Senin, 02 April 2012

Cekaman sosial ternak




BAHAN ILMU LINGKUNGAN TERNAK


Cekaman Panas (Heat Stress)

Å  Ternak untuk dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal diperlukan suhu lingkungan yang optimal.

Å    Keadaan ini di alam berada pada kisaran yang sangat sempit. Hal ini disebabkan adanya perubahan antara siang dan malam, letak lintang dan perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, sehingga keadaan suhu berubah sesesuai dengan keadaan waktu, lintang dan ketinggian tempat.

Å  Suhu lingkungan optimal dikenal pula dengan istilah suhu nyaman atau zone termo netral.

Å   Sebagi contoh ayam petelur, suhu optimumnya berada pada kisaran suhu lingkungan antara 12 s/d 22o C, sedangkan DOC dibesarkan pada kisaran suhu 380C  selama beberapa hari pertama.  

Tanda-tanda ternak menerima heat stress :
1.    Ternak gelisah
2.    Nafas cepat, banyak berkeringat
3.    Pertumbuhan terganggu
4.    Banyak minum
5.    Mudah terserang penyakit
6.    Pada batas kisaran toleransinya, kesadaran menurun à ternak akan mati.
   
Cekaman Dingin (Cold Stress)
à Apabila ternak berada pada lingkungan yang dingin, produksi panas meningkat. Hal ini berarti laju metabolisme ternak meningkat. Apabila keadaan ini tidak diimbangi pemberian pakan yang simbang dengan kuantitas yang memadai, maka ternak akan kekurangan energi termetabolis, akibatnya pertahanan tubuh ternak untuk melawan pengaruh lingkungan akan semakin menurun.

à Dampak yang terjadi : Ternak tumbuh terganggu, mudah diserang penyakit dan produksi – reproduksi menurun.

ÃGejala-gejala ternak berada pada cekaman dingin (Cold Stress) :
1.    Ternak menggigil
2.    Metabolisme terganggu
3.    Pertumbuhan dan reproduksi terganggu
4.    Pada batas kisaran toleransinya untuk menerima cekaman dingin à ternak akan mati.


Hubungan antara suhu lingkungan - produksi ternak, pada tiga jenis ternak berbeda (Ayam petelur, ternak babi (berat 70 kg) dan sapi perah (Frisien Holnstein), menurut Bond and Kelly, sbb :


Kebisingan
Bising adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu kenymanan pada ternak. Apabila ternak terpapar dengan suara bising secara terus-menerus, maka akan mengganggu pertumbuhan, produksi serta reproduksinya dan bahkan sampai mematikan.

à Satuan bising dinyatakan dengan decibel dB(A) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan dapat diukur tingkatannya dengan alat desibelmeter.

Tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) telah menggangu aktifitas dan menurunkan produktifitas à ternak berada pada tingkatan stress.

Polusi Udara
ß Polusi udara dapat didefinisikan sebagai masuk atau dimasukkannya zat atau energi ke udara ambient sehingga peruntukkannya akan berubah.

Berbagai zat / energi dan gas-gas polutan udara ambient beserta dampak/efek negatif yang dapat terjadi apabila kualitas udara telah tercemar adalah sebagai berikut :

·       Efek negatif bahan pencemar udara (debu, asap dan kabut) terhadap kondisi fisik udara antara lain timbulnya gangguan jarak pandang (visibility), mengganggu pernafasan, memberikan warna tertentu pada atmosfer, mempengaruhi struktur awan, mempengaruhi keasaman air hujan, dan mempercepat pemanasan atmosfer.

·       Efek negatif yang ditimbulkan bahan pencemar udara terhadap vegetasi adalah perubahan morfologi, pigmen, kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun, pertumbuhan vegetasi, proses reproduksi tanaman, komposisi komunitas tanaman, dan terjadinya akumulasi bahan pencemar pada vegetasi tertentu.

·       Efek pencemaran gas NO2 terhadap kesehatan ternak dan juga manusia terutama karena kemampuannya membentuk Meth-Hb (Meth hemoglobin) dalam darah sehingga mengganggu fungsi darah. Terjadinya sembab dan fibrosis paru-paru terbukti diakibatkan oleh paparan gas NO2 yang melebihi ambang batas.

·       Efek yang ditimbulkan oleh pencemaran CO bagi manusia dan ternak adalah kemampuannya memblokir fungsi transport HbO2 dan meningkatkan HbCO dalam darah. Selanjutnya kemampuan tersebut akan berdampak pada kerusakan otot jantung dan susunan syaraf pusat.

·       Gas SO2 merupakan gas yang terbentuk dalam pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara atau kegiatan pembakaran lainnya. Adanya gas SO2 dalam konsentrsi tinggi di Atm dapat membahayakan kesehatan.

·       Gas NH3 (amoniak) merupakan gas yang terbentuk dari dekomposisi bahan organic yang terdapat dalam urine ternak dan juga manusia. Kandang yang terpolusi gas NH3 mengibatkan ternak terserang penyakit snot (radang sinus dan paru-paru sehingga ternak menderita sesak nafas dan keadaan yang paling fatal adalah mengakibatkan kematian.

·       Gas CH4 (Methan) merupakan gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organic/timbunan sampah. Konsentrasi gas yang tinggi dan bila terjadi gesekan atau penyulutan dengan api, sangat mudah meledak dan terbakar dan merupakan gas beracun terhadap sistem pernafasan.

ILMU LINGKUNGAN TERNAK

---------------------------------------------------------------------------------
MODIFIKASI LINGKUNGAN
Modifikasi lingkungan ternak adalah segala upaya manusia untuk menciptakan lingkungan buatan untuk ternak peliharaannya. Hal ini dimaksudkan agar tercipta   kondisi lingkungan ternak agar ternak menjadi lebih aman, nyaman, sehat dan produktif.

Upaya-upaya yang dilakukan manusia untuk memodifikasi lingkungan ternak adalah dengan membuat kandang untuk ternak dengan berbagai model, tipe, ukuran dengan tujuan akhir adalah meningkatkan produktifitas ternak. Fokus pengkajian untuk lingkungan ternak disamping pada kandang, juga lingkungan kandangpun dimodifikasi, yaitu dengan menanam, tanaman pelindung, membuat kolam ikan agar tercipta sebuah peternakan terpadu dari segala aspek, baik ekonomis, social budaya, agama, kesehatan masyarakat, estetika dan lingkungan tetap lestari tanpa dirusak.

Modifikasi lingkungan ternak dengan :
1.    Tanaman pelindung.
Berbagai jenis tanaman telah diupayakan untuk ditanaman di sekitar kandang ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan kandang ternak. Tanaman yang ditaman adalah tanaman – tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber hijauan makanan ternak samapai dengan tanaman yang hanya berfungsi sebagai perindang/penyejuk kandang.

Tanaman-tanaman yang umum dijumpai di sekitar kandang ternak adalah
a.       Tanaman gamal (Glyricidia cepium).
b.      Lamtoro (Gliricydia, sp.).
c.       Turi (Sesbania grandiflora)
d.      Nangka (Arthocarpus, sp.)
e.       Kelapa (Cocos nusifera)
f.       Bambu hias (Bambusa, sp), dll.

Fungsi tanaman pelindung :
1.      Meningkatkan kesuburan tanah.
2.      Mempertahankan kadar air tanah.
3.      Sumber hijauan makanan ternak terutama di musim kemarau (ingat Sistem 3 strata).
4.      Mencegah erosi.
5.      Serasah dan pangkasan tanaman dapat digunakan sebagai kompos.

2.    Kolam ikan di pinggir kandang

Modifikasi lingkungan ternak dengan membuat kolam ikan di pinggir kandang ternak dimaksudkan untuk memanfaatkan ruang secara optimal yang ada di sekitar kandang ternak. Dengan demikian dalam korun waktu yang bersamaan didapatkan manfaat ganda disamping hasil ternak (utama) juga hasil budidaya ikan sebagai tambahan juga diperoleh.
            Kolam ikan di pinggir kandang ternak  berfungsi sebagai :
1.      Menambah penghasilan bagi peternak.
2.      Penyejuk lingkungan kandang.
3.      Kotoran ternak dan ceceran/sisa pakan ternak dapat diberikan langsung pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam ikan.
4.      Sebagai sumber air untuk menyiram tanaman/hijauan makanan ternak, terutama di musim kemarau.
     
Pemeliharaan ternak bersama-sama dengan pemeliharaan ikan di dekat kandang ternak sering diistilahkan dengan sistem tumpang sari antara ternak dan ikan.

3.    Atap kandang
Masalah perkandangan perlu mendapat perhatian yang serius dalam manajemen peternakan (North, 1972). Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa nyaman (comfort) pada ternak dan pertumbuhan ternak tidak terganggu. Pembuatan kandang akan lebih baik bila telah mempertimbangkan bentuk, ukuran serta bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang (Primault, 1979).
Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai bahan atap kandang  adalah : genteng, seng, daun kelapa dan alang-alang. Pertimbangan – pertimbangan pemilihan bahan atap ini tergantung pertimbangn peternak maupun usaha peternakan yang kan menggunakan bahan tersebut sebagai bahan atap kandang.

Sifat fisik bahan atap kandang
Radiasi gelombang pendek dan panjang akan direfleksi, ditransmisi dan diabsorbsi oleh semua bahan dengan proporsi masing-masing berbeda tergantung pada jenis bahan. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan suhu, keadaan fisik dan kimia serta panjang gelombang radiasi (Charles, 1981).
Absorbsi adalah daya serap bahan terhadap radiasi gelombang pendek dan panjang  yang datang. Nilai absorbsi bahan terhadap radiasi gelombang pendek untuk seng yang baru, genteng dan alang-alang adalah : 0,65; 0,55 dan 0,68. Sedangkan nilai pantulan kembali “emisivitas” terhadap gelombang panjang untuk bahan yang sama berturut-turut :  0,13; 0,93 dan 0,90 (Esmay, 1978).
  
Bahan atap kandang yang umum digunakan oleh peternak atau usaha peternakan adalah : genteng, seng, daun kelapa dan alang-alang. Masing-masing bahan atap kandang memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Atap genteng dan seng, keunggulannya :
1.  Tahan lebih lama
2.  Mudah diperoleh di pasaran

Kelemahannya :
1. Harga relative lebih mahal


Atap daun kelapa dan alang-alang, keunggulannya :
1.  Kandang menjadi lebih sejuk
2.  Harga relative lebih murah.

Kelemahannya :
1.  Lebih cepat rusak / lapuk.

4.  Lantai Kandang
Pada ternak ayam, secara umum dikenal 2 macam sistem lantai kandang yaitu sistem litter dan sistem slat. Lantai slat ini terbuat dari belahan-belahan bamboo yang disebut “bamboo slats” selebar 2 cm untuk alas kandang (Gapuz, 1973). Alas kandang dari bamboo ini lebih tahan lama dan lebih mudah membersihkannya. Harganyapun lebih mudah dari bahan lain misalnya kawat. Dari ke dua sistem lantai tersebut mempunyai perbedaan yaitu lantai litter akan dapat menambah panas dari vermentasi litter. Sedangkan pada lantai slat mempunyai ventilasi yang datang dari dua arah yaitu arah bawah dan samping.
Untuk mendapat pertumbuhan yang baik, sistem lantai kandang yang tepat sangat penting. Sebagai contoh anak ayam harus mendapat luasan lantai yang cukup (Parnell, 1957, Winter dan Funk, 1962), anak ayam akan tumbuh dengan cepat. Berat badannya dapat mencapai 2 kali lipat setiap 2 minggu sampai anak-anak ayam tersebut mencapai umur 6 minggu. 

5.  Kecepatan Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang kecepatannya sangat tergantung dari perbedaan / gradient tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya. Semakin besar perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya semakin cepat pula kecepatan anginnya.
Di dalam bidang peternakan maka kecepatan angin yaitu pergerakan udara dalam kandang sangat memegang peranan penting untuk menentukan keberhasilan sebuah peternakan.
Pergerakan angin dalam kandang dengan pengaturan ventilasi ataupun dengan menggunakan kipas angin telah banyak diteliti para ahli. Modifikasi kecepatan angin dengan menggunakan kipas angin di dalam kandang didefinisikan sebagai pengaturan pergerakan udara dalam kandang dengan arah dan kecepatan tertentu, sehingga dalam kandang dapat diatur pertukaran udara dengan baik. Gas-gas dan uap air yang dikeluarkan oleh ternak dapat dikeluarkan dari kandang sehingga tidak membahayakan ternak. Pada cuaca dingin ventilasi haruslah mempertahankan panas yang dihasilkan oleh ternak, sedangkan Pada cuaca panas sebagai pelengkap untuk mengeluarkan panas lingkungan kandang.

Pengaruh kecepatan angin pada ternak.
Pergerakan angin dalam kandang yang sesuai akan mendukung pertumbuhan dan produksi ternak. Kurangnya sirkulasi udara pada kandang ternak, dapat menyebabkan terjadinya :
1.      Peningkatan panas lingkungan karena panas yang dikelurkan oleh ayam sendiri tidak dapat dikeluarkan.
2.      Pernimbunan Gas carbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
3.      Penimbunan uap air yang dikelurakan oleh ternak meallui penguapan pada pernafasan.
      Sebagai akibat dari kurangnya pergerakan angin dalam kandang akan menyebabkan :
1.      Secara umum menyebabkan berkurangnya jumlah makanan yang dimakan.
2.      Pertambahan berat badannya berkurang.
3.      Mudah diserang penyakit.

Dengan adanya pergerakan uadara dalam kandang dapat memperluas tingkat suhu kritis untuk ternak. Pada negara-negara yang mengalami musim panas dan musim dingin, kecepatan pergerakan udara yang tinggi dibutuhkan oleh ternak selama bulan-bulan musim panas, dibandingkan bulan-bulan musim dingin.

Tabel berikut menunjukkan kecepatan pergerakan udara yang dibutuhkan oleh ayam petelur dan ayam pedaging sebagai berikut :

Jenis Ayam
Musim dingin M3/menit
Musim panas m3/menit
1.  Petelur
2,2
2,75
2.  Pedaging
1,65
2,75
  
Kecepatan pergerakan udara yang lebih tinggi dari 18 – 21 m/menit pada suhu udara 15,5 o C akan menyebabkan ayam pedaging berdesak-desakan (kedinginan). Pada suhu 21,1 o C dengan kecepatan udara 30,5 m / menit tidak memberikan pengaruh yang negative pada ayam. Tehadap suhu rectal ternak ayam, dapat diturunkan dengan memberikan pergerakan udara 75 – 150 m / menit.

Pergerakan udara dalam kandang dapat diatur dengan ventilasi atau dengan kipas angin sehingga gas-gas dan uap air yang dikeluarkan ternak segera dapat dibuang ke luar kandang (Stanley, 1951). Selanjutnya kecepatan angin optimum yang dapat memberikan ventilasi terbaik bagi ayam pedaging sangat tergantung pada suhu kandang. Makin tinggi suhu kandang kecepatan angina optimum juga makain tinggi atau sebaliknya. Drury dan Siegel (1966), menyatakan bahwa ayam masih bisa toleran pada suhu 40,6 o C apabila kecepatan angin berkisar antara 2,5 – 3,9 m/dt. Sirkulasi udara dalam kandang yang terlalu lambat akan menyebakkan suplay oksigen ke dalam kandang rendah (Subagyo, 1981). Suplay oksigen yang rendah diutamakan untuk mempertahankan hidup, sehingga pembakaran zat makanan kurang, yang akhirnya mengakibatkan efisiensi penggunaan makanan rendah.

6.  Evaporatif cooling
Adalah suatu usaha pada ternak untuk menurunkan suhu tubuh ternak dengan cara berkeringat, penting (terengah-engah), berbaring dilantai kandang, berkubang atau dengan cara merontokkan bulu. Modifikasi lingkungan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemberian kipas angina dengan kecepatan tertentu, penyemprotan air ke kandang ternak (Biasa dilakukan pada peternakan babi, sapi perah maupun pedaging) dan mengatur ventilasi kandang.

Jumat, 30 Maret 2012

Dosen Nikahi Gelandangan


Jodoh memang sulit untuk ditebak. Siapa sangka seorang Dosen Joanne St Clair yang bosan dengan hidupnya, justru menikah dengan sosok yang tidak disangka.

Rasa bosan dan merasa ada sesuatu hal yang hilang yang dialami Joanne itu, membuatnya memutuskan untuk melakukan perubahan hidup, yakni berlibur ke Los Angeles (LA). Di sanalah keajaiban datang.

Joanne bertemu dengan Daniel Orlick, yang tidak lain adalah mantan kekasihnya yang sudah lama tidak bertemu. Namun, saat pertemuan "pertamanya", nasib kedua insan tersebut jauh berbeda.

Wanita 37 tahun itu adalah wanita yang memiliki kehidupan mapan dan karier yang baik. Joanne memiliki rumah dan mobil pribadi. Dia adalah seorang dosen, yang kemudian ditinggalkannya sebelum memutuskan pergi ke LA. Sementara Daniel hanyalah seorang gelandangan yang kesehariannya berusaha mengais rezeki dengan mengamen.


Daniel mengaku kepada Joanne, kehidupannya begitu nelangsa lantaran dia terobsesi menjadi penyanyi terkenal. Daniel tidak berminat untuk mencari pekerjaan selain menjadi pencipta lagu dan penyanyi.

Setelah hari kedua, mereka bertemu di sebuah Motel Venice Beach. Kedunya terlibat dalam sebuah percakapan yang sangat akrab dan hangat.

Setelah hari kelima mereka sadar, bahwa di antara mereka menemukan kecocokan dan bisa mengisi kekosongan relung hati. Daniel pun langsung mengajak Joanne untuk menikah. "Kamu tahu, kita berdua akan menikah," tuturnya. Tanpa basa-basi, Joanne pun menjawabnya, "Ya saya tahu itu."

Tepat pada hari kesembilan, mereka menikah di LA Courthouse, dengan cincin pernikahan berupa tato permanen dan menghabiskan hari-hari indahnya di motel, tempat biasa mereka bercengkrama.

Sepulangnya ke Inggris, baik keluarga maupun sahabat Joanne kaget bahwa dia telah menikah. Mereka tidak menyangka Joanne menemukan belahan jiwanya seorang tunawisma.

Tapi itulah kekuatan cinta. Sekarang mereka hidup bahagia bersama di Inggris. Keduanya memutuskan untuk mewujudkan impian Daniel dengan membuka label rekaman bersama-sama. Kini Joanne menjadi manajer pribadi sang suami.

"Dengan cara kita bertemu, tidak ada kata seperti 'tidak mungkin' bagi kami," ujar Joanne yakin.

"Itu pertemuan dan kesempatan yang dapat mengubah hidup saya melebihi impian terliar saya. Orang akan selalu meminta Anda untuk melakukan hal yang masuk akal, tapi mendengarkan kata hati mungkin hal yang patut dicoba. Saya melakukan hal itu, dan lihat apa yang terjadi padaku," pungkasnya, seraya memberikan nasehat.
sumber : http://www.osserem.me/2012/02/dosen-nikahi-gelandangan.html

Selasa, 27 Maret 2012

Cerita dari temen saya Bayu Aji Sasongko


MY BEST EXPERIENCE IN MY LIFE

Bercerita tentang pengalaman, setiap orang yang hidup sudah pasti memiliki pengalaman. Pengalaman itu meliputi banyak kisah, baik kisah yang menggembirakan, kisah yang menyedihkan, kisah-kisah kejutan maupun masih banyak kisah-kisah pengalaman lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Dan dari sekian banyak pengalaman tersebut, sudah tentu ada pengalaman yang paling berkesan yang akan selalu dikenang sepanjang hidupnya entah itu pengalaman yang paling menggembirakan ataupun yang paling menyedihkan sepanjang perjalanan hidupnya.
Langsung saja, disini saya akan bercerita tentang salah satu dari sekian banyak pengalaman hidup yang tidak mungkin dapat dilupakan karena kisah ini teramat sangat meniggalkan kenangan kepedihan yang mendalam dan tidak mungkin hilang dari benak pikiran seumur hidup saya.
Pengalaman ini terjadi sekitar hampir dua tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 15 April 2010, ini adalah tragedi yang paling pahit sepanjang hidup. Kronologi kejadiannya bermula ketika saya dan teman saya yang bernama Riyan, malam itu kita akan berangkat untuk belajar agama, tepatnya malam jumat. Sudah menjadi jadwal kita untuk terbiasa belajar agama di setiap malam jumat. Tepatnya jam 18.30 wib kita bersiap berangkat dari rumah Riyan. Tadinya kita akan berangkat dengan menggunakan sepeda motor saya, tapi dikarenakan sepeda motor saya tidak ada bensin, ya sudah, Riyan memutuskan untuk mengendarai sepeda motornya saja. Satu alasan fatal yang tidak kita perhatikan adalah bahwa ternyata lampu sepeda motor Riyan rusak sehingga tidak dapat menyala sebagaimana mestinya. Karena waktu yang mendesak dan kami tidak mempunyai solusi lain, terpaksa sepeda motor Riyan lah yang kami kendarai untuk berangkat belajar agama.
Karena lokasi tempat kami belajar yang cukup jauh, kami bermaksud untuk singgah di salah satu rumah teman kami yang bernama Okky dengan maksud sesampainya disana kami akan meminjam kendaraan Okky. “Namun nasib berkata lain, nasi telah menjadi bubur, apa mau dikata”. Belum sampai kami di rumah Okky kami harus bernasib naas, kami mengalami kecelakaan yang hebat, sebuah mobil truk dengan kecepatan tinggi dengan pengendara yang sedang mabuk menabrak kita dari arah yang berlawanan. Sungguh tragedi yang paling menggenaskan saya harus merelakan kepergian teman saya Riyan, ia tewas seketika dalam tragedi kecelakaan tersebut, sedangkan saya harus dirawat di rumah sakit selama hampir dua bulan karena cidera berat yang juga hampir merenggut nyawa saya.
Demikian pengalaman hidup yang paling menyedihkan yang pernah saya alami, berharap jangan pernah terulang kembali, cukup pelajaran hidup yang dapat saya ambil “adalah bahwa jangan pernah menyepelekan kesalahan kecil, karena itu akan menjadi musibah besar dalam hidup kita”. Selalu menjadi orang yang berhati-hati dalam segala tindakan.
Ini ceritaku : Semoga Bermanfaat’................

Nissan GT-R Hulk

Inggris – Dunia modifikasi mesin tak jauh dari nama Nissan GT-R. Maklum, dengan julukan Godzilla tuner-tuner dunia getol membangun mobil kencang dengan basis GT-R. Diantaranya, GT-R tuner asal Inggris, Severnvalley Motorsport yang satu ini.

Bahkan Severnvalley Motorsport mengklaim Nissan GT-R korekannya sebagai yang terkencang di dunia. Mobil berjuluk ‘Hulk’ ini menawarkan modifikasi berat di sektor mesin yang membuatnya mampu digeber hingga 351 km/jam dalam jarak sekitar 1 mil.

Hebatnya lagi, data yang direkam oleh piranti Racelogic Vbox ini masih menggunakan ban versi jalan raya dan kondisi trek basah. Hasilnya bisa lebih baik jika coupe berkelir hijau ini mengaplikasi ban slick dan trek kering.

Pun demikian, Hulk juga diyakini lebih kencang sedetik dari Bugatti Veyron Supersport saat akselerasi dari 177-210 km/jam.

Hasil tersebut tak lepas dari modifikasi mesin V6 twin-turbo yang volumenya didongkrak dari 3.8 liter menjadi 4.2 liter. Kemudian piranti turbo mengaplikasi milik Garrett yang berukuran lebih besar, sistem pembuangan custom, hi-flow injector, air intake dan inlet manifold baru. Serta tentu saja, ECU dengan pemetaan baru.

Mau tahu tenaganya? Cukup 1.250 dk saja. Angka tersebut naik lebih dari 2 kali lipat tenaga standarnya yang hanya 545 dk. (mobil.otomotifnet.com)


Spesifikasi Nissan GT-R Hulk:

Mesin

SVM HULK Spec Forged Blueprinted Unit 4.2L
92.4 Billet Greddy Crankshaft assembly & boost logic Crank damper/ rotating mass dynamically balanced
98mm Darton modular Integrated deck system (wet liners)
SVM specification longer Carrillo connecting rods
SVM Custom CP Comp Pistons & Higher Quality wrist pins & ARP bolts
ARP L19 Head Extra high Strength Bolts
Ferrera Valve Package with larger inlet and exhaust valves and titanium retainers
Tomie 280 Profile cams with 11.3 lift
CNC 5 angled valve pockets and CNC Balanced Porting
Ported and Matched Inlet Manifolds
GTC Billet winged engine sump
HKS 45ml colder spark plugs
Okada plasma Direct coil packs

Induksi

Large Greddy Throttle housings
Greddy modified steel manifolds/modified with v bands couplings & SVM support system
GTX GT35 Garrett Turbo Chargers with ball bearing core assemblies & V Band Fitment
Tial 44mm external waste gates V Band Fitment
Custom 80mm down pipes Zercoated
80mm hard pipe kit with SVM Green pipe couplers and murray hose clamps
80mm MAF pies with HPX MAF sensors
HKS Blow off Valves
GTC 102mm Titanium Exhaust system with 102mm GTC Y pipe fully resonated
KN High flow air filter system with ram pipes & 90mm intakes

Transmisi

Albins Gear set kit
GTC 14 plate clutch system
Upgraded 4wd Gearlock system
SVM gearbox cooler kit with additional fan and thermal control/motul pump and braided lines
GTC Billet gearbox high capacity oil pan
SVM synthetic 13 liter duel clutch oil
Shell helix racing oils

Sasis

KW coil overs Variant 3
KW club sport suspension with alloy top mountings
Eibach billet spacer pack with titanium wheel nuts
Eibach front and rear "hollow" light weight anti roll bars
GTC rose jointed top arms
400mm Top Secret Big Brake conversion front and rear
Pelek 22 inci

Sabtu, 24 Maret 2012

Myasis by adrin ma'ruf


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                  Serangga dalam hidupnya sebagai parasit, dapat pula menimbulkan penyakit pada hospes yang dihinggapinya. Penyakit ini disebabkan karena kehadiran serangga dewasa atau larva yang menimbulkan iritasi atau kerusakan pada hospes dimana parasit ini hidup. Pada paper ini akan dibahas mengenai penyakit Myasis yang disebabkan oleh lalat Chrysomya bezziana.   
                  Myasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi larva lalat kedalam suatu  jaringan hidup manusia dan hewan. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara dengan masyarakat golongan sosial ekonomi kelas rendah. Diantara lalat penyebab myasis di dunia, Chrysomya bezziana mempunyai nilai medis yang penting karena bersifat obligatif parasit. Infestasi myasis pada jaringan akan mengakibatkan berbagai gejala tergantung pada lokasi yang dikenai. Larva yang menyebabkan myasis dapat hidup sebagai parasit di kulit, jaringan subkutan, soft tissue, mulut, traktus gastrointestinal, system urogenital, hidung, telinga dan mata. Higiene yang buruk dan bekerja pada daerah yang terkontaminasi, melatarbelakangi infestasi parasit ini. Manifestasi klinik termasuk pruritus, nyeri, inflamasi, demam, eosinofilia dan infeksi sekunder. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian.

1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah :
1.      Untuk mengetahui etiologi dari Chrysomia benziana.
2.      Untuk mengetahui hewan yang rentan terinfeksi myasis.
3.      Untuk mengetahui cara penularan myasis.
4.      Untuk mengetahui patogenesis dan gejala klinis dari myasis.
5.      Untuk mengetahui patologi anatomi myasis.
6.      Untuk mengetahui histopatologi myasis.
7.      Untuk mengetahui cara diagnosa dari myasis.
8.      Untuk mengetahui cara penanganan penyakit myasis.
1.3  Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang di dapat dari penulisan paper ini adalah :
1.      Mengetahui etiologi dari Chrysomia benziana.
2.      Mengetahui hewan yang rentan terinfeksi myasis.
3.      Mengetahui cara penularan myasis.
4.      Mengetahui patogenesis dan gejala klinis dari myasis.
5.      Mengetahui patologi anatomi myasis.
6.      Mengetahui histopatologi myasis.
7.      Mengetahui cara diagnosa dari myasis.
8.      Mengetahui cara penanganan penyakit myasis.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etiologi
            Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan yang masih hidup, disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Kejadian Myiasis di Indonesia teridentifikasi disebabkan oleh larva lalat : Chrysomia benziana, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora, Musca dan Sarcophaga. Genus Chrysomia yang memegang peranan penting dalam kasus myasis yaitu Chrysomia megacephala dan Chrysomia bezziana.
a)      Berdasarkan sifatnya maka larva tersebut dibedakan menjadi :
ü  Fakultatif Parasit yaitu larva secara normal hidup bebas dan mampu berkembang pada bahan bahan   organik yang busuk, tetapi larva tersebut dapat dijumpai pada hewan hidup dimana   mampu berkembang dan selanjutnya dapat bertindak sebagai parasit untuk kelangsungan hidupnya. Terdiri dari Blowflies , misalnya :   Larva dari Lucilia, Phormia, Calliphora dan Chrysomyia.
ü  Obligat Parasit  yaitu larva secara normal membutuhkan jaringan induk semangnya sebagai makanan dalam perkembang biakannya terdiri dari: Bot flies, misalnya, Larva dari genus Gasterophilus, Oestrus. Warble flies        misalnya, Larva dari Hipoderma bovis dan H. lineatum. Screw worm    misalnya, Larva dari Callitroga hominivorax, C. macellaria dan Chrysomyia bezziana.
b)      Berdasarkan lokasi dari myasis maka dapat dibedakan menjadi :
ü  Eksternal myasis
Myasis yang terjadi pada organ luar tubuh yang disebabkan karena luka. Myasis ini sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Blowflies serta Screw worm. 
ü  Internal myasis
Myiasis yang terjadi pada organ organ dalam dan rongga rongga lainnya. Sering diakibatkan oleh larva dari kelompok Bot flies dan Warble flies.
 2.1.1 Morfologi
Klasifikasi
Family          : Calliphoridae
Ordo             : Diphtera
Sub ordo      : Cyclorrapha
Kelas            : Insecta
Genus           : Chrysomya
Spesies         : Chrysomya bezziana
 Lalat C. bezziana berwarna biru metalik, biru keunguan atau biru kehijauan. Kepala lalat ini berwarna oranye dengan mata berwarna merah gelap .Perbedaan antara lalat betina dan jantan terletak pada matanya. Lalat betina memiliki celah yang memisahkan mata kanan dan kiri lebih lebar dibandingkan lalat jantan.
          Ukuran lalat ini bervariasi tergantung pada ukuran larvanya. Panjang tubuhnya rata-rata 10 mm dengan lebar kepala berkisar rata-rata 4,1 mm. Tidak ada tanda-tanda makroskopik yang khas untuk dapat mengenalinya dengan kasat mata sehingga identifikasi hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopik.
          Telur chrysomya bezziana berwarna putih transparan dengan panjang 1,25 mm dan berdiameter 0,26 mm, berbentuk silindris serta tumpul pada kedua ujungnya. Larva C. beziiana terbagi menjadi tiga instar, yaitu L1, L2, dan L3. Larva ini mempunyai 12 segmen, yaitu satu segmen kepala, tiga segmen torak, dan delapan segmen abdominal. Ketiga instar tersebut dapat di bedakan dari panjang tubuh dan warnanya. Panjang L1 adalah 1,6 mm dengan diameter 0,25 mm dan berwarna putih, sedangkan L2 mempunyai panjang 3,5-5,5 mm dengan diameter 0,5-0,75 mm dan berwarna putih samapi krem. Adapun panjang L3 mencapai 6,1-15,7 mm dengan diameter 1,1-3,6 mm. L3 muda berwrna krem namun jika telah dewasa berwarna merah muda.
          Tubuh larva dilengkapi bentukan duri dengan arah condong ke belakang. Spirakel anterior mempunyai empat sampai enam papilla sedangkan spirakel posterior dilengkapi tiga celah dengan peritreme yang kuat dan berwarna kehitaman. Saat akan menjadi pupa, L3 berubah warna menjadi coklat hingga hitam dengan panjang rata-rata 10,1 mm yang berdiameter 3,6 mm           
2.1.2 Siklus Hidup
         Siklus hidup dari C. bezziana berkisar antara 9-15 hari dan lalat betina bertelur sekitar 150-200 telur sekaligus. Telur diletakkan di luka dan selaput lendir dari hewan hidup dan akan menetas setelah 24 jam pada suhu 30°C. Setelah 12-18 jam dari waktu penetasan telur, larva stadium 1 muncul dari dalam telur dan bergerak dipermukaan luka atau pada jaringan yang basah. Larva ini berubah menjadi larva stadium II setelah 30 jam dan larva stadium III setelah 4 hari. Larva stadium II dan III menembus jaringan hidup dari host dan hidup dari jaringannya. Pada saat makan hanya kait-kait posterior  yang tampak. Larva stadium III meninggalkan luka setelah makan dan berubah menjadi pupa dan kemudian lalat dewasa. Larva akan membentuk pupa dalam waktu 24 jam pada suhu 28°C


         Penetasan lalat dari pupa sangat tergantung dari lingkungan. Pupa akan menetas menjadi lalat dalam seminggu pada suhu 25°C-30°C, sedangkan pada temperatur yang lebih rendah akan lebih lama bahkan sampai berbulan-bulan. Lalat jantan dan betina mempunyai daya tahan hidup yang relatif sama yaitu 15 hari dalam kondisi laboratorium, hingga empat puluh hari.

  
2.2 Hewan Rentan
            Myasis biasanya menyerang hewan ternak (sapi, kuda, kerbau, kambing, dan babi) dan juga hewan kesayangan (anjing dan kucing). Kejadian myasis pada ternak dan hewan kesayangan  dapat diawali karena gigitan lalat Tabanidae, akibat infestasi Sarcoptes scabiei, cacing Strongyloides sp, kejadian pascapartus, luka umbilicus, luka traumatika karena perkelahian , tergores duri atau benda lain.  NORVAL (1978) melaporkan kematian tiga ratus ribu ternak terserang myasis akibat terganggunya program control caplak di Zimbabwe sepanjang tahun 1973-1978. Kejadian myasis di Indonesia pertama kali ditemukan pada kuku sapi  dan kuda yang terinfeksi larva lalat C. bezziana di daerah minahasa. Beberapa kasus myasis yang terjadi pada hewan di Indonesia disebabkan oleh infestasi larva C. bezziana atau bercampur dengan Sarcophaga sp. Sulawesi, Sumba Timur, Pulau Lombok, Sumbawa, Papua dan Jawa telah dilaporkan sebagai daerah endemik myasis. Umumnya, kasus myasis cukup tinggi menjelang hingga musim hujan, yaitu pada bulan Agustus sampai April, sedangkan kasus terendah terjadi pada bulan Mei sampai Juli.
         
                 Sebagai faktor predisposisi (pendukung) utama terjadinya Myiasis adalah harus didahului dengan adanya luka. (luka traumatik, gigitan caplak, tembak, operasi, gigitan hewan lain dan sebab lainnya). Lalat betina dewasa akan bertelur disekitar luka, jika telur sudah menetas maka larva akan bergerak dan masuk kedalam luka serta memakan sel-sel jaringan, kemudian jatuh membentuk kokon dan didalamnya berkembang menjadi pupa dan akhirnya keluar lalat dewasa.
2.4 Patogenesis dan Gejala Klinis
          Setelah telur lalat menetas, larva akan masuk kedalam luka dengan kait pada mulut dan sekresi enzyme proteolitik maka larva akan bisa memakan sel-sel jaringan, serta membuat terowongan didalam jaringan sehingga akan memperparah kerusakan. Selain itu karena ada luka terbuka kemungkinan besar akan terjadi infeksi sekunder oleh kuman pyogenes (Sarcophaga sp, Chrysomya megachepalla, Musca sp).

          Gejala klinis yang teramati mula-mula terlihat luka kecil yang didalamnya terlihat ada larva lalat, lama-kelamaan karena diperparah oleh infeksi sekunder  menyebabkan terjadinya pembusukan dan pembentukan nanah sehingga akhirnya terjadi borok yang mengeluarkan cairan dan berbau busuk. Gejala klinis lainnya sesuai dengan kelainan fungsi dari bagian tubuh yang terkena myiasis (misalnya jika terjadi myiasis pada kaki gejalanya pincang, jika terjadi pada daerah kepala  berjalan dengan kepala miring dsb) serta diikuti oleh gejala umum lainnya seperti hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, suka bersembunyi menghindari lalat. Selain itu gejala klinis lainnya yaitu berupa radang, anemia, tidak tenang sehingga mengakibatkan ternak mengalami penurunan bobot badan dan produksi susu, kerusakan jaringan, infertilitas, hipereosinofilia serta peningkatan suhu tubuh.
2.5 Patologi Anatomi
          Keadaan patologi anatomi yang dapat dilihat untuk mengidentifikasi penyakit myasis adalah dengan melihat luka pada hewan yang di dalam luka tersebut terdapat larva dari C. bezziana.

2.6 Diagnosa
                   Sangat mudah dengan memeriksa luka yang didalamnya ditemukan larva lalat C. bezziana. Umumnya, larva C. bezziana  ditemukan pada kondisi infestasi primer, namun jika telah terjadi lama maka akan dijumpai larva lalat lain seperti Sarcophaga sp, C. Megachepala, atau M. domestica. Identifikasi larva lalat dilakukan dibawah mikroskop stereo untuk melihat spirakel anterior dan posterior serta bentuk spina (duri) yang khas pada masing-masing spesies larva lalat.

2.7 Penanganan dan Pengobatan
            Myiasis mempunyai tingkat morbiditas tinggi dan mortalitas rendah. Myiasis dapat bersifat fatal bila tidak dilakukan pengobatan dengan segera, bila terjadi dalam waktu yang lama akan menyerang organ vital, dan apabila terjadi infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, pemilik hewan tidak menyadari bahwa hewan kesayangannya terserang myiasis terutama pada hewan-hewan berbulu panjang.
            Cara pencegahan dari penyakit Myasis ini adalah  diusahakan tidak terjadi kelukaan yang nantinya akan menjadi tempat berkembangnya larva lalat dan tindakan penurunan populasi lalat. Kasus myasis banyak terjadi pada daerah-daerah endemik myasis. Kondisi ini berkaitan erat dengan jumlah populasi lalat penyebab myasis serta ekologi daerah tersebut. Daerah yang memiliki pepohonan, semak-semak dan sungai merupakan tempat ideal untuk kelangsungan hidup lalat-lalat penyebab myasis. Pengendalian populasi lalat C. bezziana tidak mungkin diarahkan dengan melakukan penebangan hutan atau pembakaran semak-semak karena akan mengganggu ekosistem lainnya. Sejauh ini, berbagai upaya pengendalian dan pemberantasan C. bezziana telah banyak dilakukan. Efektifitas pengendalian lalat dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi jumlah populasi lalat dewasa, terutama ketika populasi lalat ini mengalami peningkatan di alam. Salah satu metode yang dilakukan adalah Screworm Adult Suppresion System (SWASS) yaitu mengkombinasikan penggunaan umpan (bait), perangsang pakan (feeding stimulant) yang terdiri dari campuran tepung darah, gula, dan bongkol jagung dan insektisida yang dibentuk menjadi pelet kemudian disebar dengan pesawat. Metode lainnya disebut dengan bait station yaitu penggunaan elemen yang sama dengan SWASS dalam suatu alat permanen kemudian diletakkan di atas tanah. Kedua metode diatas menggunakan campuran pemikat sintetik swormlure (SL2) dengan insektisida dichlorovos. SWASS dilaporkan cukup berhasil untuk mengurangi populasi lalat dan menurunkan jumlah kasus myasis di USA dan Mexico. Kelemahan metode ini adalah kurang efektif untuk daerah yang lembab, daerah yang banyak mempunyai saluran air dan hanya bertahan 3-5 hari mengembangkan suatu metode untuk menguji daya pikat C. bezziana baik pada kondisi laboratorium maupun semi lapang. Secara tradisional pemikat yang digunakan untuk memonitor populasi lalat adalah gerusan hati sapi. Gerusan hati sapi dicampurkan dengan senyawa kimia (volatil) untuk menarik perhatian lalat sehingga dapat dikendalikan. Keuntungannya adalah komposisi bahan kimia yang dibutuhkan lebih sedikit dan hemat.
Pengobatan terhadap penyakit myasis dapat dilakukan dengan cara antara lain :
ü  Bersihkan luka dengan antiseptik yang ada
ü  Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon, Ivermectin)
ü  Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang
ü  Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik (penicilin 20.000 IU/Kg bb) dan sulfanilamida serbuk.
ü  Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan karena mengandung vitamin A dan D yang bagus untuk regenerasi kulit.
ü  Pengobatan myiasis yang dilakukan di lapangan di Sumba Timur menggunakan karbamat dan Echon. Kedua preparat ini cukup berbahaya karena merupakan insektisida sistemik sehingga banyak dilaporkan adanya keracunan pada ternak pascapengobatan
ü  Disamping itu, digunakan juga obat-obat tradisional yaitu tembakau, batu baterai yang dicampur dengan oli, selanjutnya dioleskan pada luka. Pengobatan dengan cara ini ditujukan untuk mengeluarkan larva dari luka tetapi berakibat iritasi pada kuhit
ü  Campuran dari 50 g yodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee° yang selanjutnya ditambah air hingga satu liter . Ramuan ini langsung disemprotkan pada luka yang mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil . pengobatan ini dilakukan 2x seminggu
ü  Beberapa insektisida botanis dari biji srikaya dan mindi, minyak atsiri, seperti minyak atsiri nilam dan akar wangi j uga telah dicoba secara in vitro sebagai insektisida botanis dan terbukti mampu mematikan larva C. bezziana
ü  pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk dijadikan bioinsektisida

  

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Myasis (belatung) merupakan infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup hewan berdarah panas. Penyakit ini sering ditemukan pada Negara-negara tropis dan sering menyerang hewan ternak dan juga hewan kesayangan. Lalat Chrysomya bezziana merupakan salah satu vector penyebab penyakit myasis dikarenakan mempunyai nilai medis yang penting dan bersifat obligat parasit dan menimbulkan kerugian ekonomis. Kasus myasis pada hewan sering terjadi akibat pasca partus (myasis vulva) yang diikuti oleh pemotongan tali pusar anaknya (myasis umbilikus) atau akibat luka traumatika. Gejala klinis myasis sangat bervariasi yaitu  hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, suka bersembunyi menghindari lalat.  Kondisi ini diperparah dengan adanya infeksi sekunder. Cara pencegahan dari myasis adalah dengan menghindari terjadinya kelukaan pada hewan dan menurunkan angka populasi lalat penyebab myasis serta pengobatannya dengan memberikan antibiotik, antiseptik, dan minyak ikan.








DAFTAR PUSTAKA
yudhiestar.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
meeevet.blogspot.com/2012/03/myasis-pada-anjing.html
peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/lkzo05-39.pdf
micymicy.blogspot.com/2011/08/myiasis.html
 www.scribd.com/doc/54037496/BAB-I-C-bezziana
sonyapalingbisa.wordpress.com/2010/12/14/myasis/
ariputuamijaya.wordpress.com/2011/12/10/myiasis
dayuntarivetmed.lecture.ub.ac.id/2012/01/myiasis/



Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...