Selasa, 14 Februari 2012

KAMBING PEDAGING



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di Indonesia, kambing hanya dipelihara untuk dimanfaatkan daging. Kambing, khususnya kambing Peranakan Ettawa (PE), sudah teribasa diperah susunya. Nilai ekonomis susu kambing, lebih tinggi dibanding dengan susu sapi.
Di Indonesia maupun di dunia internasional, populasi kambing memang kalah dibanding domba. Namun daging kambing punya kelebihan dibanding dengan daging domba, sapi bahkan juga ayam. Sebab daging kambing lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol, dibandingkan dengan daging domba dan sapi. Kecilnya kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing, bahkan bisa disetarakan dengan daging ayam. Nutrisi daging kambing juga lebih baik dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi. Selama ini, masyarakat selalu keliru, menganggap daging kambing mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi.
Kekeliruan masyarakat Indonesia ini, disebabkan oleh disamakannya daging kambing dengan daging domba. Meskipun dalam beberapa hal, kambing memang sangat mirip dengan domba. Selain sama-sama hewan ruminansia (memamah biak), umur dewasa kambing dan domba juga sama, yakni sekitar satu tahun. Pada umur itu, kambing betina siap dikawinkan dan beranak. Usia kebuntingan pada kambing dan domba juga sama, yakni sekitar 150 hari (5 bulan). Hingga dalam satu tahun, seekor induk betina dapat melahirkan anak sampai dua kali, sebanyak dua ekor. Kedangkala kambing hanya beranak satu ekor, tetapi bisa pula tiga ekor.
Produktivitas kambing pedaging cukup tingggi ± 8 – 28% lebih tinggi dari sapi (Devendra, 1975) . Jumlah anak per kelahiran bervariasi 1 – 3 ekor . Biaya investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih mudah dibanding sapi.
Pengembangan usaha kambing pedaging memiliki peluang pasar yang cukup besar terutama menjelang Hari Raya Idul Adha / Idul Qurban dan apabila hari biasa permintaan kambing ramai untuk acara Aqiqah . Namun terkadang usaha peternakan kambing pedaging menurun karena kendala chanel (saluran) untuk penjualannya . Sebagian besar peternak terutama peternak berskala menengah kebawah tidak memiliki chanel yang luas. Oleh karena itu , kami selaku penulis ingin membantu dalam hal pemasarnnya .    

1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah :
1.      Membantu para peternak dalalm mengatur peternakan kambing .
2.      Untuk menganalisis besarnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan kambing .
3.      Mempengaruhi masyarakat agar lebih tertarik dengan usaha peternakan kambing .

1.3  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk :
1.      Sebagai bahan acuan untuk pembelajaran bagi para peternak pemula
2.      Mampu menganalisis besarnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan kambing
3.      Sebagai salah satu literatur yang dapat digunakan oleh peternak pemula
4.      Memberikan gambaran secara umum tentang cara beternak kambing .







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kambing pedaging

Kambing pedaging merupakan komoditas yang telah cukup lama menjamur di dalam negeri. Peternakan kambing tersebar dengan berbagai sistem pemeliharaanya . Kambing pedaging memiliki ciri – ciri memiliki sedikit lemak dan bulu dan umumnya berukuran lebih besar . Kambing (Capra aegagrus hircus), secara genetik berbeda dengan domba atau biri-biri (Ovis Linnaeus, Ovis aries). Ciri khas yang paling mudah membedakan kambing dengan domba adalah tanduknya. Tanduk kambing tumbuh mengarah ke atas, baru kemudian melengkung ke belakang. Sedangkan tanduk domba, tumbuh ke arah belakang, terus melengkung ke bawah membentuk lingkaran. Kambing jantan berjenggot, domba jantan tidak berjenggot. Namun di pasar, terlebih setelah ternak ini dipotong dan dipasarkan sebagai daging, masyarakat hanya mengenal nama kambing. Daging kambing dan daging domba, sama-sama disebut daging kambing.
Daging kambing punya kelebihan dibanding dengan daging domba, sapi bahkan juga ayam. Sebab daging kambing lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol, dibandingkan dengan daging domba dan sapi. Kecilnya kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing, bahkan bisa disetarakan dengan daging ayam. Nutrisi daging kambing juga lebih baik dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi. Selama ini, masyarakat selalu keliru, menganggap daging kambing mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi.

2.2  Pemilihan bibit kambing

Bibit unggul adalah bibit yang memiliki sifat unggul. Pada hewan sifat unggul bergantung pada tujuan budidaya. Upaya perbaikan mutu genetik untuk peningkatan produktifitas ternak kambing-domba (kado) dapat dilakukan melalui program seleksi dan perkawinan silang. Seleksi adalah pemilihan secara sistematis induk dan pejantan sebagai tetua untuk generasi selanjutnya. Pemilihan bibit, tentu disesuaikan dengan tujuan usaha. Apakah untuk daging, atau susu perah. Kambing kacang misalnya, untuk produksi daging. Sedangkan kambing Etawa untuk produksi susu. Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Karena itu lebih baik memilih calon induk local.
-           Calon induk
• Umur berkisar12 bulan lebih
• Tubuh besar tapi tidak terlalu gemuk dengan berat badan > 20 kg
• Tingkat kesuburan reproduksi sedang
• Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus
• Kaki lurus dan tumit tinggi
• Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisie), rahang atas dan bawah rata
-          Calon Pejantan
• Mempunyai penampilan (fenotip) bagus dan besar
• Umur lebih 1,5 tahun
• Mempunyai libido besar, sehat dan tidak cacat
• Kaki lurus dan kuat
Persilangan adalah perkawinan antara anak yang memiliki kekerabatan kelompok asal ternak. Keuntungan utama persilangan persilangan adalah hybrid vigor atau heterosis, yaitu jika seekor induk dikawinkan dengan pejantan dari bangsa yang berbeda, turunannya akan lebih baik performanya untuk sifat-sifat tertentu daripada tetuanya.

2.3  Faktor pendukung pertumbuhan kambing

  a. Makanan
Habitat asli kambing adalah pegunungan, dengan lereng dan tebing yang curam. Hingga menu kambing lebih banyak berupa daunan. Baik daun perdu maupun pohon. Beda dengan domba yang lebih menyukai rumput, karena habitat aslinya berupa lembah dengan padang rumputnya. Para peternak yang memelihara kambing dan domba dalam kandang, tahu kecenderungan ternak mereka. Hingga mereka lebih banyak memberi rumput pada domba, dan daun-daunan pada kambing. Kambing mau makan daun nangka, albisia, lamtoro, singkong, batang jagung (tebon), limbah ubi jalar, kacang tanah dan juga rumput. Sebaliknya domba kurang menyukai daun-daunan.
b. Tempratur lingkungan
Pemeliharaan ternak kambing memerlukan pengaturan temperatur yang sangat sejuk (dingin) sekitar 25 – 30 °C .


















BAB III
HASIL ANALISA USAHA  

PNGELOLAAN REPRODUKSI

kambing bisa beranak minimal
2 kali /  tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
a. Masa bunting  4 bulan.
b. Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.
                
Bagian ke I
HASIL KUISOINER
IDENTITAS PEMILIK PERUSAHAAN
Nama               : Bapak Made Catra
Alamat                        : Br. Umasari Kebo Iwa
Agama             : Hindu
No telp                        : -
Jenis Usaha     : Peternakan kambing pedaging
I.         PENGELUARAN

ž  Investasi :
1.      Kandang
·         Jumlah : 1
·         Harga kandang : Rp 3.000.000
·         Lama penggunaan kandang : 1 tahun → 12 bulan
·         Penyusutan : 100/10 = 10% per th dgn 2 x periode produksi maka tiap periode terjadi penyusutan 10/2 = 5%
·         Maka harga menjadi : 5/100 x Rp 4.000.000 = Rp 500.000
Sehingga harga kandang/tahun  = 2 x Rp 500.000
Setelah penyusutan maka harga kandang =  Rp 3.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp2.000.000
*Nb : berdasarkan informasi narasumber, kandang yang di buat tidak menggunakan biaya. Namun harga yang dibuat di atas berdasarkan perkiraan harga bahan-bahan yang ada dipasaran
2.      Peralatan kandang  
·         Ember , jumlah : 1 seharga Rp 10.000
·         Sabit , jumlah : 2 seharga @ Rp 22.500 maka 2 sabit = Rp 45.000
-          Jadi total harga peralatan kandang = Rp 55.000

ž  Modal kerja
1.      Bibit
a.       Jantan
-          Jumlah : 7 ekor
-          Harga/ekor : Rp 2.000.000/ekor 
Maka harga 7 ekor ♂ : 7 x Rp 2.000.000 = Rp 14.000.000
b.      Betina
-          Jumlah : 28 ekor
-          Harga/ekor : Rp 1.500.000
Maka harga 28 ♀ : 28 x Rp 1.500.000 = Rp 42.000.000
2.      Sewa tanah
-          Tanah seluas ½ are
-          Harga/are : Rp 15.000.000/th
Maka harga tanah ½ are : ½  x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000/th
3.      Pakan
Pakan kambing adalah hijauan (rumput-ruputan) = 50 kg/hr skala pemberian 2kali/hari  (untuk 35 ekor kambing)
-          Maka = Rp 7500 ( dihitung berdasarkan upah TK per jam) x 365 hari =
Rp 2.737.500 
4.      Upah kerja
-          1 hari efektif dapat bekerja 8 jam dg gaji Rp 7500/jam sehingga 1 hari Rp60.000
-          Jadi upah kerja selama 1 tahun = 365 hari x Rp 60.000 adalah Rp 21.900.000
5.      Listrik dan air = Rp 90.000/bulan
-          Jadi , per tahun = 12 x Rp 90.000 = Rp 1.080.000

6.      Perawatan kandang 4xperiode/th
-          Harga kayu : Rp 3000/batang
-          Kayu yang dipakai/periode : 10 batang
-          Biaya perawatan kandang/periode = 10 x Rp 3000 = Rp 30.000
Jadi , 4xperiode/th maka biayanya = 4 x Rp 30.000 = Rp 120.000    
7.      Modal milik sendiri = Rp 2.000.000

v  TOTAL PENGELUARAN .
Kandang                     =                                  Rp  2.000.000
Peralatan kandang       =                                  Rp       55.000
Bibit jantan                 =                                  Rp 14.000.000
Bibit betina                 =                                  Rp 42.000.000
Sewa tanah                  =                                  Rp   7.500.000
Pakan                          =                                  Rp   2.737.500
Upah kerja                   =                                  Rp 21.900.000
Listrik dan air              =                                  Rp   1.080.000
Perawatan kandang     =                                  Rp      120.000
Modal milik sendiri     =                                  Rp   2.000.000
                                                                                                     +
Jumlah                     =                                    Rp 93.392.500


II.      PENDAPATAN

ž  Penjualan kambing
-  Jumlah jantan 7 ekor dan betina 28 ekor, maka dalam 1 kelompok terdapat 1 jantan
   dengan 7 betina x 4 kelompok= 4 jantan dan 28 betina, sisa 3 jantan.
-  Dalam satu tahun masing-masing betina tersebut dapat melahirkan rata-rata 2 anak
Dalam 1 siklus produksi (6 bulan)   maka 28 x 2 anak x 2 siklus = 112 anak dan dalam satu tahun anak tersebut harganya setara dengan induknya (tumbuh besar). Maka hanya anak pada periode 1 saja yang dapat dijual setara dengan induknya sebab umur sudah mencapai satu tahun, sedangkan anak pada periode ke 2 selisih umur 6 bulan. Maka penjualannya :
1.      Saat Idul Adha : 56 ekor kambing/th
   Jadi , 56 ekor x Rp 2.000.000 = Rp 112.000.000
2.      Saat Aqiqah : 3 ekor kambing/th
   Jadi , 3 ekor x Rp 2.000.000 = Rp 6.000.000
   Jumlah total penjualan kambing/th = Rp 118.000.000
ž  Penjualan kotoran
             → jumlah kotoran/karung yg dpt dijual x harga(Rp)/karung
                  = 40 x Rp 5.000
                  = Rp 200.000/bulan , sehingga selama 1 tahun  = 12 x Rp 200.000 = Rp 2.400.000 
v  TOTAL PENDAPATAN .
Penjualan kambing =                                                   Rp 118.000.000
Penjualan kotoran  =                                                   Rp      2.400.000
                                                                                                                   +
Jumlah                     =                                                Rp  120.400.000


Sehingga pendapatan pengelola  =  PENDAPATAN – PENGELUARAN
                                               =  Rp 120.400.000 – Rp 93.392.500
                                                 = Rp 25.207.500 / tahun ( untung )
Bagian ke II
HASIL KUISOINER
IDENTITAS PEMILIK PERUSAHAAN
Nama               : Bapak Denah dan Komang Ahmadsyah
Alamat                        : Desa Angangtiang kec. Petang
Agama             : Islam
No telp                        : -
Jenis Usaha     : Peternakan kambing pedaging (kelompom Usaha)
MAKANAN

            Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan
Cara pemberiannya :
o Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
o Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
KANDANG
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor

III.   PENGELUARAN

ž  Investasi :
3.      Kandang
·         Jumlah : 80
·         Harga kandang : Rp 26.000.000
·         Lama penggunaan kandang : 1 tahun → 12 bulan
·         Penyusutan : 5/100 = 5% per th dgn 2 x periode produksi   
·         Maka harga menjadi : 5 % x Rp 26.000.000 = Rp 1.300.000 per periode
Maka dalam 1 tahun 1.300.000 x 2 =  Rp 2.600.000
Penyusutan kandang pertahun sekitar Rp 2,600,000
NB :  Harga kandang disesuaikan menurut informan dengan hargasekitar 26-60 juta rupiah

4.      Peralatan kandang  
·         Ember , jumlah : 30 seharga  @ Rp 10.000 maka 30 ember = Rp 300.000
·         Sabit , jumlah : 7 seharga @ Rp 22.500 maka 7 sabit = Rp 157.500
·         Pompa Air, jumlah 1 seharga  Rp 700.000
-          Jadi total harga peralatan kandang = Rp 1.157.500

ž  Modal kerja
8.      Bibit
c.       Jantan
-          Jumlah : 5 ekor
-          Harga/ekor : Rp 2.500.000/ekor 
Maka harga 27 ekor ♂ : 7 x Rp 1.500.000 = Rp 12.500.000
d.      Betina
-          Jumlah : 58 ekor
-          Harga/ekor : Rp 1.250.000
Maka harga 3 ♀ : 3 x Rp 600.000 = Rp 72.500.000
NB : pembelian bibit diluar pulau bali
9.      Sewa tanah
-          Tanah seluas ½ are
-          Harga/are : Rp 15.000.000/10th maka per tahun 1.500.000
10.  Pakan
Pakan kambing adalah hijauan (rumput-ruputan) = 47 kg/hr skala pemberian 2kali/hari  (untuk 30 ekor kambing)
-          Maka = Rp 2000 ( dihitung berdasarkan upah buruh/jam ) x 365 hari =
Rp 730.000 
11.  Upah kerja
-          8.000/hari  (berdasarkan upah buruh per jam) selama 6 jam tiap harinya untuk membersihkan kandang 2 jam dan pemberian pakan 2 jam memberi pakan pagi dan sore hari.
-          Maka 8.000 x 365 hari = Rp 2.920.000/th
-          Jasa dokter hewan Rp 5000/ suntik dalam 4-5 bulan ada 8 ekor dalam 12 bulan maka 5000 x 4 x 8 = Rp 160.000
-          Jadi upah kerja selama 1 tahun  adalah Rp 2.920.000 +  Rp 160.000
= Rp 3.080.000
12.  Listrik dan air = Rp 20.000/bulan
-          Jadi , per tahun = 12 x Rp 20.000 = Rp 2.400.000

13.  Perawatan kandang 4xperiode/th
-          Biaya perawatan kandang/periode =  Rp 500.000/th
    
14.  Modal milik sendiri = Rp100.000.000 (bantuan dari pemerintah)

v  TOTAL PENGELUARAN .
Kandang                     =                                  Rp   2.600.000
Peralatan kandang       =                                  Rp  1.157.000
Bibit jantan                 =                                  Rp 12.500.000
Bibit betina                 =                                  Rp 72.500.000
Sewa tanah                  =                                  Rp   1.500.000
Pakan                          =                                  Rp      730.000
Upah kerja                   =                                  Rp   3.080.000
Listrik dan air              =                                  Rp   2.400.000
Perawatan kandang     =                                  Rp      500.000
                                                                                                     +
Jumlah                     =                                    Rp 96.967.000


IV.   PENDAPATAN

ž  Penjualan kambing
-  Jumlah jantan 5 ekor dan betina 58 ekor namun ada 7 betina mati. 58-7 = 51 betina
-  Menurut Informan  karena dianggap tidak menguntungkan maka semua betina dijual seharga Rp 900.000. namun yang laku sekitar 48 ekor. Maka 48 x 900.000 = Rp43.200.000. kemudian uang ini digunakan untuk membeli pejantan sekitar 36 ekor seharga Rp. 1.200.000
Maka total pejantan 36 + 5 = 41 ekor dan betina 3 ekor . Betina dapat mehirkan 4 anak per tahun. Jadi 4 x 3 = 12 ekor  Dan penjualanya  :
3.      Saat Idul Adha : 40 ekor kambing/th
   Jadi , 40 ekor x Rp1 .500.000 = Rp 60.000.000
4.      Penjualan anakan  ;
   Jadi , 12 ekor x Rp 1.200.000 = Rp 14.400.000
   Jumlah total penjualan kambing/th = Rp 74.400.000
ž  Penjualan kotoran
             → jumlah kotoran/karung yg dpt dijual x harga Rp 2500/karung
                  = 40 x Rp 2.500
                  = Rp 100.000/bulan , sehingga selama 1 tahun  = 12 x Rp 100.000 = Rp 1.200.000 

v  TOTAL PENDAPATAN .
Penjualan kambing =                                                   Rp    74.400.000
Penjualan kotoran  =                                                   Rp      1.200.000
                                                                                                                   +
Jumlah                     =                                                Rp     75.600.000

Sehingga pendapatan pengelola  =  PENDAPATAN – PENGELUARAN
                                               =  Rp 75.600.000– Rp 96.967.000
                                                 = Rp 21.367.000 / tahun ( rugi )







BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan , daging kambing lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol . Nutrisi daging kambing juga lebih baik dibanding ayam, karena kandungan mineralnya lebih tinggi. Usia kebuntingan pada kambing dan domba juga sama, yakni sekitar 150 hari (5 bulan). Hingga dalam satu tahun, seekor induk betina dapat melahirkan anak sampai dua kali, sebanyak dua ekor. Kedangkala kambing hanya beranak satu ekor, tetapi bisa pula tiga ekor. Upaya perbaikan mutu genetik untuk peningkatan produktifitas ternak kambing-domba (kado) dapat dilakukan melalui program seleksi dan perkawinan silang. Makanan kambing lebih banyak berupa daun – daunan. Kambing memerlukan suhu pemeliharaan sekitar 25–30 °C .
Keuntungan yang didapat bapak Made Catra tiap tahun adalah Rp 26.107.500 dan penjualan kambing pedagingnya meningkat selama hari raya Idul Adha dan pada hari biasa melayani penjualan kambing untuk acara Aqiqah .

SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk bapak Made Catra : peternakan sudah cukup baik dengan pemberian pakan dan perawatan yang baik . Namun perlu diperhatikan juga masalah sanitasi sebab sanitasi selain berpengaruh pada ternak juga berpengaruh pada masyarakat sekitar . Selain itu juga perlu ditambahkan asupan tambahan berupa vitamin dan obat cacing untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak . 




DAFTAR PUSTAKA

Luviyani.2010. Pemilihan Bibit Unggul . Jakarta : Universitas Gunadarma
Ibnu.2011. Pemilihan Bibit untuk Ternak Kambing . Jakarta : Distributor Ternak Kambing
Suardana,Kade I.B. 2010 . Materi Kuliah Ekonomi Veteriner . Denpasar : Fakultas Kedokteran Hewan – Universitas Udayana

TERNAK KAMBING


TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Mentri Negara Riset dan Teknologi
TTG BUDIDAYA PETERNAKAN
BUDIDAYA TERNAK KAMBING
  1. KELUARAN
    Ternak kambing produksi optimal
  2. BAHAN
    Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
  3. ALAT
    Tempat pakan/minum
  4. PEDOMAN TEKNIS
    1. Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE)
    2. Memilih bibit
      Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik.
      1. Calon induk
        Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
      2. Calon pejantan
        Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
    3. Pakan
      1. Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
      2. Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin.
      3. Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb.
      4. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar bahan segar)
    4. Pemberian pakan induk
      Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.
    5. Kandang
      Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
    6. Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
  5. SUMBER
    Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id.
  6. KONTAK HUBUNGAN
    Departemen Pertanian RI, Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia


TERNAK KAMBING
  1. PENDAHULUAN
    Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.
  2. BIBIT
    Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
    • Ciri untuk calon induk:
      1. Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
      2. Jinak dan sorot matanya ramah.
      3. Kaki lurus dan tumit tinggi.
      4. Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
      5. Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
      6. Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
    • Ciri untuk calon pejantan :
      1. Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
      2. Kaki lurus dan kuat.
      3. Dari keturunan kembar.
      4. Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
  3. MAKANAN
    Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
    Cara pemberiannya :
    • Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
    • Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
  4. TATA LAKSANA
1.      Kandang
2.      Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
3.      Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a.       Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg.
b.      Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.
c.       Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.
d.      Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
a.       Masa bunting 144 - 156 hari (.... 5 bulan).
b.      Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.
4.      Pengendalian Penyakit
 .        Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
a.       Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
5.      Pasca Panen
 .        Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
a.       Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.
                        CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING
0.      Pengeluaran
 .        Bibit
§  Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
§  Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,-
Total Rp. 1.450.000,-
a.       Kandang Rp. 500.000,-
b.      Makanan Rp. 200.000,-
c.       Obat-obatan Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,-
1.      Pemasukan
 .        Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor, jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1 tahun = 12 ekor. Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12 ekor tersebut akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
a.       Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan berat : 7 x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang dapat dijual (7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan daging = 232,75 kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,-
b.      Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 70 karung x Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,-
2.      Keuntungan
 .        Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp. 4.197.500,-
a.       Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000 == Rp. 2.250.000
b.      Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp. 2.250.000 == Rp. 1.947.500,- atau Rp. 81.145,- per bulan.
                        SUMBER
Brosur Ternak Kambing, Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta Pusat (tahun 1997).
                        KONTAK HUBUNGAN
Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta, Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat, Tel. (021) 626 7276, 639 3771 atau 600 7252 Pes. 202 Jakarta.

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...