Selasa, 17 Januari 2012

PEMULIAAN TERNAK


Sejak nenek moyang kita mulai menjinakkan dan memelihara hewan liar serta mengubahnya menjadi ternak, secara tidak sadar mereka telah melaksanakan program Pemuliaan secara sederhana. Dimana pengertian dari Ilmu Pemuliaan adalah ilmu yang mempelajari suatu teknik untuk meningkatkan produksi ternak melalui genetika atau dengan kata lain Ilmu Pemuliaan Ternak adalah bertalian dengan manipulasi perbedaan biologi diantara ternak untuk memperoleh keuntungan yang maksimal baik dalam jangka waktu pendek maupun lama.
·         Jadi dapat di simpulkan ilmu pemuliaan ternak itu sendiri
Bertujuan : untuk meningkatkan produktifitas (sifatproduksi dan reproduksi) suatu ternak melalui peningkatan mutu genetiknya dengan jalan melakukan seleksi dan perkawinan (breeding).
·         Cara memanipulasinya yaitu dengan 2 cara yaitu :
1.Seleksi dan
2.Breeding

Ø  Seleksi dan Breeding
Seleksi dilakukan untuk meningkatkan rataan dalam suatu sifat kearah yang lebih baik dan diikuti oleh peningkatan keseragaman atau dengan kata lain mengalami penurunan keseragaman atau simpangan baku.
Breeding dapat kita ketahui perbaikan genetic ternak yang telah dikawinkan, baik yang nampak Homozigot Dominan atau Homozigot Resesif. Secara umum, ilmu ini berusaha menjelaskan dan menerapkan prinsip- prinsip genetika ( dengan bantuan cabang- cabang biologi lain ) dalam kegiatan pemuliaan.


Keragaman suatu sifat Performance dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
·         faktorgenetik, dan
·         faktor non genetic atau lingkungan.
Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki oleh individu.  Oleh karena itu, faktor genetik sudah ada sejak terjadinya pembuahan atau bersatunya sel telur (ovum) dengan spermatozoa.  Faktor genetik ini tidak akan berubah selama hidup individu, sepanjang tidak terjadi mutasi dari gen yang menyusunnya, dan faktor genetik dapat diwariskan kepada anak keturunannya.  Berbeda dengan faktor genetik, pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada anak keturunannya. 
Lingkungan (non genetic) ini tergantung pada kapan dan dimana individu yang bersangkutan berada.
Sebagai contoh :
Performance berbeda, karena
A). Pengaruh Genetik:
Ø  ayam broiler (ras) dengan ayam kampung (bukan ras) diambil pada saa tumur yang sama D.O.C(kira-kira1 hari setelah penetasan),dengan memberikan pakan yang sama dan perlakuan yang sama pula setiap harinya,pada saat ayam keduanya mencapai umur 2 bulan ayam broiler memiliki berat 1,5 kg, dan ayam kampong memiliki berat 0,8kg. Hal ini karena dipengaruhi factor genetic yaitu ayam broiler (ayam ras) dan ayam kampung (bukan ras) yang secara genetic berbeda.

B). pengaruh lingkungan :
Ø  Kita memilih ternak dengan jenis yang sama, sebagai contoh ayam broiler dan diambil pada saat umur yang sama. Tetapi kita memberikan pakan kedua ayam tersebut dengan pakan yang berbeda, maka pada saat ayam mencapai umur kira-kira 2 bulanan kita akan melihat perbedaan berat diantara keduanya, hal ini karena pemberian pakan yang berbeda pada kedua ayam tersebut.

v  Heritabilitas dan Ripitabilitas
Heritabilitas merupakan pertimbangan paling penting dalam melakukan evaluasi ternak, metode seleksi dan sistem perkawinan. Heritabilitas merupakan perbandingan antara ragam genetik terhadap ragam fenotipik.
Heritabilitas adalah sifat yang diturunkan dari induk kepada keturunannya.
Heritabilitas dalam arti luas hanya dapat menjelaskan berapa bagian dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh pengaruh genetik dan berapa bagian pengaruh faktor lingkungan, namun tidak dapat menjelaskan proporsi keragaman fenotipik pada tetua yang dapat diwariskan pada turunannya. Heritabilitas dalam arti luas tidak bermanfaat dalam pemuliaan ternak. Kedua, heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense) yaitu perbandingan antara ragam genetik aditif dengan ragam fenotipik. Heritabilitas dalam arti sempit selanjutnya disebut heritabilitas atau dengan notasi h2. Secara teoritis nilai heritabilitas berkisar dari 0 - 1, namun jarang ditemukan nilai ekstrim nol atau 1 pada sifat kuantitatif ternak. Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 - 0,2; sedang: 0,2 - 0,4 dan besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4.

Nilai heritabilitas dapat dihitung dengan cara membandingkan atau mengukur hubungan atau kesamaan antara produksi individu-individu yang mempunyai hubungan kekerabatan. Nilai heritabilitas dapat dihitung menggunakan beberapa metode estimasi, diantaranya melalui persamaan fenotip ternak yang mempunyai hubungan keluarga, yaitu antara saudara kandung (fullsib), saudara tiri (halfsib), antara induk dengan anak (parent and off spring). Selain itu dapat juga menentukan heritabilitas nyata (realized heritability) berdasarkan kemajuan seleksi. Estimasi nilai heritabilitas juga bisa didapat dengan menghitung nilai Ripitabilitas, yakni penampilan sifat yang sama pada waktu berbeda dari individu yang sama sepanjang hidupnya. Ripitabilitas dapat digunakan untuk menduga sifat individu dimasa mendatang. Cara lain menduga nilai heritabilitas adalah dengan memakai hewan kembar identik asal satu telur. Hewan kembar identik memiliki genotip yang sama sehingga perbedaan dalam sifat produksi diantara hewan kembar disebabkan oleh faktor nongenetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...