Oestrus. Warble flies        misalnya, Larva dari Hipoderma bovis dan H. lineatum. Screw worm    misalnya, Larva dari Callitroga hominivorax, C. macellaria dan Chrysomyia bezziana.
b)      Berdasarkan lokasi dari myasis maka dapat dibedakan menjadi :
ü  Eksternal myasis
Myasis yang terjadi pada organ luar tubuh yang disebabkan karena luka. Myasis ini sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Blowflies serta Screw worm. 
ü  Internal myasis
Myiasis yang terjadi pada organ organ dalam dan rongga rongga lainnya. Sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Bot flies dan Warble flies.
 2.1.1 Morfologi
Klasifikasi
Family          : Calliphoridae
Ordo             : Diphtera
Sub ordo      : Cyclorrapha
Kelas            : Insecta
Genus           : Chrysomya
Spesies         : Chrysomya bezziana
 Lalat C. bezziana berwarna biru metalik, biru keunguan atau biru kehijauan. Kepala lalat ini berwarna oranye dengan mata berwarna merah gelap .Perbedaan antara lalat betina dan jantan terletak pada matanya. Lalat betina memiliki celah yang memisahkan mata kanan dan kiri lebih lebar dibandingkan lalat jantan.
          Ukuran lalat ini bervariasi tergantung pada ukuran larvanya. Panjang tubuhnya rata-rata 10 mm dengan lebar kepala berkisar rata-rata 4,1 mm. Tidak ada tanda-tanda makroskopik yang khas untuk dapat mengenalinya dengan kasat mata sehingga identifikasi hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopik.
          Telur chrysomya bezziana berwarna putih transparan dengan panjang 1,25 mm dan berdiameter 0,26 mm, berbentuk silindris serta tumpul pada kedua ujungnya. Larva C. beziiana terbagi menjadi tiga instar, yaitu L1, L2, dan L3. Larva ini mempunyai 12 segmen, yaitu satu segmen kepala, tiga segmen torak, dan delapan segmen abdominal. Ketiga instar tersebut dapat di bedakan dari panjang tubuh dan warnanya. Panjang L1 adalah 1,6 mm dengan diameter 0,25 mm dan berwarna putih, sedangkan L2 mempunyai panjang 3,5-5,5 mm dengan diameter 0,5-0,75 mm dan berwarna putih samapi krem. Adapun panjang L3 mencapai 6,1-15,7 mm dengan diameter 1,1-3,6 mm. L3 muda berwrna krem namun jika telah dewasa berwarna merah muda.
          Tubuh larva dilengkapi bentukan duri dengan arah condong ke belakang. Spirakel anterior mempunyai empat sampai enam papilla sedangkan spirakel posterior dilengkapi tiga celah dengan peritreme yang kuat dan berwarna kehitaman. Saat akan menjadi pupa, L3 berubah warna menjadi coklat hingga hitam dengan panjang rata-rata 10,1 mm yang berdiameter 3,6 mm           
2.1.2 Siklus Hidup
         Siklus hidup dari C. bezziana berkisar antara 9-15 hari dan lalat betina bertelur sekitar 150-200 telur sekaligus. Telur diletakkan di luka dan selaput lendir dari hewan hidup dan akan menetas setelah 24 jam pada suhu 30°C. Setelah 12-18 jam dari waktu penetasan telur, larva stadium 1 muncul dari dalam telur dan bergerak dipermukaan luka atau pada jaringan yang basah. Larva ini berubah menjadi larva stadium II setelah 30 jam dan larva stadium III setelah 4 hari. Larva stadium II dan III menembus jaringan hidup dari host dan hidup dari jaringannya. Pada saat makan hanya kait-kait posterior  yang tampak. Larva stadium III meninggalkan luka setelah makan dan berubah menjadi pupa dan kemudian lalat dewasa. Larva akan membentuk pupa dalam waktu 24 jam pada suhu 28°C


         Penetasan lalat dari pupa sangat tergantung dari lingkungan. Pupa akan menetas menjadi lalat dalam seminggu pada suhu 25°C-30°C, sedangkan pada temperatur yang lebih rendah akan lebih lama bahkan sampai berbulan-bulan. Lalat jantan dan betina mempunyai daya tahan hidup yang relatif sama yaitu 15 hari dalam kondisi laboratorium, hingga empat puluh hari.

  
2.2 Hewan Rentan
            Myasis biasanya menyerang hewan ternak (sapi, kuda, kerbau, kambing, dan babi) dan juga hewan kesayangan (anjing dan kucing). Kejadian myasis pada ternak dan hewan kesayangan  dapat diawali karena gigitan lalat Tabanidae, akibat infestasi Sarcoptes scabiei, cacing Strongyloides sp, kejadian pascapartus, luka umbilicus, luka traumatika karena perkelahian , tergores duri atau benda lain.  NORVAL (1978) melaporkan kematian tiga ratus ribu ternak terserang myasis akibat terganggunya program control caplak di Zimbabwe sepanjang tahun 1973-1978. Kejadian myasis di Indonesia pertama kali ditemukan pada kuku sapi  dan kuda yang terinfeksi larva lalat C. bezziana di daerah minahasa. Beberapa kasus myasis yang terjadi pada hewan di Indonesia disebabkan oleh infestasi larva C. bezziana atau bercampur dengan Sarcophaga sp. Sulawesi, Sumba Timur, Pulau Lombok, Sumbawa, Papua dan Jawa telah dilaporkan sebagai daerah endemik myasis. Umumnya, kasus myasis cukup tinggi menjelang hingga musim hujan, yaitu pada bulan Agustus sampai April, sedangkan kasus terendah terjadi pada bulan Mei sampai Juli.
         
                 Sebagai faktor predisposisi (pendukung) utama terjadinya Myiasis adalah harus didahului dengan adanya luka. (luka traumatik, gigitan caplak, tembak, operasi, gigitan hewan lain dan sebab lainnya). Lalat betina dewasa akan bertelur disekitar luka, jika telur sudah menetas maka larva akan bergerak dan masuk kedalam luka serta memakan sel-sel jaringan, kemudian jatuh membentuk kokon dan didalamnya berkembang menjadi pupa dan akhirnya keluar lalat dewasa.
2.4 Patogenesis dan Gejala Klinis
          Setelah telur lalat menetas, larva akan masuk kedalam luka dengan kait pada mulut dan sekresi enzyme proteolitik maka larva akan bisa memakan sel-sel jaringan, serta membuat terowongan didalam jaringan sehingga akan memperparah kerusakan. Selain itu karena ada luka terbuka kemungkinan besar akan terjadi infeksi sekunder oleh kuman pyogenes (Sarcophaga sp, Chrysomya megachepalla, Musca sp).

          Gejala klinis yang teramati mula-mula terlihat luka kecil yang didalamnya terlihat ada larva lalat, lama-kelamaan karena diperparah oleh infeksi sekunder  menyebabkan terjadinya pembusukan dan pembentukan nanah sehingga akhirnya terjadi borok yang mengeluarkan cairan dan berbau busuk. Gejala klinis lainnya sesuai dengan kelainan fungsi dari bagian tubuh yang terkena myiasis (misalnya jika terjadi myiasis pada kaki gejalanya pincang, jika terjadi pada daerah kepala  berjalan dengan kepala miring dsb) serta diikuti oleh gejala umum lainnya seperti hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, suka bersembunyi menghindari lalat. Selain itu gejala klinis lainnya yaitu berupa radang, anemia, tidak tenang sehingga mengakibatkan ternak mengalami penurunan bobot badan dan produksi susu, kerusakan jaringan, infertilitas, hipereosinofilia serta peningkatan suhu tubuh.
2.5 Patologi Anatomi
          Keadaan patologi anatomi yang dapat dilihat untuk mengidentifikasi penyakit myasis adalah dengan melihat luka pada hewan yang di dalam luka tersebut terdapat larva dari C. bezziana.

2.6 Diagnosa
                   Sangat mudah dengan memeriksa luka yang didalamnya ditemukan larva lalat C. bezziana. Umumnya, larva C. bezziana  ditemukan pada kondisi infestasi primer, namun jika telah terjadi lama maka akan dijumpai larva lalat lain seperti Sarcophaga sp, C. Megachepala, atau M. domestica. Identifikasi larva lalat dilakukan dibawah mikroskop stereo untuk melihat spirakel anterior dan posterior serta bentuk spina (duri) yang khas pada masing-masing spesies larva lalat.

2.7 Penanganan dan Pengobatan
            Myiasis mempunyai tingkat morbiditas tinggi dan mortalitas rendah. Myiasis dapat bersifat fatal bila tidak dilakukan pengobatan dengan segera, bila terjadi dalam waktu yang lama akan menyerang organ vital, dan apabila terjadi infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, pemilik hewan tidak menyadari bahwa hewan kesayangannya terserang myiasis terutama pada hewan-hewan berbulu panjang.
            Cara pencegahan dari penyakit Myasis ini adalah  diusahakan tidak terjadi kelukaan yang nantinya akan menjadi tempat berkembangnya larva lalat dan tindakan penurunan populasi lalat. Kasus myasis banyak terjadi pada daerah-daerah endemik myasis. Kondisi ini berkaitan erat dengan jumlah populasi lalat penyebab myasis serta ekologi daerah tersebut. Daerah yang memiliki pepohonan, semak-semak dan sungai merupakan tempat ideal untuk kelangsungan hidup lalat-lalat penyebab myasis. Pengendalian populasi lalat C. bezziana tidak mungkin diarahkan dengan melakukan penebangan hutan atau pembakaran semak-semak karena akan mengganggu ekosistem lainnya. Sejauh ini, berbagai upaya pengendalian dan pemberantasan C. bezziana telah banyak dilakukan. Efektifitas pengendalian lalat dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi jumlah populasi lalat dewasa, terutama ketika populasi lalat ini mengalami peningkatan di alam. Salah satu metode yang dilakukan adalah Screworm Adult Suppresion System (SWASS) yaitu mengkombinasikan penggunaan umpan (bait), perangsang pakan (feeding stimulant) yang terdiri dari campuran tepung darah, gula, dan bongkol jagung dan insektisida yang dibentuk menjadi pelet kemudian disebar dengan pesawat. Metode lainnya disebut dengan bait station yaitu penggunaan elemen yang sama dengan SWASS dalam suatu alat permanen kemudian diletakkan di atas tanah. Kedua metode diatas menggunakan campuran pemikat sintetik swormlure (SL2) dengan insektisida dichlorovos. SWASS dilaporkan cukup berhasil untuk mengurangi populasi lalat dan menurunkan jumlah kasus myasis di USA dan Mexico. Kelemahan metode ini adalah kurang efektif untuk daerah yang lembab, daerah yang banyak mempunyai saluran air dan hanya bertahan 3-5 hari mengembangkan suatu metode untuk menguji daya pikat C. bezziana baik pada kondisi laboratorium maupun semi lapang. Secara tradisional pemikat yang digunakan untuk memonitor populasi lalat adalah gerusan hati sapi. Gerusan hati sapi dicampurkan dengan senyawa kimia (volatil) untuk menarik perhatian lalat sehingga dapat dikendalikan. Keuntungannya adalah komposisi bahan kimia yang dibutuhkan lebih sedikit dan hemat.
Pengobatan terhadap penyakit myasis dapat dilakukan dengan cara antara lain :
ü  Bersihkan luka dengan antiseptik yang ada
ü  Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon, Ivermectin)
ü  Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang
ü  Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik (penicilin 20.000 IU/Kg bb) dan sulfanilamida serbuk.
ü  Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan karena mengandung vitamin A dan D yang bagus untuk regenerasi kulit.
ü  Pengobatan myiasis yang dilakukan di lapangan di Sumba Timur menggunakan karbamat dan Echon. Kedua preparat ini cukup berbahaya karena merupakan insektisida sistemik sehingga banyak dilaporkan adanya keracunan pada ternak pascapengobatan
ü  Disamping itu, digunakan juga obat-obat tradisional yaitu tembakau, batu baterai yang dicampur dengan oli, selanjutnya dioleskan pada luka. Pengobatan dengan cara ini ditujukan untuk mengeluarkan larva dari luka tetapi berakibat iritasi pada kuhit
ü  Campuran dari 50 g yodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee° yang selanjutnya ditambah air hingga satu liter . Ramuan ini langsung disemprotkan pada luka yang mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil . pengobatan ini dilakukan 2x seminggu
ü  Beberapa insektisida botanis dari biji srikaya dan mindi, minyak atsiri, seperti minyak atsiri nilam dan akar wangi j uga telah dicoba secara in vitro sebagai insektisida botanis dan terbukti mampu mematikan larva C. bezziana
ü  pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk dijadikan bioinsektisida

  

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Myasis (belatung) merupakan infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup hewan berdarah panas. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara tropis dan sering menyerang hewan ternak dan juga hewan kesayangan. Lalat Chrysomya bezziana merupakan salah satu vector penyebab penyakit myasis dikarenakan mempunyai nilai medis yang penting dan bersifat obligat parasit dan menimbulkan kerugian ekonomis. Kasus myasis pada hewan sering terjadi akibat pasca partus (myasis vulva) yang diikuti oleh pemotongan tali pusar anaknya (myasis umbilikus) atau akibat luka traumatika. Gejala klinis myasis sangat bervariasi yaitu  hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, suka bersembunyi menghindari lalat.  Kondisi ini diperparah dengan adanya infeksi sekunder. Cara pencegahan dari myasis adalah dengan menghindari terjadinya kelukaan pada hewan dan menurunkan angka populasi lalat penyebab myasis serta pengobatannya dengan memberikan antibiotik, antiseptik, dan minyak ikan.








DAFTAR PUSTAKA
yudhiestar.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
meeevet.blogspot.com/2012/03/myasis-pada-anjing.html
peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/lkzo05-39.pdf
micymicy.blogspot.com/2011/08/myiasis.html
 www.scribd.com/doc/54037496/BAB-I-C-bezziana
sonyapalingbisa.wordpress.com/2010/12/14/myasis/
ariputuamijaya.wordpress.com/2011/12/10/myiasis
dayuntarivetmed.lecture.ub.ac.id/2012/01/myiasis/



Rabu, 21 Maret 2012

Tomcat

Simak baik-baik ciri-ciri penyakit tomcat beserta cara mengatasinya berikut ini:


 Ciri-ciri kulit yang terkena gigitan Tomcat:

 1. Timbul warna kemerah-merahan pada kulit 
 2. Kulit akan terasa gatal
 3. Terjadi iritasi atau peradangan pada kulit
 4. Kulit akan tampak melepuh akibat adanya iritasi
 5. Apabila parah, maka akan timbul nanah pada kulit


 Untuk mengatasinya, kita juga telah menyiapkan caranya:

 1. Hindari kontak langsung dengan hewan ini. Kontak langsung dengan hewan ini sama saja dengan menempelkan kulit pada racun. Biasanya kulit akan terasa panas disusul dengan munculnya bintik-bintik gatal, berair dan juga bekas hitam di kulit. Bila kamu ingin menyingkirkannya, gunakan kertas atau meniupnya, jangan langsung memegangnya dengan tangan.

 2. Bilas dengan air mengalir dan sabun jike bersentuhan Segera letakkan kulit yang kontak dengan tomcat di bawah kran air dan cuci bersih menggunakan sabun. Jika terasa seperti luka bakar, segera kompres kulit dengan antiseptik dingin dan pastikan serangga tomcat sudah tidak ada lagi.

 3. Pasang kasa nyamuk dan juga tutup jendela dan pintu Untuk mencegah masuknya kumbang ini, pastikan tidak ada celah baginya. Apalagi jika daerah kamu memiliki riwayat wabah tomcat. 

4. Jangan menggosok kulit atau mata jika bersentuhan dengan tomcat Racun yang ada pada kulitnya bisa menginfeksi daerah lain yang kamu sentuh. Cuci bersih tangan kamu sebelum menyentuh bagian tubuh yang lain.

 5. Pastikan kebersihan lingkungan rumah Buang tanaman yang tidak terawat dan pastikan kebersihan taman kamu sehingga hewan ini tidak akan bersarang di sana.


Inilah cara-cara yang ampuh untuk menanggulangi penyakit tomcat. Mencegah lebih baik dari pada mengobati oleh karena itu pastikan rumah kamu bersih dan nyaman sehingga kamu terganggu dari gangguan tomcat. Meskipun serangga ini berguna bagi petani, kita juga harus tetap waspada.

Skate pic


















Lady gaga pic













 

Minggu, 18 Maret 2012

Cekaman sosial ternak


Tugas
MK. Ilmu Tingkah Laku Ternak

Pengaruh Lingkungan terhadap fisiologi ternak





Oleh :
Zaenal Abidin
(1007105050)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan lancar. Penulisan paper ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Mata kuliah Ilmu tingkah laku ternak.
          Penulis harap, dengan membaca paper ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai pengaruh lingkungan terhadap fisilogis ternak. Memang paper ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
                                                            


Denpasar,  7 Maret 2012

                                                                                           


                                                                                                                   Penulis



BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Faktor lingkungan yang berpengaruh langsung pada kehidupan ternak adalah iklim. Iklim merupakan faktor yang menentukan ciri khas dari seekor ternak. Ternak yang hidup di daerah yang beriklim tropis berbeda dengan ternak yang hidup di daerah subtropis. Namun hal tersebut dapat diatasi misalnya di beberapa negara tropis, Air Condition (AC) digunakan dalam beternak untuk mengendalikan atau menyesuaikan suhu di lingkungan sekitar ternak yang berasal dari daerah subtropis, sehingga ternak tersebut dapat berproduksi dengan normal.

1.2     Maksud dan Tujuan
Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk membahas lebih lanjut tentang iklim yang merupakan hal terpenting dalam penentuan kerja status fisiologi dari ternak terutama pada produktivitasnya.


1.3     Manfaat
Manfaat dari penyusunan paper ini adalah pembaca dapat memahami pengaruh iklim dan unsur-unsur lain seperti suhu dan kelembaban yang dapat mempengaruhi fisiologis ternak.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Iklim


Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap ternak juga berpengaruh tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap faktor lingkungan yang lain. Selain itu berbeda dengan faktor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang efisien, manusia harus “menyesuaikan“ dengan iklim setempat. Penerapan ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang dihasilkannya produksi secara optimal. Salah satu unsur penentu iklim adalah suhu lingkungan. Bagi sapi potong yang mempunyai suhu tubuh optimum 38.33°C, suhu lingkungan 25°C dapat menyebabkan peningkatan rata pernafasan, suhu rektal dan pengeluaran keringat, yang semuanya merupakan manifestasi tubuh untuk mempertahankan diri dari cekaman panas. Semakin banyak jumlah keringat yang dikeluarkan, hewan makin tidak tahan terhadap cekaman panas. Dan juga ketika Suhu dan kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh, respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak rendah


2.2   Temperatur Lingkungan
Lingkungan dapat diklasifikasikan dalam dua komponen, yaitu :
(1)   Abiotik  : semua faktor fisik dan kimia
(2)   Biotik : semua interaksi di antara (perwujudan) makanan, air, predasi, penyakit serta interaksi sosial dan seksual.

Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam menyebabkan stres fisiologis (Yousefdalam Sientje, 2003).Komponen lingkungan abiotik utama yang pengaruhnya nyata terhadap ternak adalah temperatur, kelembaban (Yousef ; Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientje, 2003), curah hujan, angin dan radiasi matahari (Yousef ; Cole and Brander dalam Sientje, 2003).
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius (Yousef dalam Sientje, 2003)Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkungan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC (Chantalakhana dan Skunmun, dalam Sientje, 2003) atau Temperature Humidity Index (THI) < 72 (Davidson, et al. dalam Sientje, 2003).
Setiap hewan mempunyai kisaran temperatur lingkungan yang paling sesuai yang disebut Comfort Zone. Temperatur lingkungan yang paling sesuai bagi kehidupan ternak di daerah tropik adalah 10°C-27°C (50°F-80°F). Sedangkan keadaan lingkungan yang ideal untuk ternak di daerah sub tropis (sapi perah) adalah pada temperatur antara 30°F-60°F dan dengan kelembaban rendah. Selain itu, sapi FH maupun PFH memerlukan persyaratan iklim dengan ketinggian tempat ± 1000 m dari permukaan laut, suhu berkisar antara 15°- 21°C dan kelembaban udaranya diatas 55 persen. Kenaikan temperatur udara di atas 60°F relatif mempunyai sedikit efek terhadap produksi.


2.3   Fisiologis Ternak
Fisiologis ternak meliputi suhu tubuh, respirasi dan denyut jantung. Suhu tubuh hewan homeotermi merupakan hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan dikeluarkan oleh tubuh. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak sejenis dapat bervariasi karena adanya perbedaan umur, jenis kelamin, iklim, panjang hari, suhu lingkungan, aktivitas, pakan, aktivitas pencernaan dan jumlah air yang diminum. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh terendah. Variasi normal suhu tubuh akan berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah bekerja sempurna dan hewan telah dewasa. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran suhu tubuh adalah dengan melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat pengukuran terbaik dan dapat mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga dapat disebut sebagai suhu tubuh. Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi. Frekuensi denyut nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran darah dengan jalan peningkatan denyut nadi. Bila terjadi cekaman panas akibat temperatur lingkungan yang tinggi maka frekuensi pulsus ternak akan meningkat, hal ini berhubungan dengan peningkatan frekuensi respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga memepercepat pemompaan darah ke permukaan tubuh dan selanjutnya akan terjadi pelepasan panas tubuh. Frekuensi Pulsus sapi dalam keadaan normal adalah 54-84 kali per menit atau 40-60 kali per menit dan sapi muda 80-90 kali per menit.

2.4    Stres
Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan (Yousef dalam Sientje, 2003). Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau ketika toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah (Curtis dalam Sientje, 2003). Stres panas terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper critical temperature). Pada kondisi ini, toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah atau menurun, sehingga ternak mengalami cekaman (Yousef dalam Sientje, 2003). Stres panas ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi perah termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi susu dan komposisi susu (Mc Dowell dalam Sientje, 2003). Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan (MC Dowell dalam Sientje, 2003).Stres panas kronik juga menyebabkan penurunan konsentrasi growth hormone dan glukokortikoid. Pengurangan konsentrasi hormon ini, berhubungan dengan pengurangan laju metabolik selama stres panas. Selain itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin meningkat dan diduga meningkatkan metabolisme air dan elektrolit. Hal ini akan mempengaruhi hormon aldosteron yang berhubungan dengan metabolisme elektrolit tersebut. Pada ternak yang menderita stres panas, kalium yang disekresikan melalui keringat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi aldosteron (Anderson dalam Sientje, 2003).

2.5   STRATEGI PENGURANGAN STRES PANAS
Stres panas harus ditangani dengan serius, agar tidak memberikan pengaruh negatif yang lebih besar. Beberapa strategi yang digunakan untuk mengurangi stres panas dan telah memberikan hasil positif adalah :
1.  Perbaikan sumber pakan/ransum, dalam hal ini keseimbangan energi, protein, mineral dan vitamin
2.   Perbaikan genetik untuk mendapatkan breed yang tahan panas
3.   Perbaikan konstruksi kandang, pemberian naungan pohon dan mengkontinyu kan suplai air
4.   Penggunaan naungan, penyemprotan air dan penggunaan kipas angin serta kombinasinya






BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari materi yang dibahas diatas adalah: (1)Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak; (2) Penerapan ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang dihasilkannya produksi secara optimal; (3) Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun; (4) Frekuensi pernapasan berpengaruh kepada lingkungan, apabila suhu dan kelembaban naik maka frekuensi respirasi dan denyut jantung akan meningkat; (5) Daya tahan terhadap panas dapat dihitung dengan melihat jumlah keringat yang diekskresikan oleh hewan atau ternak.





Daftar Pustaka

       Reksohadiprojo, S. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE, Yogyakarta.
        Sientje. 2003. Stres Panas Pada Sapi Perah Laktasi. IPB, Bogor
        Soedomo Reksohadiprojo. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE, Yogyakarta.
       Umar Ar., dkk. 1991. Pengaruh Frekuensi Penyiraman/memandikan terhadap status faali Sapi Perah yang dipelihara di Bertais Kabupaten Lombok Barat. UNRAM University Press, Mataram.
       Widoretno, Dyah Kusumo Utari., 1983. Cara Pengukuran Ekskresi Keringan untuk Mengetahui Daya Tahan Panas Sapi Potong. UNPAD University Press, Bandung.

        http://www.ojimori.com/2011/06/05/pengaruh-lingkungan-terhadap-tingkah-laku-ternak/

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...