Senin, 02 April 2012

Cekaman sosial ternak




BAHAN ILMU LINGKUNGAN TERNAK


Cekaman Panas (Heat Stress)

Å  Ternak untuk dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal diperlukan suhu lingkungan yang optimal.

Å    Keadaan ini di alam berada pada kisaran yang sangat sempit. Hal ini disebabkan adanya perubahan antara siang dan malam, letak lintang dan perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, sehingga keadaan suhu berubah sesesuai dengan keadaan waktu, lintang dan ketinggian tempat.

Å  Suhu lingkungan optimal dikenal pula dengan istilah suhu nyaman atau zone termo netral.

Å   Sebagi contoh ayam petelur, suhu optimumnya berada pada kisaran suhu lingkungan antara 12 s/d 22o C, sedangkan DOC dibesarkan pada kisaran suhu 380C  selama beberapa hari pertama.  

Tanda-tanda ternak menerima heat stress :
1.    Ternak gelisah
2.    Nafas cepat, banyak berkeringat
3.    Pertumbuhan terganggu
4.    Banyak minum
5.    Mudah terserang penyakit
6.    Pada batas kisaran toleransinya, kesadaran menurun à ternak akan mati.
   
Cekaman Dingin (Cold Stress)
à Apabila ternak berada pada lingkungan yang dingin, produksi panas meningkat. Hal ini berarti laju metabolisme ternak meningkat. Apabila keadaan ini tidak diimbangi pemberian pakan yang simbang dengan kuantitas yang memadai, maka ternak akan kekurangan energi termetabolis, akibatnya pertahanan tubuh ternak untuk melawan pengaruh lingkungan akan semakin menurun.

à Dampak yang terjadi : Ternak tumbuh terganggu, mudah diserang penyakit dan produksi – reproduksi menurun.

ÃGejala-gejala ternak berada pada cekaman dingin (Cold Stress) :
1.    Ternak menggigil
2.    Metabolisme terganggu
3.    Pertumbuhan dan reproduksi terganggu
4.    Pada batas kisaran toleransinya untuk menerima cekaman dingin à ternak akan mati.


Hubungan antara suhu lingkungan - produksi ternak, pada tiga jenis ternak berbeda (Ayam petelur, ternak babi (berat 70 kg) dan sapi perah (Frisien Holnstein), menurut Bond and Kelly, sbb :


Kebisingan
Bising adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu kenymanan pada ternak. Apabila ternak terpapar dengan suara bising secara terus-menerus, maka akan mengganggu pertumbuhan, produksi serta reproduksinya dan bahkan sampai mematikan.

à Satuan bising dinyatakan dengan decibel dB(A) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan dapat diukur tingkatannya dengan alat desibelmeter.

Tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) telah menggangu aktifitas dan menurunkan produktifitas à ternak berada pada tingkatan stress.

Polusi Udara
ß Polusi udara dapat didefinisikan sebagai masuk atau dimasukkannya zat atau energi ke udara ambient sehingga peruntukkannya akan berubah.

Berbagai zat / energi dan gas-gas polutan udara ambient beserta dampak/efek negatif yang dapat terjadi apabila kualitas udara telah tercemar adalah sebagai berikut :

·       Efek negatif bahan pencemar udara (debu, asap dan kabut) terhadap kondisi fisik udara antara lain timbulnya gangguan jarak pandang (visibility), mengganggu pernafasan, memberikan warna tertentu pada atmosfer, mempengaruhi struktur awan, mempengaruhi keasaman air hujan, dan mempercepat pemanasan atmosfer.

·       Efek negatif yang ditimbulkan bahan pencemar udara terhadap vegetasi adalah perubahan morfologi, pigmen, kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama pada daun, pertumbuhan vegetasi, proses reproduksi tanaman, komposisi komunitas tanaman, dan terjadinya akumulasi bahan pencemar pada vegetasi tertentu.

·       Efek pencemaran gas NO2 terhadap kesehatan ternak dan juga manusia terutama karena kemampuannya membentuk Meth-Hb (Meth hemoglobin) dalam darah sehingga mengganggu fungsi darah. Terjadinya sembab dan fibrosis paru-paru terbukti diakibatkan oleh paparan gas NO2 yang melebihi ambang batas.

·       Efek yang ditimbulkan oleh pencemaran CO bagi manusia dan ternak adalah kemampuannya memblokir fungsi transport HbO2 dan meningkatkan HbCO dalam darah. Selanjutnya kemampuan tersebut akan berdampak pada kerusakan otot jantung dan susunan syaraf pusat.

·       Gas SO2 merupakan gas yang terbentuk dalam pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara atau kegiatan pembakaran lainnya. Adanya gas SO2 dalam konsentrsi tinggi di Atm dapat membahayakan kesehatan.

·       Gas NH3 (amoniak) merupakan gas yang terbentuk dari dekomposisi bahan organic yang terdapat dalam urine ternak dan juga manusia. Kandang yang terpolusi gas NH3 mengibatkan ternak terserang penyakit snot (radang sinus dan paru-paru sehingga ternak menderita sesak nafas dan keadaan yang paling fatal adalah mengakibatkan kematian.

·       Gas CH4 (Methan) merupakan gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organic/timbunan sampah. Konsentrasi gas yang tinggi dan bila terjadi gesekan atau penyulutan dengan api, sangat mudah meledak dan terbakar dan merupakan gas beracun terhadap sistem pernafasan.

ILMU LINGKUNGAN TERNAK

---------------------------------------------------------------------------------
MODIFIKASI LINGKUNGAN
Modifikasi lingkungan ternak adalah segala upaya manusia untuk menciptakan lingkungan buatan untuk ternak peliharaannya. Hal ini dimaksudkan agar tercipta   kondisi lingkungan ternak agar ternak menjadi lebih aman, nyaman, sehat dan produktif.

Upaya-upaya yang dilakukan manusia untuk memodifikasi lingkungan ternak adalah dengan membuat kandang untuk ternak dengan berbagai model, tipe, ukuran dengan tujuan akhir adalah meningkatkan produktifitas ternak. Fokus pengkajian untuk lingkungan ternak disamping pada kandang, juga lingkungan kandangpun dimodifikasi, yaitu dengan menanam, tanaman pelindung, membuat kolam ikan agar tercipta sebuah peternakan terpadu dari segala aspek, baik ekonomis, social budaya, agama, kesehatan masyarakat, estetika dan lingkungan tetap lestari tanpa dirusak.

Modifikasi lingkungan ternak dengan :
1.    Tanaman pelindung.
Berbagai jenis tanaman telah diupayakan untuk ditanaman di sekitar kandang ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan kandang ternak. Tanaman yang ditaman adalah tanaman – tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber hijauan makanan ternak samapai dengan tanaman yang hanya berfungsi sebagai perindang/penyejuk kandang.

Tanaman-tanaman yang umum dijumpai di sekitar kandang ternak adalah
a.       Tanaman gamal (Glyricidia cepium).
b.      Lamtoro (Gliricydia, sp.).
c.       Turi (Sesbania grandiflora)
d.      Nangka (Arthocarpus, sp.)
e.       Kelapa (Cocos nusifera)
f.       Bambu hias (Bambusa, sp), dll.

Fungsi tanaman pelindung :
1.      Meningkatkan kesuburan tanah.
2.      Mempertahankan kadar air tanah.
3.      Sumber hijauan makanan ternak terutama di musim kemarau (ingat Sistem 3 strata).
4.      Mencegah erosi.
5.      Serasah dan pangkasan tanaman dapat digunakan sebagai kompos.

2.    Kolam ikan di pinggir kandang

Modifikasi lingkungan ternak dengan membuat kolam ikan di pinggir kandang ternak dimaksudkan untuk memanfaatkan ruang secara optimal yang ada di sekitar kandang ternak. Dengan demikian dalam korun waktu yang bersamaan didapatkan manfaat ganda disamping hasil ternak (utama) juga hasil budidaya ikan sebagai tambahan juga diperoleh.
            Kolam ikan di pinggir kandang ternak  berfungsi sebagai :
1.      Menambah penghasilan bagi peternak.
2.      Penyejuk lingkungan kandang.
3.      Kotoran ternak dan ceceran/sisa pakan ternak dapat diberikan langsung pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam ikan.
4.      Sebagai sumber air untuk menyiram tanaman/hijauan makanan ternak, terutama di musim kemarau.
     
Pemeliharaan ternak bersama-sama dengan pemeliharaan ikan di dekat kandang ternak sering diistilahkan dengan sistem tumpang sari antara ternak dan ikan.

3.    Atap kandang
Masalah perkandangan perlu mendapat perhatian yang serius dalam manajemen peternakan (North, 1972). Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa nyaman (comfort) pada ternak dan pertumbuhan ternak tidak terganggu. Pembuatan kandang akan lebih baik bila telah mempertimbangkan bentuk, ukuran serta bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang (Primault, 1979).
Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai bahan atap kandang  adalah : genteng, seng, daun kelapa dan alang-alang. Pertimbangan – pertimbangan pemilihan bahan atap ini tergantung pertimbangn peternak maupun usaha peternakan yang kan menggunakan bahan tersebut sebagai bahan atap kandang.

Sifat fisik bahan atap kandang
Radiasi gelombang pendek dan panjang akan direfleksi, ditransmisi dan diabsorbsi oleh semua bahan dengan proporsi masing-masing berbeda tergantung pada jenis bahan. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan suhu, keadaan fisik dan kimia serta panjang gelombang radiasi (Charles, 1981).
Absorbsi adalah daya serap bahan terhadap radiasi gelombang pendek dan panjang  yang datang. Nilai absorbsi bahan terhadap radiasi gelombang pendek untuk seng yang baru, genteng dan alang-alang adalah : 0,65; 0,55 dan 0,68. Sedangkan nilai pantulan kembali “emisivitas” terhadap gelombang panjang untuk bahan yang sama berturut-turut :  0,13; 0,93 dan 0,90 (Esmay, 1978).
  
Bahan atap kandang yang umum digunakan oleh peternak atau usaha peternakan adalah : genteng, seng, daun kelapa dan alang-alang. Masing-masing bahan atap kandang memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Atap genteng dan seng, keunggulannya :
1.  Tahan lebih lama
2.  Mudah diperoleh di pasaran

Kelemahannya :
1. Harga relative lebih mahal


Atap daun kelapa dan alang-alang, keunggulannya :
1.  Kandang menjadi lebih sejuk
2.  Harga relative lebih murah.

Kelemahannya :
1.  Lebih cepat rusak / lapuk.

4.  Lantai Kandang
Pada ternak ayam, secara umum dikenal 2 macam sistem lantai kandang yaitu sistem litter dan sistem slat. Lantai slat ini terbuat dari belahan-belahan bamboo yang disebut “bamboo slats” selebar 2 cm untuk alas kandang (Gapuz, 1973). Alas kandang dari bamboo ini lebih tahan lama dan lebih mudah membersihkannya. Harganyapun lebih mudah dari bahan lain misalnya kawat. Dari ke dua sistem lantai tersebut mempunyai perbedaan yaitu lantai litter akan dapat menambah panas dari vermentasi litter. Sedangkan pada lantai slat mempunyai ventilasi yang datang dari dua arah yaitu arah bawah dan samping.
Untuk mendapat pertumbuhan yang baik, sistem lantai kandang yang tepat sangat penting. Sebagai contoh anak ayam harus mendapat luasan lantai yang cukup (Parnell, 1957, Winter dan Funk, 1962), anak ayam akan tumbuh dengan cepat. Berat badannya dapat mencapai 2 kali lipat setiap 2 minggu sampai anak-anak ayam tersebut mencapai umur 6 minggu. 

5.  Kecepatan Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang kecepatannya sangat tergantung dari perbedaan / gradient tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya. Semakin besar perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat lainnya semakin cepat pula kecepatan anginnya.
Di dalam bidang peternakan maka kecepatan angin yaitu pergerakan udara dalam kandang sangat memegang peranan penting untuk menentukan keberhasilan sebuah peternakan.
Pergerakan angin dalam kandang dengan pengaturan ventilasi ataupun dengan menggunakan kipas angin telah banyak diteliti para ahli. Modifikasi kecepatan angin dengan menggunakan kipas angin di dalam kandang didefinisikan sebagai pengaturan pergerakan udara dalam kandang dengan arah dan kecepatan tertentu, sehingga dalam kandang dapat diatur pertukaran udara dengan baik. Gas-gas dan uap air yang dikeluarkan oleh ternak dapat dikeluarkan dari kandang sehingga tidak membahayakan ternak. Pada cuaca dingin ventilasi haruslah mempertahankan panas yang dihasilkan oleh ternak, sedangkan Pada cuaca panas sebagai pelengkap untuk mengeluarkan panas lingkungan kandang.

Pengaruh kecepatan angin pada ternak.
Pergerakan angin dalam kandang yang sesuai akan mendukung pertumbuhan dan produksi ternak. Kurangnya sirkulasi udara pada kandang ternak, dapat menyebabkan terjadinya :
1.      Peningkatan panas lingkungan karena panas yang dikelurkan oleh ayam sendiri tidak dapat dikeluarkan.
2.      Pernimbunan Gas carbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
3.      Penimbunan uap air yang dikelurakan oleh ternak meallui penguapan pada pernafasan.
      Sebagai akibat dari kurangnya pergerakan angin dalam kandang akan menyebabkan :
1.      Secara umum menyebabkan berkurangnya jumlah makanan yang dimakan.
2.      Pertambahan berat badannya berkurang.
3.      Mudah diserang penyakit.

Dengan adanya pergerakan uadara dalam kandang dapat memperluas tingkat suhu kritis untuk ternak. Pada negara-negara yang mengalami musim panas dan musim dingin, kecepatan pergerakan udara yang tinggi dibutuhkan oleh ternak selama bulan-bulan musim panas, dibandingkan bulan-bulan musim dingin.

Tabel berikut menunjukkan kecepatan pergerakan udara yang dibutuhkan oleh ayam petelur dan ayam pedaging sebagai berikut :

Jenis Ayam
Musim dingin M3/menit
Musim panas m3/menit
1.  Petelur
2,2
2,75
2.  Pedaging
1,65
2,75
  
Kecepatan pergerakan udara yang lebih tinggi dari 18 – 21 m/menit pada suhu udara 15,5 o C akan menyebabkan ayam pedaging berdesak-desakan (kedinginan). Pada suhu 21,1 o C dengan kecepatan udara 30,5 m / menit tidak memberikan pengaruh yang negative pada ayam. Tehadap suhu rectal ternak ayam, dapat diturunkan dengan memberikan pergerakan udara 75 – 150 m / menit.

Pergerakan udara dalam kandang dapat diatur dengan ventilasi atau dengan kipas angin sehingga gas-gas dan uap air yang dikeluarkan ternak segera dapat dibuang ke luar kandang (Stanley, 1951). Selanjutnya kecepatan angin optimum yang dapat memberikan ventilasi terbaik bagi ayam pedaging sangat tergantung pada suhu kandang. Makin tinggi suhu kandang kecepatan angina optimum juga makain tinggi atau sebaliknya. Drury dan Siegel (1966), menyatakan bahwa ayam masih bisa toleran pada suhu 40,6 o C apabila kecepatan angin berkisar antara 2,5 – 3,9 m/dt. Sirkulasi udara dalam kandang yang terlalu lambat akan menyebakkan suplay oksigen ke dalam kandang rendah (Subagyo, 1981). Suplay oksigen yang rendah diutamakan untuk mempertahankan hidup, sehingga pembakaran zat makanan kurang, yang akhirnya mengakibatkan efisiensi penggunaan makanan rendah.

6.  Evaporatif cooling
Adalah suatu usaha pada ternak untuk menurunkan suhu tubuh ternak dengan cara berkeringat, penting (terengah-engah), berbaring dilantai kandang, berkubang atau dengan cara merontokkan bulu. Modifikasi lingkungan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pemberian kipas angina dengan kecepatan tertentu, penyemprotan air ke kandang ternak (Biasa dilakukan pada peternakan babi, sapi perah maupun pedaging) dan mengatur ventilasi kandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...