-
Ekologi : ilmu yang mengelola hubungan
timbal balik interaksi dalam suatu hubungan. / ilmu yang mengelola tentang
keseimbangan kehidupan.
-
Ekosistem
: kompleksistem interaksi dari hubungan diatas.
Potensi
terkontaminasi mikroba
Secara
structural telur itu dilindungi cangkang, bening (antibakteri).
Proses
terjadinya kerusakan telur itu dari sederhana ke kompleks.
Kalau
pada daging bisa terjadi dari kompleks ke seberhana. Tetapi dari aspek
mikrobianya, dari sederhana ke kompleks.
Exp
; susu difermentasi (asam laktat).
Susu merupakan cairan dengan tingkat keasaman yang
kompleks.
Cemaran mikrobia pada hasil ternak. Yaitu :
coliform, Escherichia coli, enterococci, staphylococcus aureus, clostridium sp,
salmonella sp, champhylobacter sp, dan losteria sp.
Jika daging di perlakukan penyembelihan dengan cara
yang ekstrim maka daging akan lebih cepat busuk, hal ini dikarenakan darah yang
mengalir keluar tidak lancer atau tersendat sehingga menyebabkan daging lebih
capat busuk karena darah merupakan media bakteri yang baik.
Kerusakan
kondisi aerob
-
Lendir
di permukaan
Penyebab
: pseudomonas, acinetobacter, alcaligenes, moraxella, streptococcus,
leuconostoc, bacillus, mictococcus.
-
Perubahan
warna/pigmen daging
·
Merah
berubah menjadi hijau, coklat, abu-abu, akibat dari senyawa yang mengoksidasi
(peroksida, hydrogen sulfide, dll).
Penyebabnya : lactobacillus, leuconostoc.
Penyebab warna hijau pada sosis.
-
Perubahan
pada lemak
·
Lemak
oksidasi tengik (rancid)
·
Bakteri
lipolitik memercepat oksidasi tengik (aldehid-asam)
Kerusakan pada
daging itu dimulai dari protein, karbohidrat, baru ke lain2.
Kerusakan daging
Penyebab :
enzimatis, oksidasi, aktivitas mikroba.
Mikroba masuk ke
dalam jaringan tubuh hewan dipengaruhi : isi usus, kondisi fisiologis hewan
sebelum disembelih, metode penyembelihan dan penuntasan darah, kecuali
pendinginan.
Sumber
kontaminan mikro (Narasimha Rao, 1982)
Sumber
|
Total bakteri (log cfu/cm2)
|
RPH tradisional
Pisau
Lantai
Tangan
Air (log cfu/ml)
|
3,6-4,0
3,0-4,5
2,5-3,0
4,0-5,0
|
Retail shop
Chopping knife
Chopping block
hands
|
3,8-4,3
5,5-7,5
2,4-3,2
|
Modern
Pisau
Air
Lantai
tangan
Cutting table
|
1,0-1,5
1,0-2,0
1,5-2,0
1,0-1,5
1,0-2,0
|
Mana
yang lebih dominan kontaminasi bakterinya yang diasap atau yang difermentasi?
jawab :
jawab :
Bakteri yang bersifat pathogen terdegradasi
oleh bakteri asam laktat yang ada pada daging yang difermentasi sehingga
kerusakan atau kontaminasi bakteri, sehingga daging yang diasap lebih dominan
terkontaminasi.
Daging itu kandungan seratnya rendah sehingga
lama dicerna oleh usus.
Jumlah mikroba pada musim pemotongan berbeda
(Narashima Rao, 1982)
Rata-rata jumlah (log cfu/cm2)
|
||
summer
|
winter
|
|
TPC (total plate count)
|
6,2
|
6,1
|
califorms
|
4,4
|
4,3
|
staphylococci
|
5,2
|
5,0
|
enterococci
|
4,4
|
4,4
|
Hewan saat dipotong pada saat panas mengeluarkan
energy. Sehingga menjadi sumber kontaminan yang baik bagi bakteri. Hal ini
dikarenakan adanya perubahan energy yang memicu kinerja daripada enzim yang dibakar
pada autolysis. Karena disitulah memberikan peluang mikrobia berkembang lebih
cepat pada kondisi autolysis.
Susu
Susu
merupakan media yang sangat bagus untuk terkontaminasinya setelah daging dan
telur.
Dalam
proses pencemaran susu, indikasinya antara lain keasaman. Tingkat keasaman susu
segar masih rendah daripada susu yang tercemar. Selanjutnya adalah lendir juga
merupakan indikasi pencemaran susu.
komposisi
|
Kadungan
(%)
|
Air
|
87
|
Padatan
total
|
13
|
Padatan
bukan lemak
|
9
|
Lemak
|
4
|
Laktosa
|
4,7
|
Protein
|
3,5
|
mineral
|
0,8
|
mikroba
indicator
1. Mikroba
indicator keamanan. Yang mencakup mikroorganisme pathogen yang sering ditemukan
pada produk hasil ternak.
2. Mikroba
indicator sanitasi pengolahan. Yang mencakup mikkroorganisme yang mencemari
selama pengolahan.
3. Mikroba
indicator kebusukan. Yang mencakup penetapan daya tahan simpan suatu produk
hasil ternak (masa kadaluarsa suatu produk).
Produk
daging dan unggas
Bertujuan
untuk menjamin keamanan secara mikrobiologis, mengetahui kondisi sanitasi
selama pengolahan , dan daya simpan produk
Daging
unggas (biasanya pseudomonas) yang pertama tercemar pertama kali yaitu kulit,
sedangkan telur (biasanya pseudomonas, bakteri dan kapang), pencemaran nya juga
pertama kali pada kulit.
Mikroorganisme
indicator untuk produk daging dan unggas
Indicator
keamanan kalau ada salmonella biasanya pada produk dengan kadar garam tinggi,
mentah dan setengah matang. Dan juga staphylococcus pada produk dengan kadar
garam tinggi juga, dan juga clostridium perfringens juga pada produk dengan
kadar garam tinggi, dibakar/ dipanggang.
Pada
indicator saniatasi, bakterinya koliform yang merupakan indicator bahwa pangan
tercemar oleh kotoran (feses). Bakteri
eschericia coli, serta bakteri enterococcus.
Pada
indicator kebusukan mikroorganisme yang berperan kapang dan khamir, bakteri
asam laktat dan pseudomonas.
Indicator
keamanan pangan
Cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan produk daging dan unggas.
1. Penetapan
proses terkontrol, evaluasi proses dan identifikasi titik kritis yang harus
dikontrol. Terdapat 2 titik koktrol kritis. A. penggunaan waktu dan suhu yang
tepat saat pemanasan dan pendinginan, b. mencegah kontaminasi silang daging
mendah ke daging yang telah masak.
2. Formulasi
produk. Bahan yang ditambahkan untuk
Indicator
sanitasi
· Dilakukan
setelah pengolahan
· Dilakukan
pengujian terhadap peralatan dan bahan untuk mengetahui sumber pencemaran
· Mentah
atau siap dimakan
Indicator
kebusukan
· Daya
tahan dapat diketahui dari kandungan mikroorganisme. Dipengaruhi oleh jenis
produk, komposisi produk, proses termal yang diterapkan, cara pengepakan, suhu
dan waktu penyimpanan.
Salmonella
· Termasuk
mikroorganisme fakultatif yang tidak membentuk spora
· Sumber
utamanya usus hewan
· Kontaminasi
pada pemrosesan yang kotor/tidak bersih.
Staphylococcus
· Fakultatif
dan tidak membenttuk spora, berpasangan dan bergerombol.
· Umumnya
terdapat di berbagai bagian tubuh manusia temasuk hidung, tenggorokan dan
kulit.
· Kontaminasi
pada bahan pangan terjadi pada proses yang tidak bersih
Clostridium
perfringens
· Bntuk
batang, tidak memiliki flagella, dan membentuk spora, tunggal dan berpasangan,
· Terdapat
di alam
· Pada
proses yang kotor kontaminasninya
Eschericia
coli
· Berasal
dari kotoran hewan dan manusia
· Kontaminasi
pada proses yang kotor
Produk
susu
Indicator
dalam kontaminasi kotoran, sanitasi selama pemerahan, suhu penyimpanan,
sanitasi alat2 dan proses pengolahan.
Sifat
mutu mikrobiologi produk susu dipengaruhi oleh :
1. Cara
konsumsi, mentah atau dipanaskan
2. Proses
pemanasan yang diterapkan
3. Kondisi
pengolahan, alamiah atau terkontrol
4. Cara
penyimpanan selama penjualan
5. Penambahan
bahan pengawet
6. Keadaan
dispersi air di dalam produk (lemak dalam air atau air dalam lemak)
7. Umur
simpan produk
8. Perbedaan
pH
9. Penambahan
kultur mikroorganisme
Sub lethal injury
Kerusakan
sel yang tidak mematikan, jadi sel mikroorganisme atau bakteri mengalami sakit
atau stress. Akan sembuh dan berkembang biak dalam keadaan yang normal.
Dosis sublethal
Merupakan
dosis yang tidak mematikan tapi dapat mengakibatkan sel mengalami kerusakan
sublethal sehingga menderita sakit atau stress.
1.
Pemanasan
Pasteurisasi, penguapan, pencucian alat,
pengeringan
pasteurisasi suhu rendah, staphylococcus
pasteurisasi suhu rendah, staphylococcus
Pemanasan, salmonella, e. colly, streptococcus,
enterobacter, clostridium
2.
Pendinginan
>0oC , S. aures,
streptococcus lactis, colostridium perfringens
3.
Pembekuan
dan pelelehan
<0oC
4.
Pengeringan
beku (liofilisasi)
5.
Pengurangan
air
Menyerupai pengeringan beku
6.
Kondisi
nutrisi
Kondisi subtract dan tekanan osmotic,
menyerupai kerusakan yang diakiatkan oleh pengeringan
7.
Irradiasi
Terjadi baik dalam penggunaan irradiasi ultra
violet baik dalam proses sanitasi maupun secara tidak langsung dengan sinar
matahari
8.
Bahan pengawet
Asam untuk staphylococcus aures, basa untuk c.
botilenum
Perubahan
sel yang mengalami sub lethal injury
· Pertumbuhan
Tidak
mampu berkembang pada kondisi lingkungan yang normal. Misalnya tidak dapat
membentuk koloni pada medium padat dan menimbulkan kekeruhan pada medium cair.
· Sensitivitas
terhadap senyawa selektif dan antimikroba
Contoh.
Ketahanan akan garam akan hilang pada S. aures dan E. coli yang mengalami
sublethal injury
· Kebocoran
sel
Hilangnya
sebagian komponen2 sel akan mengakibatkan sel kehilangan kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang biak.
· Perubahan
makromolekul
Makromolekul
yang mungkin mengalami perubahan yaitu RNA (ribosom) dan DNA yang mengalami
degradasi
· Perubahan
aktivitas metabolism
Berupa
penurunan kemampuan dalam memecah sel, melakukan transport melalui membrane dan
penurunan aktivitas enzim yang penting dalam metabolism.
Kerusakan
sublethal pada spora
· Spora,
lebih tahan terhadap stress yang disebabkan oleh proses pengolahan, mampu
melakukan germinasi dan tumbuh menjadi sel vegetative
· Kerusakan
sublethal---perubahan dalam melakukan germinasi, kemampuan tumbuh pada kondisi
normal.
Metode
cepat dalam analisis mikrobiologi pangan
1.
Metode
biokimia
· Metode
luminometri
Pengukuran
jumlah ATP yang merupakan hasil metabolism mikroorganisme
Dibutuhkan
pereaksi yang mengandung 2 komponen penting yaitu
a.
Luciferin
(LH2) : menyebabkan lisisnya sel dan melepas ATP
b.
Enzim
luciferase : enzim yang diperlukan untuk menghasilkan sinar kunang2
Cara kerjanya
yaitu sample disaring dengan penyaring vakum, masukkan ke kuvet, masukkan ke
luminometer (luciferin dan luciferase)
· Uji katalase
Prinsip
menggunakan enzim katalase. Biasanya ada pada bakteri aerobic. Untuk menguji
keadaan bakteri aerobic. Secara reaksi menggunakan hydrogen peroksida. Katalase
sudah dimiliki mikroorganisme itu sendiri. Setelah bereaksi timbul 02
dan H2O.
· Kit diagnostic
Contoh
: uji coba bakteri pathogen dan identifikasi bakteri
Prinsip
sama dengan metode konvensional, tapi medium sedikit, waktu lebih pendek.
Uji
terhadap Enterobacteriaceaedan gram negative lainnya : menggunkan 23 macam uji
biokimia untk mendeteksi koloni, substrat kering ditempatkan dalam tabung mini,
ditambahkan degnan suspense bakteri dengan indicator warna pada tabung,
dicocokkan dengan table, inkubasi 18-24 jam.
E.
Coli : swab dijenuhkan dengan masing2 pereaksi diinokulasi denganisolat
mikkroorganisme diambil dari medium padat, ditempatkan dalam tabung yang berisi
buffer, diinkubasi 30 menit, aktivitas enzim dilihat dari reaksi, waktu 1 jam.
· Analisis fotometrik
terhadap perubahan biokimia
Bakteri
yang biasa dipakai bakteri gram negative bacillus, bakteri gram positif coccus
dan bacillus, khamir, bakteri aerobic, berdasarkan sistem computer.
Prinsip
kerja : dari reaksi biokimia yang ada pada mikroorganisme dapat diidentifikasi
sel mikroorganisme dan konsentrasinya. Intinya menggunakan sinar untuk reaksi
biokimianya
· Metode mug (4-metibumbeliferil-beta-D-glukoronida)
Merupakan
komponen yang dapat dihidrolisa oleh enzim glukoronidase dan menghasilkan
produk yang bersifat fluorogenik.
Enzim
glukoronidase biasa diproduksi oleh E. Coli, salmonella dan shigella. Caranya
yaitu MUG dituangkan dalam medium agar
dan diinkubasi selama 4-24 jam dan dilakukan pengamatan di bawah sinar UV gel
tinggi. Bakteri sebagai fluorosense.
2.
Metode biofisika
· Metode impedimetri
Prinsip
: mikroorganisme menghasilkn komponen2 metabolit selama proses pertumbuhan.
· DEFT (Direct Epifluoroscence Filter Technique)
Untuk
menghitung secara cepat jumlah mikroorganisme di dalam makanan dan merupakan
gabungan dari metode membrane filtrasi dan mikroskopi fluorosence
· Mikrokalorimeter
Menggunakan
panas yang diproduksi oleh proses katabolisme mikkroorganisme saat proses
pertumbuhan. Cara yaitu dengan membuat korelasi antara jumlah absolute sel
mikroorganisme dengan termogram.
· Radiometri dan spektrofotometri infrared
Radiometri
digunakan untuk mendeteksi mikroorganisme hidup yang ditumbuhkan pada medum
yang mengandung substrat isotopic. Spektrofotometri infrared mendeteksi CO2
yang diproduksi selama proses metabolism mikkroorganisme.
· Elektroforesis
Teknik
pemisahan protein pada gel menjadi pita2 polipeptida dengan menggunakan muatan
listrik.
· Khromatografi
gas
Untuk
pemisahan dan deteksi senyawa2 organik yang mudah menguap dan senyawa2 gas
anorganik
· Metode filtrasi
membrane
Untuk
mendeteksi adanya mikroorganisme tertentu dalam makanan, contoh salmonella, koliform
dan koliform fekal.
3.
Metode
imunoasai
· Metode
radioimunoasai
· Metode antibody
fluorosens
· Metode eliza
(enzyme linked immunosorbent assay)
Ketiga
metode prinsipnya sama yaitu mikkoorganisme mengandung komponen yang bersifat
antigen ( komponen yang dapat merangsang terbentuknya antibody dalam tubuh
imonoasai, reaksi serologi (pembentukan kompleks Ag-Ab)misalnya ; reaksi
aglutinasi pasif, fiksasi komplemen, reaksi pengendapan.
4.
Metode
hibridisasi DNA
Untuk mendeteksi bakteri dalam makanan
secara tepat dan teliti
Prinsipnya menggunakan prob, DNA, DNA
ulir tunggal yang diberi label radiokatif DNA ulir radioaktif memiliki pola
urutan base yang tepat dengan DNA organism yang diuji
Apabila dicampur akan terjadi
hibridisasi membentuk ulir ganda berlabel
Dideteksi dan diukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar