BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di
Indonesia, kambing hanya dipelihara untuk dimanfaatkan daging. Kambing, khususnya
kambing Peranakan Ettawa (PE), sudah teribasa diperah susunya. Nilai ekonomis
susu kambing, lebih tinggi dibanding dengan susu sapi.
Di
Indonesia maupun di dunia internasional, populasi kambing memang kalah
dibanding domba. Namun daging kambing punya kelebihan dibanding dengan daging
domba, sapi bahkan juga ayam. Sebab daging kambing lebih sedikit mengandung
asam lemak jenuh dan kolesterol, dibandingkan dengan daging domba dan sapi.
Kecilnya kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing, bahkan bisa
disetarakan dengan daging ayam. Nutrisi daging kambing juga lebih baik
dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi. Selama ini,
masyarakat selalu keliru, menganggap daging kambing mengandung asam lemak jenuh
dan kolesterol tinggi.
Kekeliruan
masyarakat Indonesia ini, disebabkan oleh disamakannya daging kambing dengan
daging domba. Meskipun dalam beberapa hal, kambing memang sangat mirip dengan
domba. Selain sama-sama hewan ruminansia (memamah biak), umur dewasa kambing
dan domba juga sama, yakni sekitar satu tahun. Pada umur itu, kambing betina
siap dikawinkan dan beranak. Usia kebuntingan pada kambing dan domba juga sama,
yakni sekitar 150 hari (5 bulan). Hingga dalam satu tahun, seekor induk betina
dapat melahirkan anak sampai dua kali, sebanyak dua ekor. Kedangkala kambing
hanya beranak satu ekor, tetapi bisa pula tiga ekor.
Produktivitas kambing pedaging
cukup tingggi ± 8 – 28% lebih tinggi dari sapi (Devendra, 1975) . Jumlah anak
per kelahiran bervariasi 1 – 3 ekor . Biaya
investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh
lebih mudah dibanding sapi.
Pengembangan usaha
kambing pedaging memiliki peluang pasar yang cukup besar terutama menjelang
Hari Raya Idul Adha / Idul Qurban dan apabila hari biasa permintaan kambing
ramai untuk acara Aqiqah . Namun terkadang usaha peternakan kambing pedaging
menurun karena kendala chanel (saluran) untuk penjualannya . Sebagian besar
peternak terutama peternak berskala menengah kebawah tidak memiliki chanel yang
luas. Oleh karena itu , kami selaku penulis ingin membantu dalam hal
pemasarnnya .
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan paper ini adalah :
1.
Membantu para
peternak dalalm mengatur peternakan kambing .
2.
Untuk menganalisis
besarnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan kambing .
3.
Mempengaruhi
masyarakat agar lebih tertarik dengan usaha peternakan
kambing .
1.3 Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat
dari penulisan paper ini adalah untuk :
1.
Sebagai bahan acuan
untuk pembelajaran bagi para peternak pemula
2.
Mampu menganalisis
besarnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan kambing
3.
Sebagai salah satu
literatur yang dapat digunakan oleh peternak pemula
4.
Memberikan gambaran
secara umum tentang cara beternak kambing .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi kambing pedaging
Kambing pedaging merupakan komoditas yang telah cukup
lama menjamur di dalam negeri. Peternakan kambing tersebar dengan berbagai
sistem pemeliharaanya . Kambing pedaging memiliki ciri – ciri memiliki sedikit
lemak dan bulu dan umumnya berukuran lebih besar . Kambing
(Capra aegagrus hircus), secara genetik berbeda dengan domba atau biri-biri
(Ovis Linnaeus, Ovis aries). Ciri khas yang paling mudah membedakan kambing
dengan domba adalah tanduknya. Tanduk kambing tumbuh mengarah ke atas, baru
kemudian melengkung ke belakang. Sedangkan tanduk domba, tumbuh ke arah
belakang, terus melengkung ke bawah membentuk lingkaran. Kambing jantan
berjenggot, domba jantan tidak berjenggot. Namun di pasar, terlebih setelah
ternak ini dipotong dan dipasarkan sebagai daging, masyarakat hanya mengenal
nama kambing. Daging kambing dan daging domba, sama-sama disebut daging
kambing.
Daging kambing punya
kelebihan dibanding dengan daging domba, sapi bahkan juga ayam. Sebab daging
kambing lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol, dibandingkan
dengan daging domba dan sapi. Kecilnya kandungan lemak dan kolesterol pada
daging kambing, bahkan bisa disetarakan dengan daging ayam. Nutrisi daging
kambing juga lebih baik dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi.
Selama ini, masyarakat selalu keliru, menganggap daging kambing mengandung asam
lemak jenuh dan kolesterol tinggi.
2.2 Pemilihan bibit kambing
Bibit
unggul adalah bibit yang memiliki sifat unggul. Pada hewan sifat unggul
bergantung pada tujuan budidaya. Upaya perbaikan mutu
genetik untuk peningkatan produktifitas ternak kambing-domba (kado) dapat
dilakukan melalui program seleksi
dan perkawinan silang. Seleksi adalah pemilihan secara
sistematis induk dan pejantan sebagai tetua untuk generasi selanjutnya. Pemilihan
bibit, tentu disesuaikan dengan tujuan usaha. Apakah untuk daging, atau susu
perah. Kambing kacang misalnya, untuk produksi daging. Sedangkan kambing Etawa
untuk produksi susu.
Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu
bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Karena itu
lebih baik memilih calon induk local.
-
Calon induk
•
Umur berkisar12 bulan lebih
•
Tubuh besar tapi tidak terlalu gemuk dengan berat badan > 20 kg
•
Tingkat kesuburan reproduksi sedang
•
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus
•
Kaki lurus dan tumit tinggi
•
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisie), rahang atas dan bawah rata
-
Calon Pejantan
•
Mempunyai penampilan (fenotip) bagus dan besar
•
Umur lebih 1,5 tahun
•
Mempunyai libido besar, sehat dan tidak cacat
•
Kaki lurus dan kuat
Persilangan adalah
perkawinan antara anak yang memiliki kekerabatan kelompok asal ternak.
Keuntungan utama persilangan persilangan adalah hybrid vigor atau heterosis,
yaitu jika seekor induk dikawinkan dengan pejantan dari bangsa yang berbeda,
turunannya akan lebih baik performanya untuk sifat-sifat tertentu daripada
tetuanya.
2.3 Faktor pendukung pertumbuhan kambing
a. Makanan
Habitat
asli kambing adalah pegunungan, dengan lereng dan tebing yang curam. Hingga
menu kambing lebih banyak berupa daunan. Baik daun perdu maupun pohon. Beda
dengan domba yang lebih menyukai rumput, karena habitat aslinya berupa lembah
dengan padang rumputnya. Para peternak yang memelihara kambing dan domba dalam
kandang, tahu kecenderungan ternak mereka. Hingga mereka lebih banyak memberi
rumput pada domba, dan daun-daunan pada kambing. Kambing mau makan daun nangka,
albisia, lamtoro, singkong, batang jagung (tebon), limbah ubi jalar, kacang
tanah dan juga rumput. Sebaliknya domba kurang menyukai daun-daunan.
b. Tempratur lingkungan
Pemeliharaan ternak kambing memerlukan pengaturan
temperatur yang sangat sejuk (dingin) sekitar 25 – 30 °C .
BAB III
HASIL ANALISA USAHA
PNGELOLAAN
REPRODUKSI
kambing bisa beranak minimal 2 kali / tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
a. Masa
bunting 4 bulan.
b. Masa melahirkan, penyapihan
dan istirahat ± 2 bulan.
Bagian ke I
HASIL KUISOINER
IDENTITAS PEMILIK PERUSAHAAN
Nama :
Bapak Made
Catra
Alamat : Br. Umasari Kebo Iwa
Agama : Hindu
No telp : -
Jenis Usaha : Peternakan kambing pedaging
I.
PENGELUARAN
Investasi :
1.
Kandang
·
Jumlah : 1
·
Harga kandang : Rp 3.000.000
·
Lama penggunaan kandang : 1 tahun → 12 bulan
·
Penyusutan : 100/10 = 10% per th dgn 2 x periode produksi
maka tiap periode terjadi penyusutan 10/2 = 5%
·
Maka harga menjadi : 5/100 x Rp 4.000.000 = Rp 500.000
Sehingga harga kandang/tahun = 2 x Rp 500.000
Setelah penyusutan maka harga kandang = Rp 3.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp2.000.000
*Nb :
berdasarkan informasi narasumber, kandang yang di buat tidak menggunakan biaya.
Namun harga yang dibuat di atas berdasarkan perkiraan harga bahan-bahan yang
ada dipasaran
2.
Peralatan kandang
·
Ember , jumlah : 1 seharga Rp 10.000
·
Sabit , jumlah : 2 seharga @ Rp 22.500 maka 2 sabit = Rp
45.000
-
Jadi total harga peralatan kandang = Rp 55.000
Modal kerja
1.
Bibit
a.
Jantan
-
Jumlah : 7 ekor
-
Harga/ekor : Rp 2.000.000/ekor
Maka harga 7 ekor ♂ : 7 x Rp 2.000.000
= Rp 14.000.000
b.
Betina
-
Jumlah : 28 ekor
-
Harga/ekor : Rp 1.500.000
Maka harga 28 ♀ : 28 x Rp 1.500.000 = Rp 42.000.000
2.
Sewa tanah
-
Tanah seluas ½ are
-
Harga/are : Rp 15.000.000/th
Maka harga tanah ½ are : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000/th
3.
Pakan
Pakan kambing adalah hijauan
(rumput-ruputan) = 50 kg/hr skala pemberian 2kali/hari (untuk 35 ekor kambing)
-
Maka = Rp 7500 ( dihitung berdasarkan upah TK per jam) x
365 hari =
Rp 2.737.500
4.
Upah kerja
-
1 hari efektif dapat bekerja 8 jam dg gaji Rp 7500/jam
sehingga 1 hari Rp60.000
-
Jadi upah kerja selama 1 tahun = 365 hari x Rp 60.000
adalah Rp 21.900.000
5.
Listrik dan air = Rp 90.000/bulan
-
Jadi , per tahun = 12 x Rp 90.000 = Rp 1.080.000
6.
Perawatan kandang 4xperiode/th
-
Harga kayu : Rp 3000/batang
-
Kayu yang dipakai/periode : 10 batang
-
Biaya perawatan kandang/periode = 10 x Rp 3000 = Rp
30.000
Jadi , 4xperiode/th maka biayanya = 4 x Rp 30.000 = Rp 120.000
7.
Modal milik sendiri = Rp 2.000.000
v TOTAL
PENGELUARAN .
Kandang = Rp 2.000.000
Peralatan
kandang = Rp 55.000
Bibit jantan = Rp 14.000.000
Bibit betina = Rp 42.000.000
Sewa tanah = Rp
7.500.000
Pakan = Rp 2.737.500
Upah kerja = Rp 21.900.000
Listrik dan air
= Rp
1.080.000
Perawatan
kandang = Rp 120.000
Modal milik
sendiri = Rp 2.000.000
Jumlah = Rp 93.392.500
II.
PENDAPATAN
Penjualan
kambing
- Jumlah jantan 7 ekor dan betina 28 ekor, maka
dalam 1 kelompok terdapat 1 jantan
dengan 7 betina x 4 kelompok= 4 jantan dan
28 betina, sisa 3 jantan.
- Dalam satu tahun masing-masing betina tersebut
dapat melahirkan rata-rata 2 anak
Dalam 1 siklus
produksi (6 bulan) maka 28 x 2 anak x 2
siklus = 112 anak dan dalam satu tahun anak tersebut harganya setara dengan induknya
(tumbuh besar). Maka hanya anak pada periode 1 saja yang dapat dijual setara
dengan induknya sebab umur sudah mencapai satu tahun, sedangkan anak pada
periode ke 2 selisih umur 6 bulan. Maka penjualannya :
1.
Saat Idul Adha : 56 ekor kambing/th
Jadi , 56 ekor x Rp 2.000.000 = Rp
112.000.000
2.
Saat Aqiqah : 3 ekor kambing/th
Jadi , 3 ekor x Rp 2.000.000 = Rp 6.000.000
Jumlah total penjualan kambing/th = Rp
118.000.000
Penjualan
kotoran
→ jumlah
kotoran/karung yg dpt dijual x harga(Rp)/karung
= 40 x Rp 5.000
= Rp 200.000/bulan , sehingga
selama 1 tahun = 12 x Rp 200.000 = Rp 2.400.000
v TOTAL
PENDAPATAN .
Penjualan
kambing = Rp
118.000.000
Penjualan
kotoran = Rp 2.400.000
Jumlah = Rp 120.400.000
Sehingga
pendapatan pengelola = PENDAPATAN – PENGELUARAN
= Rp
120.400.000 – Rp 93.392.500
= Rp 25.207.500 / tahun ( untung )
Bagian ke II
HASIL KUISOINER
IDENTITAS PEMILIK PERUSAHAAN
Nama :
Bapak Denah dan Komang Ahmadsyah
Alamat : Desa Angangtiang kec. Petang
Agama : Islam
No telp : -
Jenis Usaha : Peternakan kambing pedaging (kelompom Usaha)
MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan
Cara pemberiannya :
o Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat
badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan
garam berjodium secukupnya.
o Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang
sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak
0,5 - 1 kg/ekor/hari.
KANDANG
Harus segar
(ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter
dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
III.
PENGELUARAN
Investasi :
3.
Kandang
·
Jumlah : 80
·
Harga kandang : Rp 26.000.000
·
Lama penggunaan kandang : 1 tahun → 12 bulan
·
Penyusutan : 5/100 = 5% per th dgn 2 x periode produksi
·
Maka harga menjadi : 5 % x Rp 26.000.000 = Rp 1.300.000
per
periode
Maka dalam 1 tahun 1.300.000 x 2 = Rp 2.600.000
Penyusutan kandang pertahun sekitar Rp 2,600,000
NB : Harga kandang
disesuaikan menurut informan dengan hargasekitar 26-60 juta rupiah
4.
Peralatan kandang
·
Ember , jumlah : 30 seharga @ Rp 10.000 maka 30 ember = Rp 300.000
·
Sabit , jumlah : 7 seharga @ Rp 22.500 maka 7 sabit = Rp 157.500
·
Pompa Air, jumlah 1 seharga
Rp 700.000
-
Jadi total harga peralatan kandang = Rp 1.157.500
Modal kerja
8.
Bibit
c.
Jantan
-
Jumlah : 5 ekor
-
Harga/ekor : Rp 2.500.000/ekor
Maka harga 27 ekor ♂ : 7 x Rp 1.500.000 = Rp 12.500.000
d.
Betina
-
Jumlah : 58 ekor
-
Harga/ekor : Rp 1.250.000
Maka harga 3 ♀ : 3 x Rp 600.000 = Rp 72.500.000
NB : pembelian
bibit diluar pulau bali
9.
Sewa tanah
-
Tanah seluas ½ are
-
Harga/are : Rp 15.000.000/10th maka per tahun 1.500.000
10. Pakan
Pakan kambing adalah hijauan
(rumput-ruputan) = 47 kg/hr skala
pemberian 2kali/hari (untuk 30 ekor kambing)
-
Maka = Rp 2000 ( dihitung berdasarkan upah buruh/jam ) x
365 hari =
Rp 730.000
11. Upah kerja
-
8.000/hari
(berdasarkan upah buruh per jam) selama 6 jam tiap harinya untuk
membersihkan kandang 2 jam dan pemberian pakan 2 jam memberi pakan pagi dan
sore hari.
-
Maka 8.000 x 365 hari = Rp 2.920.000/th
-
Jasa dokter hewan Rp 5000/ suntik dalam 4-5 bulan ada 8 ekor dalam 12 bulan maka 5000 x 4 x 8 = Rp 160.000
-
Jadi upah kerja selama 1 tahun adalah Rp
2.920.000 + Rp 160.000
= Rp 3.080.000
12. Listrik dan air
= Rp 20.000/bulan
-
Jadi , per tahun = 12 x Rp 20.000 = Rp 2.400.000
13. Perawatan
kandang 4xperiode/th
-
Biaya perawatan kandang/periode = Rp 500.000/th
14. Modal milik
sendiri = Rp100.000.000
(bantuan dari pemerintah)
v TOTAL
PENGELUARAN .
Kandang = Rp 2.600.000
Peralatan
kandang = Rp
1.157.000
Bibit jantan = Rp 12.500.000
Bibit betina = Rp 72.500.000
Sewa tanah = Rp
1.500.000
Pakan = Rp 730.000
Upah kerja = Rp
3.080.000
Listrik dan air
= Rp
2.400.000
Perawatan
kandang = Rp 500.000
Jumlah = Rp 96.967.000
IV.
PENDAPATAN
Penjualan
kambing
- Jumlah jantan 5 ekor dan betina 58 ekor namun
ada 7 betina mati. 58-7 = 51 betina
- Menurut Informan karena dianggap tidak menguntungkan maka
semua betina dijual seharga Rp 900.000. namun yang laku sekitar 48 ekor. Maka
48 x 900.000 = Rp43.200.000. kemudian uang ini digunakan untuk membeli pejantan
sekitar 36 ekor seharga Rp. 1.200.000
Maka total
pejantan 36 + 5 = 41 ekor dan betina 3 ekor . Betina dapat mehirkan 4 anak per
tahun. Jadi 4 x 3 = 12 ekor Dan
penjualanya :
3.
Saat Idul Adha : 40 ekor kambing/th
Jadi , 40 ekor x Rp1 .500.000 = Rp 60.000.000
4.
Penjualan anakan ;
Jadi , 12 ekor x Rp 1.200.000 = Rp 14.400.000
Jumlah total penjualan kambing/th = Rp
74.400.000
Penjualan
kotoran
→ jumlah kotoran/karung
yg dpt dijual x harga
Rp 2500/karung
= 40 x Rp 2.500
= Rp 100.000/bulan , sehingga selama 1 tahun = 12 x Rp 100.000 = Rp 1.200.000
v TOTAL
PENDAPATAN .
Penjualan
kambing = Rp
74.400.000
Penjualan
kotoran = Rp 1.200.000
Jumlah = Rp 75.600.000
Sehingga
pendapatan pengelola = PENDAPATAN – PENGELUARAN
= Rp
75.600.000– Rp 96.967.000
= Rp 21.367.000 / tahun ( rugi )
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan , daging
kambing lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol . Nutrisi daging kambing juga
lebih baik dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi. Usia
kebuntingan pada kambing dan domba juga sama, yakni sekitar 150 hari (5 bulan).
Hingga dalam satu tahun, seekor induk betina dapat melahirkan anak sampai dua
kali, sebanyak dua ekor. Kedangkala kambing hanya beranak satu ekor, tetapi
bisa pula tiga ekor. Upaya
perbaikan mutu genetik untuk peningkatan produktifitas ternak kambing-domba
(kado) dapat dilakukan melalui program
seleksi dan perkawinan silang. Makanan kambing lebih banyak berupa daun – daunan.
Kambing memerlukan suhu pemeliharaan sekitar 25–30 °C .
Keuntungan yang didapat bapak
Made Catra tiap tahun adalah Rp 26.107.500 dan penjualan kambing pedagingnya meningkat
selama hari raya Idul Adha dan pada hari biasa melayani penjualan kambing untuk
acara Aqiqah .
SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk bapak Made Catra : peternakan sudah cukup
baik dengan pemberian pakan dan perawatan yang baik . Namun perlu diperhatikan
juga masalah sanitasi sebab sanitasi selain berpengaruh pada ternak juga
berpengaruh pada masyarakat sekitar . Selain itu juga perlu ditambahkan asupan
tambahan berupa vitamin dan obat cacing untuk meningkatkan produktivitas dan
kesehatan ternak .
DAFTAR PUSTAKA
Luviyani.2010. Pemilihan Bibit Unggul . Jakarta :
Universitas Gunadarma
Ibnu.2011. Pemilihan Bibit untuk Ternak Kambing .
Jakarta : Distributor Ternak Kambing
Suardana,Kade I.B. 2010 . Materi Kuliah Ekonomi Veteriner . Denpasar : Fakultas Kedokteran
Hewan – Universitas Udayana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar