PAPER KEWIRAUSAHAAN
“ ANALISIS USAHA AYAM
BROILER “
OLEH
:
KELOMPOK B 5
DEBORA
SELFIA Br. M 1009005087
ELIZABETH
M.W 1009005088
SYIFAURRAHMAH YULIANTI 1009005100
YOAKIM WILSON SAKURA 1009005101
YUNITA SRI HASTUTI 1009005102
EVA
DAMAYANTI 1009005103
PRATIWI
PUTRI PRADNYANI 1009005104
DENY
RAHMADANI 1009005105
KRISTI AGUSTI PUTRI 1009005106
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN
UNIVERSITAS
UDAYANA
DENPASAR
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat-Nya paper yang berjudul “Analisis Usaha Ayam Broiler”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materiil sehingga paper ini dapat tersusun
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan
pada paper ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan baik menyangkut isi,
teknis, maupun bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan paper ini. Akhirnya penulis berharap
semoga paper ini dapat bermanfaat sehingga dapat disimak dalam bentuk bahan
bacaan.
Denpasar, 20 November 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………….... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Tujuan………….………………………………………………… 2
BAB II
TINJAUAN USAHA
2.1 Aspek Teknis……………………………………………………. 3
2.2 Aspek Pasar……………..………………………………………. 9
2.3 Aspek
Sosial……………………………….……………………. 10
BAB III
ANALISIS USAHA
3.1 Data Peternak………....………………………………………… 12
3.2 Investasi dan Modal
Kerja……………………………………… 13
3.3 Perhitungan- Perhitungan………………………………………. 18
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan………………………………………………………
19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama 50 tahun lebih perkembangan
ayam ras, terutama ayam ras pedaging di Indonesia telah terjadi perkembangan
yang sangat luar biasa, terutama ayam jenis pedaging/broiler (Abidin,
2002:iii). Ayam Broiler merupakan salah satu jenis komoditi dibidang peternakan
yang menghasilkan gizi dan memiliki nilai ekonomi yang cukup potensial
(Hartono, 1997:9). Ayam Broiler yang dimaksud adalah ayam jantan dan betina
muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu,. mempunyai
pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging
yang baik dan banyak (Rasyaf, 1994:1-2).
Sebagian besar penduduk Indonesia
adalah pengonsumsi daging ayam broiler, oleh karena itu kebutuhan akan daging harus
terpenuhi dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu cara untuk pemenuhan
daging ayam broiler adalah dengan pengembangan usaha ayam pedaging/broiler.
Menurut Hartono (1997:11), kelebihan
dan kekurangan pemeliharaan ayam pedaging adalah sebagai berikut :
- Kelebihan
a.
Umur relatif pendek.
b.
Pertumbuhan sangat cepat.
c.
Efisiensi makan sangat tinggi.
d.
Dagingnya lebih lunak (empuk)
dibandingkan dengan ayam buras.
e.
Lebih menguntungkan sebagai
usaha andalan.
f.
Kotorannya dapat dijual.
- Kekurangan
a.
Kurangnya kekebalan terhadap
penyakit.
b.
Mudah stress karena pengaruh
kebisingan, terkejut, perubahan cuaca, dan perjalanan.
c.
Memiliki resistensi yang lebih
rendah dibandingkan ayam kampung.
d.
Dagingnya mudah rusak akibat
fermentasi kotoran
e.
Pemeliharaan lebih sulit
dibandingkan ayam kampung.
f.
Memerlukan pemeliharaan yang
intensif.
g.
Memerlukan banyak persyaratan.
1.2 Tujuan
Tujuan usaha pemeliharaan ayam
pedaging adalah sebagai berikut :
1.
Agar mendapatkan pengalaman
yang lebih setelah melakukan kegiatan pemeliharaan ayam broiler.
2.
Melatih supaya dimasa yang akan
datang dapat menjadi wirausahawan yang baik dan modern.
3.
Untuk melatih mental, kesabaran,
keuletan, dan keterampilan dalam berusaha peternakan.
4.
Memadukan antara teori yang
didapat dengan praktek yang akan dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN USAHA
2.1 Aspek Teknis
Ayam kampung pada usia 8 minggu masih
sangat kecil, tidak lebih dari kepalan tangan orang dewasa, begitu pula dengan
ayam petelur. Hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ayam kampung memang lambat.
Setelah mem- pertimbangkan pertumbuhan ayam, maka terpilihlah ayam broiler
sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya sangat fantastik sejak usia 1
minggu sampai 5 minggu. Pada saat
berusia 3 minggu saja tubuhnya sudah gempal dan padat (Rasyaf, 1994:2). Jadi
beternak ayam pedaging (broiler) sangatlah baik dalam penghasil daging. Maka
usaha ini baik untuk dikembangkan, karena sebagai suatu usaha yang
menguntungkan.
1.
Bibit
Salah satu penentu dalam keberhasilan
peternakan ayam pedaging adalah pemilihan bibit, karena bibit merupakan faktor
dasar yang tidak bisa dianggap remeh. Kalau saja bibit yang dipilih tidak
berkualitas maka sangat berpengaruh terhadap peternakan, dimana DOC (Day Old
Chick) sangat rentan terhadap penyakit. Faktor bibit hanya menduduki persentase
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengaruh lingkungan, seperti suhu, makanan dan pemeliharaan.
Menurut Hartono (1997:75), dalam
usaha pembudidayaan ayam broiler (pedaging) pemilihan bibit merupakan salah
satu pertimbangan ekonomi yang tidak boleh diabaikan. Jika dalam pemilihan
bibit kurang selektif terhadap bibit yang diternakkan, tentu akan menimbulkan dampak
yang kurang menguntungkan.
Dampak yang ditimbulkan DOC yang
tidak berkualitas adalah :
a.
Kelambatan pada usia
pertumbuhan.
b.
Resisten strain ayam rendah.
c.
Mudah terserang penyakit.
d.
Angka mortalitas yang tinggi.
Ciri-ciri DOC yang baik adalah :
a.
Badan lebar.
b.
Postur tubuh tegak dan tinggi.
c.
Kondisi kaki tegap dan normal.
d.
Mata cerah.
e.
Paruh kokoh.
f.
Pertumbuhan bulu cepat.
g.
Warna bulu bersih dan
mengkilat.
h.
Kondisi tubuh normal atau tidak
cacat
Adapun bibit yang akan penulis
gunakan dalam perencanaan ini adalah strain cobb sebanyak 2 box (200 ekor).
2.
Kandang
Kandang merupakan hal yang sangat
penting, dikarenakan kandang merupakan tempat untuk pemeliharaan yang dapat
memberikan keselamatan dan kenyamanan hidup. Kandang higienis adalah kandang
yang tidak menimbulkan penyakit (Hartono, 1997:112).
Menurut Abidin (2002:24), kandang
bagi ayam ras pedaging merupakan tempat hidup dan tempat berproduksi . Disamping
itu kandang juga berfungsi sebagai
berikut:
a.
Melindungi ayam ras pedaging
dari binatang buas.
b.
Melindungi ayam ras pedaging
dari cuaca yang tidak bersahabat, suhu tinggi akibat teriknya matahari, suhu
terlalu dingin akibat perubahan musim, terpaan hujan, serta hembusan angin yang
sangat kencang.
c.
Membatasi ruang gerak ayam ras
pedaging.
d.
Menghindari resiko kehilangan
ayam ras pedaging.
e.
Mempermudah pengawasan,
pemberian pakan dan minum, serta pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Menurut Hartono (1997:112-114), untuk
menjamin keberhasilan dalam usaha beternak, penentuan lokasi merupakan
perhatian pertama. Lokasi kandang harus menjamin kehidupan dan mendukung
pertumbuhan. Pedoman dalam pemilihan lokasi kandang ternak ayam adalah sebagai
berikut :
a.
Lokasi kandang jauh dari keramaian.
b.
Lokasi jauh dari pemukiman.
c.
Transportasi lancar.
d.
Sumber air tersedia.
e.
Kondisi alam yang menunjang.
f.
Aman
Adapun kandang yang akan penulis
pergunakan adalah kandang panggung (system slat) dengan ukuran 4x6 meter.
Kandang ini cukup baik apabila dipergunakan dalam beternak, sebab :
a.
Terlindung dari terik matahari.
b.
Terhindar dari binatang buas.
c.
Jauh dari pemukiman.
d.
Alat transportasi mudah dan
lancar.
e.
Mudah dalam pembersihannya.
f.
Sumber air dekat.
3.
Pakan dan Minuman
a.
Pakan
Menurut Rasyaf (1989:72), pertumbuhan
ayam broiler tergantung pada makanan. Bila makanan yang diberikan baik
(kualitas maupaun kuantitasnya) maka hasilnya juga baik. Tetapi bila
sebaliknya, maka hasilnya juga buruk.
Jenis pakan yang sering digunakan
sebagai pakan ternak pada umumnya memakai BR I, karena lebih ekonomis dari pada
pakan yang berbentuk powder (tepung). Makanan yang berbentuk powder kurang
merangsang nafsu makan meski makanan tersebut memiliki kandungan gizi, kaya akan
protein dan vitamin (Hartono, 1997:32).
b.
Minuman
Menurut Hartono (1997:97), air
didalam tubuh sangat dibutuhkan sebab merupakan kebutuhan utama yang dapat
membantu dalam proses pencernaan, metabolisme dan proses kimia lainnya, seperti
:
1)
Menghancurkan zat makanan.
2)
Melarutkan dan mengangkut zat
makanan.
3)
Mempertahankan kestabilan
kondisi tubuh.
4)
Membantu proses kimia dalam
tubuh.
Air yang akan digunakan sebagai air
minum sebaiknya tidak mengandung logam berat, seperti Fe, Cu, dan Hg. Selain
itu air harus bebas dari kandungan bakteri. Jika air mengandung bakteri atau
logam berat, daya cerna dan daya serap zat makanan pada ayam akan menurun dan
akibatnya laju pertumbuhan akan terhambat. Untuk penggunaan air PAM tidak
terlalu dianjurkan, karena tingginya kadar kaporit dalam air yang mana dapat
menurunkan daya cerna dan daya serap pakan (Abidin, 2002:58). Air diberikan
secara adlibitum atau terus menerus.
4.
Kesehatan
Adapun penyakit dan penanggulangannya
yang sering menyerang pada ayam broiler :
a.
IBD (Infectious Bursal Disease) atau Gumboro.
1)
Penyebab :
Virus
golongan Reovirus,mempunyai struktur
RNA.
2)
Gejala Klinis :
Penyakit
diawali dengan hilangnya nafsu makan kemudian disusul dengan kelemahan,
inkoordinasi, peradangan disekitar dubur dan terjadi mencret berair dengan
disertai keadaan gemetar, banyak bulu ekor rontok karena ayam mematuki bulu
disekitar dubur.
3)
Pencegahan :
a)
Vaksinasi gumboro mempunyai
arti penting bagi keseluruhan program kesehatan ayam didaerah yang rawan oleh
gumboro. Hal ini karena dapat merusakkan alat pembentuk kekebalan (bursa
fabricius). Jika sistem kekebalan tubuh rusak, maka ayam menjadi mudah
terserang penyakit dan gagal membentuk zat kebal setelah vaksinasi.
b)
Melakukan sanitasi kandang,
peralatan dan lingkungan termasuk pencegahan banyaknya tamu dan hewan liar
masuk kandang.
c)
Usaha peternakan dikelola dengan
baik.
4)
Pengobatan :
Tidak ada
obat yang dapat menyembuhkan penyakit gumboro. Pengobatan dapat diberi air gula
30-50 gram tiap liter air minum dan vitamin. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kondisi badan. Perhatikan litter, jika perlu tambahkan litter baru
(Jahja, 2000:98-99).
b.
ND (Newcastle Disease) atau Tetelo
1)
Penyebab :
Virus
golongan Paramyxo virus yang
mempunyai struktur RNA. Virus ini dapat mengaglutinasikan sel-sel darah merah
ayam.
Gejala Klinis :
2)
Gangguan organ pernafasan.
Batuk, bersin dan ngorok.
3)
Gangguan saluran pencernaan.
Nafsu makan hilang, minum terus dan
diare berwarna hijau lumut dan bercampur putih.
4)
Gangguan syaraf.
Sayap terkulai, kaki lumpuh atau
jalan diseret, tanda yang khas dari penyakit ini adalah kepala yang
terpelintir, jalan mundur dan jalan berputar-putar.
5)
Pencegahan :
a)
Vaksinasi ND secara teratur.
b)
Melakukan sanitasi kandang dan
lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kedalam lokasi
peternakan.
c)
Usaha peternakan dikelola
dengan baik, sehingga memungkinkan suasana yang nyaman bagi ayam, antara lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak
terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilakukan sistem
“all in all out”.
6)
Pengobatan :
Belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ND. Dilakukan revaksinasi untuk
mengurangi keparahan penyakit dan menekan angka kematian (Jahja, 2002:106-108).
Dalam peternakan untuk mencegah
penyakit, maka dilaksanakan vaksinasi.
Menurut Sujoni (2007:2), hal-hal yang
perlu diperhatikan pada saat pemberian vaksin adalah :
1)
Vaksin hanya dilaksanakan pada
hewan yang sehat.
2)
Selalu cek tanggal kedaluarsa
(Expire Date) pada vaksin.
3)
Gunakan selalu diluent
(pelarut) yang tepat.
4)
Gunakan selalu dosis yang
tepat.
5)
Syringe dan needle yang digunakan harus dalam keadaan yang steril.
6)
Alat dan bahan harus seluruhnya
dalam keadaan yang steril.
7)
Bakar semua bekas box DOC.
8)
Desinfeksi alat dan bahan bekas
vaksin
9)
Alat yang terbuat dari plastik
harus selalu didesinfeksi.
10)
Lepaskan seluruh pakaian
kandang dan cuci terpisah.
11)
Cuci dan desinfeksi tangan
setelah vaksinasi.
12)
Catat setiap pelaksanaan
vaksinasi terutama nomor batch vaksin.
13)
Cek hasil vaksinasi dengan
mengirimkan sampel serum untuk mengetahui jumlah antibodinya.
5.
Tatalaksana
Dalam tatalaksana perlu diperhatikan
hal-hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan dalam suatu usaha.
a. Sanitasi
Sanitasi
menurut Fadilah (2004:36), ada 7 tahap yaitu :
1) Merapikan dan memisahkan peralatan
sesuai dengan fungsinya, selanjutnya semua peralatan dibersihkan dan dicuci
dengan air. Setelah itu semua peralatan dibersihkan dengan desinfektan.
2)
a) Membersihkan semua kotoran dan
barang yang tidak terpakai.
b) Pupuk kandang harus langsung
dibersihkan dan diangkut keluar
lokasi.
c) Menyapu lantai kandang sampai bersih.
d)
Memasang tirai atau layar penutup kandang.
e)
Membersihkan rumput disekitar kandang.
3) Mencuci
kandang dengan sprayer tekanan tinggi yang dimulai dari kandang bagian atas,
dinding, tirai, hingga lantai. Bisa juga mencuci dengan menggunakan deterjen
dengan perbandingan 1 kg deterjen dengan 1000 liter air.
4) Melakukan
sterilisasi dengan menggunakan desinfektan yang berspektrum luas (broad
spektrum).
5) Menaburkan
kapur tohor kebagian dalam kandang, lantai dan sekeliling luarnya dengan dosis
0,2 - 0,5 kg/m2.
6) Membiarkan
kandang selama 2-3 hari hingga bagian kandang kering.
7) Menabur
sekam dengan ketebalan 10 cm. Sebelum dipakai, sekam harus difumigasi
menggunakan formalin dan kalium permanganat, dengan dosis 2 : 1 (40 ml formalin
: 20 gram kalium permanganat).
b. Alat Pemanas
Alat pemanas
berupa lampu listrik. Sebaiknya setelah DOC berumur 1 minggu, suhu diturunkan secara.
Untuk menentukan temperatur yang ideal bisa dilakukan dengan cara memperhatikan
tingkah laku DOC sebagai berikut :
1)
Apabila DOC menjauh dari
pemanas, berarti temperatur terlalu panas.
2)
Apabila DOC mendekati pemanas,
berarti temperatur terlalu dingin.
3)
Apabila DOC aktif dan menyebar,
berarti temperatur ideal.
4)
Apabila DOC berada disatu sisi
dan bergerombol, berarti ada tem-busan angin yang dimasuki dari satu arah. (Fadillah,
2004:41-42).
2.2 Aspek Pasar
Pada pemasaran ayam pedaging baik
yang masih hidup maupun yang sudah dilakukan pencabutan bulu, tidak ada
ketentuan resmi yang mengikat dan mengatur dalam pemasaran. Penyaluran
pemasaran ayam pedaging dapat dilakukan secara bebas oleh peternak maupun
pedagang baik skala kecil maupun skala besar.
Cara pemasaran ayam pedaging ada 2
jalan yang ditempuh oleh peternak, yaitu :
1.
Penjualan langsung
Peternak menjual hasil ternaknya
secara langsung kepada pedagang tanpa melalui perantara atau makelar. Pedagang itu
sendiri dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu :
a.
Pedagang besar
b.
Pedagang kecil
c.
Pedagang eceran
2.
Penjualan tidak langsung
Peternak menjual hasil produksinya
tidak secara langsung tetapi melalui seseorang perantara atau makelar. Menurut
tanggung jawabnya seorang perantara atau komisioner dalam perdagangan/bisnis. (Hartono,
1997:130-132). Adapun pemasaran yang penulis rencanakan nantinya adalah
pemasaran atau penjualan secara tak langsung, dengan menjual melalui seorang
perantara seperti broker atau pedagang pengumpul lainnya.
2.3 Aspek Sosial
Ditinjau dari aspek sosialnya ayam
broiler dapat diterima oleh masyarakat karena banyak hal dan dalam mendirikan
usaha peternakan, segi sosial yang perlu diperhatikan. Adapun dampak positif
dan dampak negatif dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu sebagai berikut :
1.
Dampak Positif
a.
Menciptakan lapangan kerja bagi
pengangguran.
b.
Membantu pemerintah dalam
meningkatkan nilai gizi bagi masyarakat.
c.
Kotorannya dapat digunakan
sebagai penyubur tanah (pupuk kandang).
d.
Meningkatkan pendapatan peternak,
baik sebagai usaha pokok ataupun usaha sampingan.
e.
Pemenuhan kebutuhan makanan.
f.
Daging ayam broiler lebih
disukai oleh masyarakat.
2.
Dampak Negatif
a.
Bisa menjadi penularan penyakit
ayam.
b.
Bau kotoran ayam bisa mencemari
lingkungan udara sekitar.
Untuk mengatasi dampak negatif dari
pemeliharaan ayam broiler ini perlu adanya penanggulangan, antara lain :
a.
Mengupayakan agar litter kering
dan tidak terlalu lembab.
b.
Hendaknya dilakukan penanaman
pohon disekitar lokasi kandang untuk mengurangi pencemaran udara.
c.
Membuat lubang limbah kotoran
ternak, agar bau kotoran tidak mencemari lingkungan.
d.
Hindari suara bising yang dapat
membuat ayam terserang penyakit stress.
e.
Selalu menjaga lingkungan dan
melakukan sanitasi kandang dengan teratur.
BAB III
ANALISIS USAHA
ANALISIS USAHA
3.1 Data Peternak
Nama Pengusaha : Drh. Ida Bagus Maruta
Lokasi Usaha : Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali
Skala Usaha : 4000 ekor
Kandang : Beton (2 Lantai)
Pemasaran : Melalui Broker
Sumber Dana : 1.
Dari bank sebesar Rp 100.000.000,00
Dengan bunga 15 % per tahun
2.
Poultry shop untuk biaya operasional (Tanpa bunga)
Tujuan Usaha : 1.
Sumber penghasilan
2.
Untuk pemenuhan kebutuhan daging di masyarakat
Kendala Usaha : 1.
Harga penjualan ayam yang turun naik (berfluktuasi)
2.
Harga pakan (berfluktuasi)
3.2 Investasi dan Modal Kerja
1. Investasi
No
|
Uraian
|
Satuan
|
Jml
|
NB (Rp)
|
NS (Rp)
|
U E
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Kandang
Gasolek
Tab.Gas 12 Kg
Blower
Kabel
Vitting
Gembok
Tower air
Kran air
Pipa paralon
Tirai
Sekop
Bohlam
|
buah
buah
buah
buah
meter
buah
buah
buah
buah
batang
rol
buah
buah
|
1
4
4
4
100
18
2
1
2
20
1
1
18
|
87.317.000,00
2.400.000,00
1.200.000,00
6.000.000,00
200.000,00
54.000,00
40.000,00
1.250.000,00
50.000,00
480.000,00
450.000,00
55.000,00
504.000,00
|
4.365.850,00
400.000,00
220.000,00
1.200.000,00
0,00
0,00
0,00
250.000,00
0,00
96.000,00
90.000,00
0,00
0,00
|
20
4
1
5
10
5
2
10
2
1
2
3
2
|
Jumlah
|
100.000.000,00
|
|
|
2. Modal Kerja
a.
DOC MB 202 40 box @ Rp. 300.000,00 = Rp 12.000.000,00
b.
Pakan BR I 200 zak @ Rp 265.000,00 = Rp 53.000.000,00
c.
Obat-obatan/Vitamin dan Vaksin
1.
Vaksin ND I Lasota 4 ampul
dosis 1000
@ Rp 28.000,00 =
Rp 112.000,00
2.
Vaksin ND II Lasota 4 ampul dosis
1000
@ Rp 28.000,00 =
Rp
112.000,00
3.
Vaksin Gumboro 4 ampul dosis
1000
@ Rp 125.000,00 =
Rp 500.000,00
4.
Supervit Forte Rp 11.500 / 100
gram
Minggu I 240 gram = Rp 27.720,00
Minggu II 480 gram = Rp 55.440,00
Minggu III 720 gram = Rp 83.160,00
5.
Hemidok (Obat CRD) Rp 42.500/100 gram
Minggu III 750 gram = Rp 318.750,00
6.
DES-HP 1 Liter @ Rp 46.250,00 = Rp 46.250,00
7.
Dalmat 100 ml @ Rp
45.000,00 =
Rp 45.000,00
8.
Formalin 37% 1 liter @ Rp 17.000,00 = Rp 17.000,00
d.
Sekam 2 Truk @ Rp 400.000,00 = Rp 800.000,00
e.
Tempat pakan 72 buah =
Rp 1.800.000,00
f.
Tempat minum 48 buah =
Rp 3.120.000,00
g.
Ember 4 buah
@ Rp 15.000,00 =
Rp
60.000,00
h.
Listrik 1 bulan =
Rp 300.000,00
i.
Air 1 bulan =
Rp
200.000,00
j.
Isi tabung gas 4 buah @ Rp 75.000,00 = Rp
300.000,00
k.
Gaji pegawai 1 orang/periode = Rp 1.100.000,00 +
Jumlah Modal Kerja =
Rp 73.997.320,00
Jumlah Investasi + Modal Kerja
= Rp 100.000.000,00 + Rp 73.997.320,00
= Rp 173.997.320,00
Perkiraan Hasil Usaha
Input Tetap
Penyusutan / Tahun
= NB –
NS
UE
a.
Kandang =
Rp 87.317.000,00 - Rp 4.365.850,00 = Rp 4.147.557,00
20
b.
Gasolek =
Rp 2.400.000,00 - Rp 400.000,00 = Rp
500.000,00
4
c.
Tabung Gas
= Rp 1.200.000,00 - Rp 220.000,00
= Rp 980.000,00
1
d.
Blower
= Rp 6.000.000,00 - Rp 1.200.000,00 = Rp
960.000,00
5
e.
Kabel
= Rp 200.000,00 - Rp 0,00
= Rp
20.000,00
10
f.
Vitting
= Rp 54.000,00 - Rp 0,00 = Rp
10.800,00
5
g.
Gembok =
Rp 40.000,00 - Rp 0,00 = Rp 20.000,00
2
h.
Tower air =
Rp 1.250.000,00 - Rp 250.000,00 = Rp
100.000,00
10
i.
Kran Air =
Rp 50.000,00 - Rp 0,00 = Rp 25.000,00
2
j.
Pipa Paralon = Rp 480.000,00
- Rp 96.000,00 = Rp
384.000,00
1
k.
Tirai
= Rp 490.000,00 - Rp 90.000,00 = Rp
200.000,00
2
l.
Sekop
= Rp 55.000,00 - Rp 0,00 = Rp 18.333,33
3
m. Bohlam
= Rp 504.000,00 - Rp 0,00 = Rp 252.600,00
2 +
Jumlah
Penyusutan / Tahun = Rp
7.618.290,30
Penyusutan / Periode = 5 x Rp 7.618.290,30
12
= Rp 3.174.287,70
Bunga Modal/Tahun = Total pinjaman × Bunga (%)
= Rp 100.000.000,00 × 15 %
= Rp 15.000.000,00
Bunga Modal/Periode = Rp
15.000.000,00
5
= Rp 3.000.000,00
Jumlah Input Tetap =
Penyusutan/Periode + Bunga Modal
= Rp 3.174.287,70+ Rp 3.000.000,00
= Rp 6.174.287,70
Input Variable
a.
DOC MB 202 40 box @ Rp.
300.000,00 = Rp 12.000.000,00
b.
Pakan BR I 200 zak @ Rp
265.000,00 = Rp 53.000.000,00
c.
Obat-obatan/Vitamin dan
Vaksin
1.
Vaksin ND I Lasota 4 ampul dosis 1000
@ Rp 28.000,00 =
Rp 112.000,00
2.
Vaksin ND II Lasota 4 ampul
dosis 1000
@ Rp 28.000,00 =
Rp
112.000,00
3.
Vaksin Gumboro 4 ampul dosis
1000
@ Rp 125.000,00 =
Rp 500.000,00
4. Supervit Forte Rp 11.500 / 100 gram
Minggu I 240 gram = Rp 27.720,00
Minggu II 480 gram = Rp 55.440,00
Minggu III 720 gram = Rp 83.160,00
5. Hemidok (Obat CRD) Rp
42.500/100 gram
Minggu III 750 gram = Rp 318.750,00
6. DES-HP 1 Liter @ Rp 46.250,00 = Rp 46.250,00
7. Dalmat 100 ml @ Rp 45.000,00 =
Rp 45.000,00
8. Formalin 37% 1 liter @ Rp 17.000,00 = Rp 17.000,00
d.
Sekam 2 Truk
@ Rp 400.000,00 =
Rp
800.000,00
e.
Tempat pakan 72 buah =
Rp 1.800.000,00
f.
Tempat minum 48 buah =
Rp 3.120.000,00
g.
Ember 4 buah @ Rp 15.000,00 =
Rp
60.000,00
h.
Listrik 1 bulan =
Rp 300.000,00
i.
Air 1
bulan =
Rp
200.000,00
j. Isi tabung gas 4 buah @ Rp 75.000,00 = Rp
300.000,00
k.
Gaji pegawai 1 orang/periode = Rp 1.100.000,00 +
Jumlah Modal Kerja =
Rp 73.997.320,00
Total Input
Input Tetap + Input Variable
= Rp 6.174.287,70 + Rp 73.997.320,00
= Rp 80.171.608,70
Output
Output Utama
a.
Jumlah ayam mula-mula =
4000 ekor
b.
Mortalitas = 2 %
2
x 4000 = 80 ekor
100
c.
Jumlah ayam yang terjual = 4000 ekor - 80 ekor = 3920 ekor
d.
Berat badan rata-rata = 1,7 kg
e.
Harga ayam per kilogram =
Rp 13.500,00
Hasil Output Utama = 3920 ekor x 1,7 kg x Rp 13.500,00
= Rp 89.964.000,00
Output Sampingan
Penjualan feses 2 truk @
Rp 400.000,00 = Rp 800.000,00
Penjualan karung pakan 200 buah @ Rp
2000 = Rp 400.000,00
Ayam Afkir 25 ekor
@ Rp 10.000,00 = Rp 250.000,00 +
Hasil Output Sampingan = Rp 1.450.000,00
Total Output
Output Utama + Output Sampingan
= Rp 89.964.000,00
+ Rp 1.450.000,00
= Rp 91.414.000,00
3.3 Perhitungan-perhitungan
1. Pendapatan Pegelola (PP)
PP = Output Total - Input Total
= Rp 91.414.000,00 - Rp 80.171.608,70
= Rp 11.242.392,70
(Untung)
2. Feed Convertion Ratio
(FCR)
FCR = Jumlah Pakan Keseluruhan
Jumlah BB Keseluruhan
= 10.000 kg
6664 kg
= 1,5
3. Indeks Prestasi (IP)
IP = % Ayam Terjual x BB X 100
FCR x Lama Pemeliharaan
= 98 % x 1,7 x 100
1,5 x 30
= 16150,00
45
= 358,89
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Peternakan ayam broiler yang
dilaksanakan oleh drh. Ida Bagus Maruta yang berlokasi di Mengwi, Kabupaten
Badung dengan skala usaha sebanyak 4000 ekor ini setelah dilakukan penghitungan
yang ada maka dinyatakan untung dengan besar keuntungan Rp 11.242.392,70.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta : Agromedia.
Fadilah, Roni. 2004. Panduan Mengelola Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta
: Agromedia Pustaka.
Hartono, Abdul Haris Sudi. 1997. Beternak Ayam Pedaging Super. Pekalongan : Gunung Mas.
Jahja, Johan. 2000. Ayam Sehat Ayam Produktif 2. Bandung
Rasyaf, Muhammad. 1989. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta
: Penebar Swadaya.
. 1994. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sujoni. 2007. Pengetahuan Obat dan Vaksin. Pelaihari : SPP SNAKMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar