Pupuk Alami
Tanaman
seperti halnya mahluk hidup memerlukan makanan/hara untuk hidup dan berkembang
biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan mineral yang ada di
dalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah organik, bakteri penambat
nitrogen, endapan melalui udara, dll. Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah
diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesa tumbuhan/tanaman
Ketersediaan makanan tumbuhan dipengaruhi oleh kesuburan
tanah. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan hara dalam jumlah
cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan. Definisi ini seringkali
dipahami terlalu sempit dengan hanya mempertimbangkan sifat kimia/kesuburan
tanah yang hanya menyangkut jumlah dan ketersediaan unsur hara yang dikandung
tanah. Konsep kesuburan tanah sebenarnya jauh lebih luas. Aspek keseuburan
adalah sifat fisik tanah, kerapatan lindak tanah, kedalam perakaran, struktur
dan porositas tanah/kerenggangan tanah/kemampuan meresapkan air.
Untuk mendapatkan kesuburan tanah diperlukan penambahan
bahan-bahan yang mengandung unsur hara. Unsur hara organik dapat diperoleh dari
sisa hasil panen, bahan yang berasal dari luar usaha, bisa juga berasal dari
tanaman kacang-kacangan, dll. Salah satu langkah untuk mengmbalikan kesuburan
tanah Usaha pertanian organik seringkali dilakukan dengan mengembalikan sisa
hasil panen ke sawah, namun daur limbah
pertanaman ini tidak cukup untuk menggantikan keseluruhan unsur hara yang
hilang. Perbaikan kesuburan tanah dapat diusahakan dengan membuat pupuk organik
sendiri.
Pupuk organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari
bahan organik seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik. Bahan-bahan yang
dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya: jerami, tanaman perdu, tanaman
legum, sekam, bekas gergajian kayu, dll. Pupuk organik menjadi bahan untuk
perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami. Pemberian pupuk organik pada
tanah akan memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu mengikat air
lebih banyak.
Pupuk organik memiliki ciri-ciri umum memiliki kandungan
hara rendah, namun kandungan hara
bervaraiasi tergantung bahan yang digunakan; ketersediaan unsur hara lambat,
hara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, memerlukan perobakan atau
dikomposisi baru dapat terserap oleh tanaman; jumlah hara tersedia dalam jumlah
yang terbatas.
Pengaruh pupuk organik
Meski memiliki kelemahan pupuk organik mempunyai banyak
kelebihan dan keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur
sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman.
Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan pengikatan
antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air. Selain
memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah,
yaitu dengan membantu proses pelapukan
bahan mineral. Bahan organik juga memberikan makanan bagi kehidupan
mikrobia dalam tanah. Bahan organik dalam tanah mempengaruhi jumlah mikrobia
yang ada dalam tanah.
Berbagai jenis pupuk organik
Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui berbagai jenis
pupuk organik. Berbagai jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik
misalnya:
1. Pupuk
hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan
yang mudah membusuk dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam
tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P,
K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil
pertanian. Sisa hasil pertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsur-unsur
yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian.
Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah.
Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses
peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya.
Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat
proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit.
Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu
kesehatan tanaman. Proses
peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman.
a. Tanaman Legum
Pupuk hijau dapat juga ditanam pada waktu sela antar
waktu tanam. Contoh tanaman pupuk hijau adalah tanaman kacang-kacangan. Tanaman
kacang-kacangan biasanya mempunyai bintil akar. Dalam bintil akar tersebut
hidup bakteri yang dapat menambat N2 dari
udara yang diperlukan tanaman. Karena itu, bintil akar dapat disebut sebagai “pabrik”
pupuk nitrogen alami. Contoh tanaman ini adalah: kacang tanah, kedelai, kacang
hijau, dll. Sebagai contoh, tanaman kedelai dapat menambat nitrogen antara
60-168 kg/ha/tahun; kacang tanah 72-142/ha/tahun.
Tanaman legum atau kacang-kacangan mengandung nitrogen
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman non-legum. Daun tanaman legum dapat
digunakan sebagai pupuk hijau atau diproses menjadi kompos. Daun tanaman legum
sebagai pupuk hijau dapat digunakan secara langsung. Selain daunnya dapat
digunakan sebagai pupuk hijau atau bahan kompos tanaman legum juga dapat
mengikat nitrogen dari udara. Bintil-bintil akar dari tanaman legum mempunyai
kandungan nitrogen yang cukup tinggi. Di dalam bintil akar ini hidup bakteri
yang mampu menambat N2 dari udara. Karenanya bintil akar pada
tanaman legum dapat dipandang sebagai “pabrik” nitrogen (kalau pupuk kimia
urea) alami.
Pemanfaatan waktu sela bisa dimanfaatkan untuk menanam
tanaman pupuk hijau. Pemanfaatan waktu sela untuk tanaman pupuk hijau lebih
baik jika mempertimbangkan sfiat tanaman sebagai berikut:
- tanaman lokal,
sehingga murah dan mudah didapat
- cepat
berkembang biak dan mengandung unsur hara tinggi
- mudah tumbuh
- berupa tanaman
semusim dan tidak berkayu serta tumbuh subur
- bisa tumbuh
pada lahan yang ada tanpa persiapan lahan. Ditanam
dengan cara ditugal atau disebar
- tanaman tahan
terhadap naungan atau tahan terhadap kekeringan
- mampu menutup
tanah dengan baik dan bisa melilit/merambat pada batang/tanggul sisa tanaman di
lahan
- mudah
dibenamkan dalam tanah
Dengan kemampuannya menambat nitrogen dari udara tersebut
tanaman legum menjadi sumber unsur hara nitrogen bagi ekosistem tanah.
Keunggulan lainnya adalah mudah terurai di dalam tanah sehingga mempercepat
penyiapan unsur hara bagi tanaman. Conoth legum adalah pupuk hijau lainnya
seperti: orok-orok, lamtoro, turi, dadap, sengon laut, crolataria, gamal,
kacang tunggak, kacang buncis dll.
b. Jerami
Jerami pada tanaman padi banyak sekali mengandung unsur
nitrogen. Jerami padi merupakan sumber pupuk organik yang tersedia langsung di
lahan pertanian. Mengembalikan jerami ke lahan tanaman adalah sama dengan
memberikan pupuk ke dalam tanah. Dalam jerami mengandung banyak sekali unusr
nitrogen karena sepertiga unsur nitrogen yang terserap tanaman padi tertinggal
pada jerami. Ada berbagai macam cara dalam menangani jerami padi. Pertama
jerami langsung ditebarkan ke atas lahan kemudian dibajak sehingga jerami
bercampur dengan tanah. Atau mengolahnya dahulu menjadi kompos. Dalam jerami
setiap 1,5 ton atau setara dengan 1 ton gabah kering mengandung 9 kg nitrogen,
2 kg Pospor, 25 kg Silikat, 6 kg
Calsium, dan 2 kg Magnesium.Penggunaan jerami selain untuk dikembalikan ke
dalam tanah sangat merugikan.
Pembakaran jerami tidak adalah sesuatu yang tidak benar.
Pembakaran jerami menyebabkan hilangnya 93% unsur nitrogen dan kalium sebesar
20%. Jika jerami ditimbun di pinggir sawah menyebabkan proses penguraian
menjadi lambat. Cairan yang dikeluarkan timbunan jerami akan mematikan tanaman
di sekitarnya. Timbunan jerami juga dapat menjadi sarang tikus. Dengan
mengembalikan jerami akan mengembalikan unsur pospor, besi, dan juga sulfur dan
seng.
Cara pengembalian jerami ke lahan adalah dengan
membenamkan pada lahan pertanian satu
bulan menjelang tanam. Hal ini unutk mneghindari proses peruraian jerami
mengganggu pertumbuhan tanaman. Dengan pembenaman jerami ketersediaan unsur
hara dalam tanah akan mneingkat. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi dalam
memproses jerami menjadi pupuk ini.
1. penyebaran
jerami memerlukan tenaga
2. menyulitkan
pengolahan
3. dapat terjadi,
jerami menjadi sarang serangga
Untuk mengatasi tenaga kerja karenanya dapat dilakukan
penyebaran jerami secara langsung ke atas lahan tanaman. Dan mendiamkannya
selama 1 minggu agar jerami menjadi busuk. Tetapi cara ini mengurangi kandungan
unusr hara dalam jerami.
c. Sekam
padi
Sekam padi dapat digunakan untuk memperbaiki struktur
tanah dan menambah unusr hara tanah. Penggunaan sekam padi juga akan
memperbaiki sifat fisik tanah dengan mengurangi kepadatan tanah. Adanya sekam
padi memperluas ketersediaan lengas tanah. Pembenaman sekam secara tidak
langsung juga memperbaiki sifat fisik tanah.
d. Azolla
Azolla merupakan jenis tanaman pakuan yang hidup pada
lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang luas. Seperti tanaman legum,
tanaman azolla mampu mengikat N2 dari
udara. Azolla relatif toleran terhadap kondisi tanah yang asam, sehingga
pengembangan azolla tidak memerlukan perlakukan khusus. Azolla merupakan jenis
tanaman air yang banyak tumbuh di sawah yang tergenang. Azolla dapat
dikembangbiakkan di sebagian petak sawah sebelum ditanami. Karena perkembangan
azolla yang cepat ia dapat segera memenuhi seluruh lahan sawah. Azolla mampu
berkembang mencapai 100 kali dalam waktu 15 s/d 20 hari.
Azolla dapat digunakan dengan membenamkannya secara
langsung ke dalam tanah. Hal ini disebabkan karena azolla mudah terurai atau
terdekomposisi. Bahkan azolla dapat digunakan sesudah masa tanam. Pembenaman
azolla akan meningkatkan bahan organik tanah. 5 ton azolla setara dengan
nitrogen seberat 30 kg. Karenanya kebutuhan nitrogen untuk tanaman padi dapat
digantikan dengan pemanfaatan azolla.
Keunggulan lain dari azolla adalah kemampuannya menekan
pertumbuhan gulma air dan dapat
dibudidayakan bersama dengan tanaman padi. Dengan perkembangannya yang cepat
azolla menekan pertumbuhan gulma sehingga menekan biaya penyiangan tanaman
padi. Namun yang menjadi kendala adalah kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman
azolla. Jika masalah air dapat terpenuhi, maka budidaya tanaman azolla tidak
menjadi masalah. Sebab tanaman azolla perlu genangan air.
2. Pupuk Kompos
Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik
(mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn,
namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air
dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang
ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan
tanah. Pembuatan kompos juga relatif mudah. Unutk membuat kompos perlu
dipertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bahan sebaiknya
berukuran kecil, bebas dari tanaman yang terserang penyakit, akar-akar rumput
jahat seperti: alang-alang, rumput jampang, rumput grinting, rumput yang banyak
biji, bahan akar tanaman yang mengganggu.
b. Bila bahan yang
digunakan sedikit mengandung unsur nitrogen sebaiknya ditambah dengan bahan
yang banyak mengandung nitrogen
c. Tempat
sebaiknya tidak terlalu besar agar memudahkan pembalikan, pengaturan suhu dan
tata udaranya lancar.
e.
Kelembaban udara perlu diatur agar tidak terlalu kering
dan basah
Membuat Kompos
Bahan
a. Jerami
b. Daun-daunan, pelepah pisang, potongan rumput, sisa
hasil pertanian
c. Pupuk kandang: kotoran itik, ayam, sapi,
kambing,
d. Abu dapur
e. Kapur
f. EM-Lestari
Cara Pembuatan
Timbun
bahan-bahan tersebuts ecara berlapis-lapis kecuali EM-lestari
a. Lapisan pertama dalah jerami 15 cm
b. Lapisan kedua pupuk kandang 5 cm
c. Lapisan ketiga bahan organik: pelepah pisang,
potongan rumput, daun-daunan, dll, setinggi 30 cm
d. Lapisan keempat abu dapur/kapur setinggi 2 cm
f. Lapisan kelima pupuk kandang setinggi 5 cm
Setiap
menumpuk satu lapisan kemudian disiram dengan larutan EM-lestari yang sudah
diencerkan. Setiap 1 gelas EM-lestari dicampur dengan satu ember air dan
kemudian disiram-siramkan pada setiap lapisan. Penyiraman hendaknya hati-hati
agar tidak terlalu basah.
Penimbunan
tersebut bisa berulang-ulang sampai setinggi 1 s/d 1,5 meter. Hal ini untuk menjaga agar proses
pengadukan bisa mudah.
Lapisan
paling akhir adalah lapisan tanah yang subur. Setelah itu tutuplah dengan bahan
bukan plastik. Bila kompos terasa panas aduklah agar terjadi proses pengaliran
udara dan pencampuran bahan. Diperkirakan setelah 15 hari atau 2 minggu kompos
sudah dapat digunakan.
Prinsip pembuatan kompos
a. Menjaga
kelembaban
Kelembaban
berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu kompos. Kelembaban
optimum adalah 50-60%. Rndahnya kelembaban udara menurunkan proses penguraian,
bila terlalu tinggi menghambat aliran udara.
b. Pembalikan
Pembalikan
diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat proses
penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos kekurangan
udara.
c. Peneduh
Agar
proses penguraian bahan organik berlangsung
sempurna usahakan tempat
pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.
Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung.
3. Pupuk kandang
Pupuk
kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur
hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan makanan
ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan pemakaian
pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak
benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar
pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di tempat
yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian pupuk
kandang perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami peruraian adalah:
- tidak panas,
temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan
rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak
kehitam-hitaman
- mudah
ditaburkan
Cara penggunaan
Penggunaan pupuk organis: pupuk kandang, kompos atau
pupuk hijau diberikan pada saat sebelum tanam atau saat tanaman sudah tumbuh.
Pupuk dimasukkan ke dalam tanah atau dicampur dengan tanah sedalam 20 cm. Bisa
juga dengan membuatkan alur-alur pada tanah dan ini dilakukan 1 minggu sebelum
tanam. Pada waktu tanaman hendak ditanam pupuk diaduk dengan tanah. Jumlah
pupuk yang diberikan tergantung jenis tanaman.
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk
organik adalah karena pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak
(ruah). Oleh karenanya kebanyakan petani yang sudah terbiasa dengan hal yang
mudah dan praktis enggan menggunakan pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang
semakin rusak ditambah kenaikan harga pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk
organik tidak harus ditunda-tunda lagi. Dalam penggunaan pupuk organik ada
berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.
Pupuk kandang kering
Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor dan menimbulkan
dampak yang tidak baik terhadap tanaman serta mudah dibawa pupuk kadang dapat
dikeringkan terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang secara kering mengurangi
pengaruh kenaikan temperatur selama proses peruraian dan terjadinya kekurangan
nitrogen bagi tanaman.
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan mencampur pupuk
kandang dengan debu, lumpur kering, abu bakaran dapur atau abu bakaran. Setelah
proses pencampuran letakanlah di tempat yang terlindung dari sinar matahari
langsung dan ditutup sampai pupuk tersebut digunakan. Komposisi campuran 40%
pupuk kandang 30% debu dan 30% lumpur kering.
Pupuk kandang cair
Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair.
Pupuk kandang cair dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan air
lalu diaduk. Setelah larutan tercampur
rata simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung
dengan memberi penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi proses fermentasi seblum
digunakan. Penyimpanan pupuk kandang cair dilakukan dalam kondisi tertutup agar
udara tidak dapat masuk. Hal ini dilakukan untuk menekan kehilangan nitrogen
dalam bentuk gas amoniak yang menguap. Dengan menyimpannya terlebih dahulu
sebelum digunakan akan meningkatkan kandungan fosfat dan membuat kandungan hara
menjadi seimbang. Penggunaan pupuk kandang cair juga akan meningkatkan
efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman.
Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai dalam pengggunaan
langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan gulma, organisme
penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk kandang/kotoran hewan. Penggunaan
secara langsung kemungkinan besar akan terjadi panas karena proses penguraian.
Kelebihan.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dapat berperanan
sebagai bahan pembenah tanah. Pupuk kandang dapat mencegah erosi, pergerakan
tanah dan retakan tanah. Pupuk kandang dan pupuk organik lainnya meningkatkan
kemampuan tanah mengikat kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan pengatusan
tanah. Pupuk kandang memacu pertumbuhan dan perkembang bakteri dan mahluk tanah
lainnya. Pupuk kandangan mempunyai kandungan unsur N, P, K rendah, tetapi
banyak mengandung unsur mikro. Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk kandang
akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian pemberian pupuk kandang
yang berkelanjutan akan membantu dalam membangun kesuburan tanah dalam jangka
panjang.
Nilai dari pupuk kandang tidak hanya didasarkan pada
pasokan jumlahnya tetapi jumlah nitrogen dan zat yang terkandung. Nitrogen yang
dilepaskan dengan adanya aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh
tanaman.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak
sekali bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya
pupuk organik ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun
begitu pupuk organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh
pupuk kimia. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat melepaskan
ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk. Dengan
membiasakan kembali penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani tidak
menjadi tidak terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik kimia
maupun pabrik pupuk organik.
4. Pupuk cair
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan
pertanian yang ada di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna tanaman di lahan saudara.
Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat
kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup
unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa
tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara.
Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan
tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk
cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di
dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut
dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat
digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya.
Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara
menempatkan kotoran ternak ke dalam goni. Kumpulkan 30-50 kg kotoran ternak
yang masih segar. Masukkan dalam karung goni dan ikatlah karung tersebut.
Masukkan karung yang berisi kotoran ke dalam drum yang berisi air 200 liter
air. Dengan mengangkat ke atas dan kebawah dalam drum maka kotoran ternak
tersebut akan muda larut. Lakukan setiap 3 hari. Dibutuhkan waktu kira-kira 2
minggu untuk melarutkan semua unsur hara dalam pupuk ke dalam air. Larutan siap
bila warna ini berubah menjadi coklat tua. Cara lain, untuk memperkirakan kapan
larutan telah siap/jadi adalah melalui penciuman. Hari pertama akan terasa bau
amoniak yang kuat. Setelah 10-14 hari, bau tersebut menjadi berkurang.
Larutan tersebut merupakan pupuk cair yang bagus untuk
memupuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk berbagai macam
tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus lebih baik pupuk cair tersebut
diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk satu bagian larutan,
tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut digunakan untuk menyiram
tanaman, di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman dapat juga langsung
menggunakan pupuk cair tersebut misalnya jagung. Ampas dari sisa pupuk cair ini
dapat digunakan sebagai mulsa tanaman atau ditambahkan untuk pembuatan kompos.
a. Manfaat
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena
unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui
akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya
apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun.
Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan
penggunaan pupuk cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali
pekerjaan, yaitu :
- Memupuk
tanaman
- Menyiram
tanaman
- Mengobati
tanaman
b. Bahan
Pupuk cair bisa dibuat dari bahan yang mempunyai
unsur-unsur yang mudah atau bisa terurai di dalam air, misalnya:
- Pupuk hewan
- Daun-daunan
(terutama dari kacang-kacangan)
- Kompos
Cara pembuatan :
Masukkan kotoran hewan dalam goni dan rendamlah dalam
drum tertutup. Aduklah pupuk cair dalam drum sekali seminggu. Setelah beberapa
minggu pupuk dapat digunakan. Lama waktu pembuatan.:
- Pupuk cair
dari daun/kompos setelah 2 minggu;
- Pupuk cair
dari pupuk kandang setelah 3 minggu ;
Untuk penggunaan bisa juga dicampurkan dengan berbagai
bahan organik. Campuran :
- Daun /
kompos : 1 bagian pupuk cair dengan 3 bagian air,
- Pupuk
kandang : 1 bagian pupuk cair dengan 5 bagian air ;
c. Penggunaan
Pemakaian pupuk cair adalah waktu tanaman berumur 2-3
minggu setelah perkecambahan Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk
tanaman di persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas.
Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari
supaya daun tanaman tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan
campuran yang paling encer terlebih dahulu.
5. Pupuk daun
Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat.
Pemberian pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar
diserap melalui akar.
Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan
pemakaian pupuk. Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk
membuat tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap
tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui
lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-lubang
ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya
Tanaman bernapas melalui lubang-lubang kecil tersebut.
Lubang-lubang kecil tersebut juga digunakan tanaman untuk mengambil unsur hara
dari udara. Mulut daun ini biasanya terbuka sepanjang malam sampai pagi hari,
dan tertutup pada tengah hari untuk
menjaga kelembaban.
Mungkin kita sering menggunakan pupuk daun sebagai penambah unsur hara bagi tanaman agar
tumbuh lebih sehat dan kuat dan tumbuh lebih cepat sehingga mampu melawan hama
dan penyakit.
Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang mengandung
hara yang diperlukan tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan kalium.
Pemberian hara tambahan ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat dan
lebih sehat.
Pupuk daun dapat dibuat dari tanaman-tanamn lokal yang
ada di sekitar kita yang mengandung unsur-unsur besi, belerang, nitrogen dan kalium. Tanaman tersebut misalnya sejenis Solanum nigrum/terung leuca.
Cara
Ambillah setengah kilogram daun Solanum nigrum. Berilah 4 liter air dan didihkan campuran
tersebut selama 15 menit Biarkan larutan
tersebut menjadi dingin. Setelah dingin saringlah larutan tersebut. Campurlah
larutan tersebut dengan 32 liter air. Gunakan untuk memupuk tanaman. Caranya
dengan menyemprotkannya pada daun tanaman. Untuk mendapatkan kekentalan yang
lebih anda bisa mengurangi jumlah air campuran. Atau menambah jumlah daun.
Waktu yang terbaik untuk menyemprotkan pupuk daun adalah sore hari. Penyemprotan
disarankan untuk diulangi setiap 5 hari sekali hingga saat panen.
Yang perlu diingat adalah bahwa pupuk daun dapat
menyebabkan daun-daun lunak terbakar karenanya harus hati-hati jangan sampai
larutan terlalu pekat. Karenanya pupuk daun harus diencerkan terlebih dahulu.
Paling sedikit 4 bagian air ditambahkan pada laurutan. Adakan percobaan dengan
konsentrasi (kepekatan) yang berbeda-beda. Anda bisa melakukan percobaan dengan
tanaman lain yang mungkin lebih bagus. Daun
tanaman kacang-kacangan mungkin lebih baik. Langkah yang lebih baik juga
anda dapat melakukan uji coba dengan beberapa baris dan menandainya. Kepekatan
campuran yang terbaik akan anda dapatkan dengan pengujian tersebut.
6. Bokashi
Bokashi adalah salah satu cara untuk membuat pupuk
organik yang juga mudah dilakukan.
Bahan
a. Kotoran
ayam 60%
b. Tanah 25%
c. Merang
padi 10%
d. Bungkil/ampas
5%
Jika bahan hanya terdiri dari kotoran ayam saja maka
tumpukan akan kekurangan udara. Padahal proses fermentasi sangat membutuhkan
udara, air dan panas. Proses fermentasi bokashi ini normal terjadi dalam
waktu 14 s/d 21 hari. Jagalah agar kandungan air dalam tumpukan calon bokashi
ini cukup. Temperatur bokashi jika fermentasi terjadi akan berkisar 40 s/d 450
C. Jika melebihi suhu tersebut tambahkan air untuk menurunkan temperatur. Jika
temperatur di bawah kondisi normal tambahkan tanah atau merang padi sehingga
kandungan air terserap ke dalam tanah atau merang padi tersebut.
7. Pupuk
KCl.
Pupuk KCl sebenarnya dapat dibuat sendir meski
kandungan KCl-nya tidak sebesar kandungan pupuk KCL dari pabrik.
Bahan:
a. Sabut kelapa
b. Air
c. Drum
Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai berisi
setengahnya. Isilah drum dengan air sampai penuh. Tutuplah drum
rapat-rapat. Biarkan drum dalam keadaan
tertutup selama 2 minggu. Bila air berubah menjadi hitam kandungan KCl dalam
sabut kelapa sudah larut. Air tersebut bisa langsung digunakan sebagai pupuk
tanaman.
Caranya
Ambilah air dalam drum gunakan siramkan pada tanaman. Penyiraman
pada tanaman bisa dilakukan berkali-kali tergantung kebutuhan. Setelah air
diambil semuanya sabut kelapa tersebut masih bisa diberi air dan dengan
perlakuan sama dan digunakan sebagai pupuk lagi. Bila warna
air sudah jernih sabut kelapa harus diganti dengan yang baru.
8. Mengumpulkan mikroorganisme
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat, terutama
pada bahan organik. Organisme mikro hidup di sekitar atau di bawah tempat yang
teduh dan memakan sisa bahan organik. Organisme mikro yang dibutuhkan untuk
pertanian dan akan dikumpulkan di sini paling banyak terdapat di bawah akar
pohon bambu. Karena pohon bambu mengeluarkan getah manis yang
merupakan bahan makanan bagi organisme mikro.
Cara untuk mengumpulkan organisme mikro adalah:
1. Masak beras
putih sedikit keras (air sedikit dikurangi.
2. Setelah nasi
tersedia, letakkan dalam wadah kayu atau plastik dengan ketebalan tidak lebih
dari 7 cm. Bila terlalu tebal, organisme mikro akan kekurangan oksigen.
3. Tutupi nasi tersebut
dengan kertas (jangan menggunakan kain
karena dapat menyerap air).
4. Kuburkan nasi
tersebut di bawah pohon bambu dan tutupi dengan plastik agar tidak kehujanan
dan tutupi juga dengan kawat kasa agar tidak dimakan tikus.
5. Biarkan selama
3 hari
Cara
penggunaan.
1. Campurkan nasi
tersebut dengan gula coklat denga perbandingan 1 : 1. Peras campuran tersebut
hingga ada cairan lengket yang keluar. Cairan inilah yang digunakan.
2. Simpan dalam
wadah dan letakkan dalam tempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari selama 3 hari.
4. Campurlah
cairan ini dengan air dengan perbandingan 1 : 1000 (satu banding seribu)
5. Campurlah air
tersebut dengan dedak padi sehingga mempunyai kelembaban 50% (bila dedak sudah
dapat dikepal dan membentuk bola berarti kelembaban sudah cukup).
6. Tutupi campuran
dedak ini dengan jerami padi setebal 1 cm.
8. Biarkan selama
7 s/d 10 hari. Setelah itu bisa digunakan untuk mempercepat pembuatan
kompos dan pelapukan sisa tanaman
Cara penggunaan:
Sebarkan dan campurkan bahan tersebut apda bahan kompos
yang akan dibuat.
Fermentasi
sari tanaman
Daun tanaman dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
mengumpulkan mikroorganisme. Fungsi dari sari tanaman ini adalah memberi
makanan pada mikroorganisme. Bahan-bahan yang diperlukan adalah 6 kg sayuran,
daun-daunan atau batang pisang. 3 kg gula.
1. Sayuran, daun
atau batang pisang dipetik sebelum matahari muncul atau sebelum embun padi
hilang, karena embun pagi sangat sesuai untuk aktifitas mikroorganisme. semua
bagian tanaman dapat digunakan
2. Sayuran jangan
dicuci. Cincang menjadi 3 s/d 5 bagian. Bila batang pisang potong setebal 2 cm
dan kemudian diperkecil menjadi 1 s/d 2 bagian. Bahan yang dibutuhkan sekitar 6
kg.
3. Bagilah sayuran
menjadi dua bagian sama besar.
4. Ambil bagian
pertama dan letakkan dalam wadah tanah liat. Campur dengan 1 kg gula coklat. Padatkan campuran
tersebut.
5. Ambilah bagian yang lain dan campurlah dengan
gula coklat 1 kg masukkan dalam wadah yang sama dan tekanlah hingga
padat.Tambahkan 1 kg gula coklat di atas kedua campuran tersebut.
6. Ambillah kantong plastik dan penuhilah dengan
air dan ikatlah. Letakkan kantong ini di atas sehingga campuran tetap berada di
bawah dan tidak ada udara dalam
campuran. Tutupi wadah tersebut dengan kertas dan biarkan selama 1 hari.
7. Buang kantong air dan tutupi kembali wadah
tersebut. Letakkan wadah pada tempat yang tidak ada semutnya.
Biarkan selama 5 s/d 7 hari. setelah 5 s/d 7 hari campuran ini sudah siap
digunakan
8. Di sarankan untuk tidak mencampur berbagai
macam sayuran atau bahan karena setiap sayuran atau bahan mempunyai
mikroorganisme yang berbeda sehinga akan mempunyai pertumbuhan yang berbeda.
Larutan yang baik tidak mempunyai bau alkohol.
Penggunaan.
Larutan ini bisa digunakan untuk menyiram sayuran dari pembenihan hingga masa
panen. campurlah bahan ini dengan perbandingan 1:500 (satu banding lima ratus). Larutan ini
juga merangsang pertumbuhan tanaman, melapukkan bahan organik dalam tanah,
perbaikan tanah dan mendorong kehidupan mikroorganisme dalam tanah.
9. EM-Lestari 1
Bahan:
1. Buah-buahan yang sudah masak sebanyak 1 kg.
Berbagai macam buah bisa digunakan sebagai bahan.
2. Tetes tebu/nira/legen/air gula 1 liter.
Cara pembuatan:
Buah
yang sudah tua dan masak diblender lalu disaring diambil airnya. Sari
buah kemudian dicampur dengan tetes/legen/aren/nira dengan perbandingan 1:1.
Simpan larutan atau bahan tersebut pada tempat yang terbuat dari gerabah di
tempat sejuk. Diamkan selama selama 15 hari atau dua minggu. Setelah 15 hari
larutan sudah siap digunakan. Larutan
ini setelah 15 hari disimpan mempunyai
khasiat yang sama dengan EM atau M-bio. Keuntungan lainnya adalah bebas
dari kimia dan dapat digunakan sebagai pupuk cair dan juga mempercepat
pengomposan jerami.
Untuk pupuk cair setiap 1 liter EM-Lestari dicampur
dengan 10 liter air. Gunakan untuk menyiram tanaman. Larutan tersebut sudah
berfungsi sebagai pestisida alami dan pupuk cair bagi tanaman, bisa juga untuk
mempercepat pembuatan kompos.
10. EM-
Lestari 2
Bahan:
1. air leri (air cucian beras) yang kental 1
liter
2. EM-lestari 10 sendok makan
3. alkohol kadar 40% 10 sendok (bila tidak ada
bisa diganti dengan air tape 30 sendok)
4. cuka 10 sendok makan
5. gula pasir 1 ons
Cara pembuatan:
Semua
bahan dicampur jadi satu dalam tempat atau wadah tertutup selama 15 hari. Kocok
setiap pagi dan sore. Setelah 15 hari larutan tersebut sudah dapat digunakan
dan sudah menjadi EM-lestari 2
Kegunaan:
EM-lestari 2 ini dapat digunakan sebagai pupuk cair dan
mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Hama yang dapat dikendalikan antara lain: wereng, ulat,
walangsangit, banci dan serangga lain.
Cara penggunaan:
Campurlah 1 sendok EM-lestari 2 dengan
1 liter air. semprotkan pada tanaman yang terserang hama. Bila
digunakan sebagai pupuk berikanlah pada akar tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar