Selasa, 17 Januari 2012

Peranan FSH dan LH Pada Kelamin Jantan dan Betina


FSH (Follicle Stimulating Hormone) : Hormon ini juga disekresikan oleh kelenjar hipofisis bagian anterior, dan berfungsi untuk mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasikan ABP (Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang berfungsi untuk mengikat estrogen dan testosterone dan membawa kedua hormone tersebut ke dalam cairan tubulus seminiferus,  jadi ABP juga berfungsi memacu pembentukan sperma. FSH pada khusunya berfungsi pada pembentukan spermatid menjadi spermatozoa.
LH (Luteinizing Hormone) : Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis bagian anterior. Hormon ini berfungsi untuk merangsang sel-sel leydig agar mensekresikan hormone testosterone.
v  Pada hewan betina
Pada hewan betina inhibin dihasilkan oleh sel-sel granulosa dari folikel ovarium. Inhibin berfungsi menghambat sekresi FSH melalui mekanisme umpan balik negatif terhadap hipofisa anterior sedangkan estradiol bekerja sebagai umpan balik positif pada hipothalamus. Pada permulaan siklus menstruasi pada wanita, sel gonadotrophin hypofisa anterior merelease FSH. FSH ini kemudian menuju ke ovarium dan berikatan dengan oocyt immature untuk mengawali maturasinya. Begitu oocyt mature atau folikel memproduksi estrogen, akan timbul feedback negatif untuk menghambat release FSH, selanjutnya setelah kira-kira 14 hari, satu oocyt akan mature dan merelease lonjakan estrogen terakhir yang menyebabkan hipofisa gonadotropin memproduksi LH (lutinizing hormon. Lonjakan (spike) LH menyebabkan folikel ruptur, sehingga menyebabkan produksi estrogen menurun. Sel-sel di dalam ovarium yang ikut berperan pada awal maturasi folikel dan tetap bertahan sampai terjadinya ovulasi, akan berkembang menjadi struktur yang disebut corpus luteum.Corpus luteum menghasilkan progesteron yang bekerja sebagai umpan balik negatif terhadap hipothalamus dan hipofisa anterior sehingga FSH dan LH tidak diproduksi oleh hipofisa anterior dan berakibat pertumbuhan folikel dan proses ovulasi tidak terjadi sampai pada saat corpus luteum mengalami regresi. Meskipun estrogen merupakan
stimulus utama bagi LH spike, inhibin dipercaya menghambat release sejumlah FSH pada
waktu ini, sehiungga responya menjadi bagus. Selama fase luteal atau periode post ovulasi, level inhibin meningkat untuk membantu menekan hipofisa merelease FSH.Kemudian ketika level inhibin menurun pada siklus menstruasi, maka halangan release FSH sudah tidak ada lagi.
  Pada tikus inhibin-A rendah pada hari-hari dalam fase metestrus dan meningkat menuju kadar maksimum pada akhir siklus proestrus. Konsentrasi inhibin akan menurun secara tajam pada permulaan siklus estrus. Perubahan konsentrasi ini dicerminkan dari observasi dalam konsentrasi estradiol plasma.Konsentrasi inhibin-A berlawanan dengan inhibin-B yang mempunyai konsentrasi tinggi pada waktu metestrus, menurun sedikit pada waktu proestrus dan menurun sedikit pada awal estrus. Penurunan pada kedua jenis inhibin pada awal estrus bersamaan dengan
kadar puncak FSH, konsisten dengan hubungan feedback negatif antara FSH dan inhibin.
v  Pada hewan jantan
Pada hewan jantan inhibin dihasilkan oleh sel sertoli pada testes. Inhibin melalui umpan balik negatif akan menghambat sekresi FSH dari hipofisa anterior. Sedangkan testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig dibawah pengaruh hormon LH mempunyai mekanisme umpan balik negatif terhadap hypothalamus dan hipofisa sehingga menghambat sekresi gonadotrophin oleh hipofisa anterior. Sel Sertoli
Sel sertoli bentuknya cukup besar, demikian pula bentuk tight junctionnya, maka secara fungsional sel sertoli membagi tubulus seminiferus kedalam dua bagian sebagai tempat perkembangan spermatozoa. Bagian dasar di bawah tight junction berhubungan dengan sistem sirkulasi dan berupa ruang sebagai tempat spermatogonia berkembang menjadi spermatosit primer. Tight junction akan terbuka pada waktu-waktu tertentu dan diikuti dengan pergerakan spermatosit menuju ke bagian adluminal. Didalam adluminal inilah meiosis terjadi secara lengkap serta perkembangan sel spermatid didukung oleh sel sertoli. Pada waktu yang sama, sitoplasma dari spermatid diaktifkan oleh gertakan sel sertoli dan spermatozoa dikeluarkan menuju lumen tubulus. Sel sertoli
mempunyai berbagai fungsi antara lain :
v Sel perawat bagi spermatid yaitu :
  1.  Sperminasi bagi spermatid
  2.  Memisahkan sistem sirkulasi dari lingkungan luminal tubulus (barrier darah testis)
  3.  Memproduksi androgen binding protein dalam jumlah besar
  4.  Memproduksi inhibin yang berfungsi menghambat release FSH dari hipofisa
Pada sapi dan domba terdapat 5-7 gelombang pada LH per hari., kemudian diikuti hal yang sama pada testosterone. Peranan pokok LH dalam pengaturan spermatogenesis adalah merangsang pelepasan testosterone. Hormone testosterone dan FSH berperanan pada tubuli seminiferi memacu berlangsungnya spermatogenesis. Testosterone memiliki peranan yang dominan pada tahap-tahap tertentu dalam spermatocytogenesis. FSH mempunyai peranan dominant dalam pengaturan spermiogenesis. Adapun testosterone dan FSH keduanya memiliki peranan secara langsung pada sel-sel benih (germ cells) dan atau tidak langsung melalui sel sertoli. Sel sertoli dipacu oleh FSH untuk menyekresikan androgen binding protein (ABP) dan inhibin. Androgen binding protein berfungsi sebagai carrier bagi testosterone, sehingga testosterone siap berperanan pada tubuli seminiferi selama berlangsung spermatogenesis dan transportasi spermatozoa menuju rete testis, vasa efferentia masuk epididymis. Androgen binding protein diabsorbsi dalam epididymis. Mekanisme control negative feedback dan positive feedback antara hypothalamus, pituitary, dan testis dalam pengaturan sekresi hormone-hormon gonadotropin (FSH dan LH) dan hormone gonadal steroid (testosterone), mungkin serupa dengan ternak betina. Prostaglandin dari golongan F, jenis dua alpha (PGF2α) telah didemonstrasikan dapat memacu pelepasan LH dan testosterone. Maka secara tidak langsung PGF2α berperan dalam pengaturan feedback antara hypothalamus, pituitary anterior dan testes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...