Minggu, 29 April 2018

PEMBERIAN SUSU PADA PEDET

Tugas Menejemen Usaha Ternak Perah



PEMBERIAN SUSU PADA PEDET




 















FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan lancar. Penulisan paper ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Menejemen Usaha Ternak Perah.
Paper ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan ataupun sumber lain yang berkaitan dengan Ilmu Menejemen Usaha Ternak Perah, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pengajar Menejemen Usaha Ternak Perah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan paper ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya paper ini.
Penulis harap, dengan membaca paper ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan tentang Bagaimana Pemberian Susu Pada Pedet. Memang paper ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
                                                                    



Denpasar,  Mei 2012
                                                                                           
                                                                                                                 Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang

Upaya pengoptimalan hasil dalam usaha budidaya ternak khususnya ternak sapi tidak dapat terlepas dari tiga unsur, yaitu bibit, manajemen dan pakan. Pakan ternak memberikan sumbangsih keberhasilan yang sangat signifikan dalam usaha ini. Karena selain menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting juga biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Sehingga segala upaya guna menyajikan bentuk pakan yang mampu memenuhi kebutuhan gizi sapi serta memberikan efisiensi secara ekonomis tentunya sangatlah dibutuhkan. Dengan harapan produktivitas tampil secara optimal dan keuntunganpun dapat dicapai secara signifikan.

Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu). Salah satunya adalah pemberian susu pada pedet.

1.2.Rumusan Masalah
 Bagaimana Pemberian susu pada pedet sapi perah ?

1.3.Tujuan
  Agar mahasiswa mengetahui Pemberian susu pada pedet sapi perah









BAB II
PEMBAHASAN
Satu fase yang paling penting dari produksi ternak perah adalah pemberian pakan dan manajemen pedet. Lebih dari 20% pedet mati sebelum sebelum mencapai umur dewasa. Dengan manajemen yang baik mortalitas dapat ditekan 3-5%. Banyak pedet mati karena kesalahan nutrisi, perkandangan dan manajemen yang tidak benar. Dengan pemberian pakan, manajemen dan sanitasi yang baik (Arizona Dairy) dapat menurunkan mortalitas hingga hanya 2,7% (1,4% pada waktu lahir dan selama 24 jam pertama, dan 1,3% setelah 24 jam)
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu.  Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara.  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah pemberian pakan ialah sebagai berikut :

                  2.1. Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet
Pedet yang terdapat di BET semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik saat pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima.  Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai.   Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta  induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk dengan diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas.  Diharapkan pedet mendapat susu secara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi. 
Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan hariannya pedet tersebut setelah lepas sapih. Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk.
Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui.  Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh petugas sesuai dengan umur dan berat badan.



2.2. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya kita harus memahami dulu susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi.  Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah pemberian pakan yang benar.
Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati).  Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa.  Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa.  Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.  Pada saat kecil, alat pencernaan berfungsi mirip seperti hewan monogastrik.
Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung disalurkan ke abomasum, berkat adanya saluran yang disebut “Oeshopageal groove”.  Saluran ini akan menutupi bila pedet meminum air susu, sehingga susu tidak jatuh ke dalam rumen.  Bila ada pakan pada baik konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan padat jatuh ke rumen.  Proses membuka dan menutupnya saluran ini mengikuti pergerakan refleks.  Semakin besar pedet, maka gerakan reflek ini semakin menghilang.  Selama 4 minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair.
Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet adalah : protein air susu casein), lemak susu atau lemak hewan lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan mineral.  Ia mampu memanfaatkan lemak terutama lemak jenuh seperti lemak susu, lemak hewan, namun kurang dapat memanfaatkan lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau kedelai.  Sejak umur 2 minggu sapi pedet dapat mencerna pati-patian, setelah itu secra cepat akan diikuti kemampuan untuk mencerna karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada perkembangan rumen).  Vitamin yang dibutuhkan pada saat pedet adalah vitamin A, D dan E.  Pada saat lahir vitamin-vitamin tersebut masih sangat sedikit yang terkandung di dalam kolostrum sehingga perlu diinjeksi ketiga vitamin itu pada saat baru lahir.
Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak umur 2 minggu.  Populasi mikroba rumennya mulai berkembang setelah pedet mengkonsumsi pakan kering.  Semakin besar pedet maka ia akan mencoba mengkonsumsi berbagai jenis pakan dan akan menggertak komponen perutnya berkembang dan mengalami modifikasi fungsi.  Anak sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar makan padatan (calf starter).  Pedet yang baru lahir mempunyai sedikit cadangan makanan dalam tubuhnya.  Bila pemberian makanan sedikit dibatasi (dikurangi), akan memberikan kesempatan pedet menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pakan, tanpa terlalu banyak mengalami stress/cekaman.
Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada umur 8 minggu, namu pada umur 8 minggu kapasitas rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat mencerna/memanfaatkan rumput atau makanan kasar lainnya secar maksimal.
Umur mencapai tahapan ini sangat dipengaruhi oleh tipe pakannya ( yaitu berapa lama  dan banyak air susu diberikan, serta kapan mulai diperkenalkan pakan kering).  Setelah disapih, pedet akan mampu memanfaatkan protein vegetal dan setelah penyapihan perkembangan alat pencernaan sangat cepat.

2.3. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Ø  Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
                      - cair / likuid                 : kolostrum, air susu normal, milk replacer.
                                            - Pakan padat/kering     : konsentrat pemula (calf starter).
Ø  Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap pakan untuk pedet perlu diketahui sebelumnya.
  
Ø  Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal.
Komposisi kolostrum :
·         Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
·         Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
·         Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare.
·         Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein.
·         Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi.
·         Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli  dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.

Ø  Mutu Kolostrum :
Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin).  Kualitas kolostrum akan rendah apabila : Lama kering induk bunting, kurang dari 3 – 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah.

Ø  Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS)
Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS.  Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu.  Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan.  Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas.  Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 – 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu.  Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).

  • Milk replacer yang baik mempunyai standar komposisi sebagi berikut :
Protein 20%, lemak 12%, serat kurang dari 0.25% dan juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare.  Selain antibiotik juga dapat memberikan faedah dalam nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, pertambhan bobot badan dan efisien penggunaan pakan.  Anti biotik yang sering digunakan adalah Klortetrasiklin dan oksitetrasiklin.  Frekuensi pemberian sama dengan pemberian air susu harus lebih dari 1X dalam 1 hari dan yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.

     2.3. Manajemen Pemeliharaan Pedet Baru Lahir dan Pemberian kolostrum.
Pemeliharaan pedet harus memerlukan perhatian yang khusus, berbeda dengan pemeliharaan sapi ternak dewasa, terutama dalam penanganan mulai kelahiran sampai pemberian pakan dan penanganan penyakit selama masa pertumbuhannya.
 a. Manajemen Pemberian Kolostrum 1 – 4 hari Pasca Kelahiran.
-   Segera bersihkan ambing dan puting induk pasca melahirkan dengan menggunakan air hangat.
-   Usahakan pedet dapat segera ( dalam waktu kurang dari 15 – 30 menit ) menyusu pada induknya (induk dan pedet jangan dipisah dulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada induknya.  Selain itu dengan menyusu, akan merangsang sekresi oksitosin yang menggertak pergerakan uterus, sehingga kotoran yang ada dalam uterus induk setelah melahirkan dapat dibersihkan.
-   Bila pedet tidak dapat menyusu pada induknya maka di perah kolostrum dari induk sebanyak 1 liter.
-   Berikan segera ke pedet dalam waktu 15 – 30 menit.
-   Berikan kembali kolostrum dalam 2 kali pemberian berikutnya masing-masing 2 liter/pemberian dalam waktu 12 – 24 jam berikutnya sejak lahir.
-   Kapasitas normal pedet yang baru lahir adalah 1 liter, dengan demikian kolostrum tidak dapat diberikan secara sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari.
-   Untuk hari-hari berikutnya, selama 3 hari berikutnya, berikan kolostrum 4 – 6 liter/hari dalam 3 kali pemberian (1.5 – 2 liter /pemberian).
-   Kualitas kolostrum menentukan konsumsi antibodi pedet dalam darahnya, bila kurang memadai peluang hidup 30 % dan bila baik dapat menjadi 95 %.


b.  Manajemen Pemberian Susu 4 hari – 12 minggu (penyapihan)
-   Pemberian susu pasca kolostrum dapat dimulai sejak pedet berumur 3 – 4 hari.
-   Pemberiannya perlu dibatasi berkisar 8 – 10 % bobot badan pedet.  Misalnya pedet bobot badannya 50 kg, maka air susu yang diberikan 4 – 5 liter/ekor/hari.
-   Pemberian susu diberikan secara bertahap dalam 1 hari 2 – 3 kali pemberian.
-  Jumlah air susu yang diberikan akan terus meningkat sampai menginjak usia 2 bulan (8 minggu) disesuaikan bobot badan sapi dan akan terus menurun sampai ke fase penyapihan di usia 3 bulan (12 minggu). (dapat dilihat di tabel pemeliharaan pedet).
-   Hindari pemberian susu berlebih dan berganti-ganti waktu secara mendadak.  Over feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan diare.
-   Jangan memberikan air susu yang mengandung darah dari induk yang terkena infeksi (suhu tubuhnya meningkat).

c. Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter)
              Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 – 3 minggu (fase pengenalan).  Pemberian calf starter ditujukan untuk  membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu.  Tetapi untuk sapi – sapi calon bibit dan donor penyapihan dini kurang diharapkan. 
         Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 – 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 – 2 bulan.  Tolak ukur kualitas calf starter  yang baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam kurun  waktu 8 minggu.  Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 – 20%, TDN 75 – 80%, Ca dan P,  2 banding 1, kondisi segar, palatable, craked. 

d. Manajemen Pemberian Pakan Hijauan
  Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen.  Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
   ­-  Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 – 3 minggu.  Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus.
   -   Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
              -  Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan


BAB III
KESIMPULAN

Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Selama 3-4 hari setelah lahir pedet harus mendapatkan kolostrum dari induknya, karena pedet belum mempunyai anti bodi untuk resistensi terhadap penyakit. Setelah dipisahkan dari induk, barulah pedet dilatih mengkonsumsi suplemen makanan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhanya optimal.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. [ ]. Pedoman beternak sapi perah. Purwokerto, Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. 2 hal. (brosur).
Anonim. 1983. Petunjuk cara-cara penggunaan obat-obatan ternak. Samarinda, Dinas Peternakan Kalimantan Timur. 12 hal.
Anonim. 1988. Kondisi peternakan sapi perah dan kualitas susu di pulau Jawa. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 39-40.
Anonim. 1988. Pemerahan, satu faktor penentu jumlah air susu. Swadaya Peternakan Indonesia, (42) 1988: 23-24.
Anonim. 1988. Upaya peningkatan kesejahteraan peternak melaluipeningkatan efisiensi produksi. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 16-24.
Bandini, Yusni. 1997. Sapi Bali. Cet 1. Jakarta, Penebar Swadaya. 73 hal.
Church, D.C. 1991. Livestock feeds and feeding. 3 ed. New Jersey, Prentice-Hall, Inc.:278-279.
Djaja, Willian. 1988. Hidup bersih dan sehat di peternakan sapi perah. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 25-26.
Djarijah, Abbas Sirega. 1996. Usaha ternak sapi. Yogyakarta, Kanisius. 43 hal.
 Fox, Michael W. 1984. Farm animals: husbandry, behavior, and veterinary practice. Baltimore Maryland, University Park Press: 82-112; 150.
Ginting, Eliezer. 1988. Bimbingan dan penyuluhan usaha sapi perah rakyat di Jawa Timur. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 27-33.
Hehanussa, P.E. 1995. Rencana induk Life Science Center-Cibinong. Limnotek, 3 (1) 1995: 1-34.
Hermanto. 1988. Bagaimana cara penanganan sapi perah pada masa kering? Swadaya Peternakan Indonesia, (42) 1988: 24-25.
Nienaber, J.A., et al. 1974. Livestock environment affects production and health. Proceedings of the International Livestock Environment Conference. St. Joseph, American Society of Agricultural Engineers.
Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan ternak sapi. Jakarta, PT. Media: 1-38; 133.
Sabrani, M. 1994. Teknologi pengembangan sapi Sumba Ongole. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: 15-26.
Suryanto, Bambang; Santosa, Siswanto Imam; Mukson. 1988. Ilmu Usaha Peternakan. Semarang, Fakultas Peternakan UNDIP. 63 hal.

Warudjo, Bambang 1988. Kualitas dan harga susu. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 34-38.

Sabtu, 11 April 2015

BOB SADINO





Profile and Biography Bob Sadino
Name: Bob Sadino
Born: tanjungkarang, Lampung, March 9, 1933
Islam






Education:

  • SD, Yogyakarta (1947)
  • SMP, Jakarta (1950)
  • High School, Jakarta (1953)
Career:

  • Employees Unilever (1954-1955)
  • Employees Djakarta Lloyd, Amsterdam and Hamburg (1950-1967)
  • Single owner Kem Chicks (supermarket) (1969-present)
  • President Director of PT Boga Chess score
  • PT Kem Foods (factory sausage and ham)
  • PT Kem Farms (vegetable garden)



Bob Sadino (Lampung, March 9, 1933), or fondly called uncle Bob, is an Indonesian businessman doing business in the field of food and livestock. He is the owner of the business network and Kemchick Kemfood. In many instances, it is often seen using a short-sleeved shirt and shorts that became his trademark. Bob Sadino born of a family who live well. He was the youngest of five children. When her parents died, Bob who was only 19 years old inherits all the assets of the family because the other sibling is already considered an established life.

Bob then spent most of his wealth to travel the world. On his way, he stopped in the Netherlands and settled for approximately 9 years. There, he worked in Djakarta Lloyd in the city of Amsterdam and also in Hamburg, Germany. When living in the Netherlands, Bob met with his life partner, Soelami Soejoed.

In 1967, Bob and the family returned to Indonesia. He brought along two of his Mercedes, made in the 1960s. One of which he sold to buy a plot of land in Kemang, South Jakarta, while others still he kept. After a long stay and live in Indonesia, Bob decides to quit his job because he has the determination to work independently.

Dilakoninya first job after leaving the company is renting a Mercedes car he had, he himself becomes the driver. Unfortunately, once he had an accident that resulted in his car was badly damaged. Because no money to fix it, Bob switch jobs became a bricklayer. His salary was when it was only Rp 100, -. He also had been suffering from depression due to stress her life.

One day, a friend suggested Bob raising chickens to fight his depression. Bob interested. When raising chickens that appear inspiring entrepreneurship. He watched the life of chickens livestock. He was inspired, chicken alone can fight for life, of any human being can.

As a chicken farmer, Bob and his wife, sold a few pounds every day egg. Within one and a half years, he and his wife have many customers, especially foreigners, because they are fluent in English. Bob and his wife live in Kemang, Jakarta, where there are many foreigners settled.

Not infrequently the couple abused customers, babu strangers. But they mirror at yourself, improve service. Drastic changes also happened to Bob, of personal feudal be servants. After that, over time the silver-haired Bob, became the sole owner of the supermarket (supermarket) Kem Chicks. He always looks simple with short-sleeved shirt and shorts.

Bob supermarket business is growing rapidly, reaching to agribusiness, especially horticulture, managing vegetable gardens for consumption of foreigners in Indonesia. Therefore he also formed a partnership with farmers in some areas.

Bob believes that every step of success always starts failures. Entrepreneurial journey is not as smooth as expected. He and his wife often somersaults. For him money is not the number one. Which is a willingness, commitment, daring search for and seize opportunities.

At the time of doing something one's mind develops, plans do not always have raw and rigid, which exist in a person is the development of what he had done. The weakness of many people, too much thinking to make a plan so that he did not immediately step. "The most important action," said Bob.

Bob's success is inseparable from his ignorance that he plunge into the field. After ups and downs, Bob skilled and control field. Bob the success of the process is different from the norm, it should start from the science, then practice, then become skilled and professional.

According to Bob, a lot of people who started from science, thinking and acting all-powerful, arrogant, because it has knowledge that exceeds the others.

While Bob was always flexible to customers, willing to listen to suggestions and complaints of customers. With an attitude like that Bob won the sympathy of the customer and is able to create a market. According to Bob, customer satisfaction will create self-gratification. Therefore he always tried to serve customers well.

Bob puts his company as a family. All family members must respect Kem Chicks, nothing major, everything has a function and strength.

Children Teachers
Back to the homeland in 1967, after many years in Europe with the last job as an employee Djakarta Lloyd in Amsterdam and Hamburg, Bob, the youngest of five children, only one determination, work independently. His father, Sadino, Solo man who became a teacher in middle and high school head tanjungkarang, died when Bob was 19.

Capital which he had brought from Europe, two Mercedes sedans made in the 1960s. One he sold to buy a plot of land in Kemang, South Jakarta. At that time, the area of ​​Kemang quiet, still lay the fields and gardens. While the other car ditaksikan, Bob's own driver.

One time, the car was rented. Apparently, not the money back, but the news of the devastating car accident. "My heart were destroyed," said Bob. Loss of income sources, Bob went to work so construction workers. In fact, if he wants, his wife, Soelami Soejoed, experienced as foreign secretary, could save the situation. However, Bob insisted, "I am the head of the family. I have to make a living. "

To calm the mind, Bob received a gift of 50 chickens race of his acquaintances, Sri Mulyono Herlambang. From here Bob uphill: He managed to become the sole owner and entrepreneur Kem Chicks vegetable cultivation hydroponics system. Then there Kem Food, meat processing plant in Pulogadung, and a "stall" shaslik in Block M, Kebayoran Baru, Jakarta. Note in early 1985 showed, on average per month companies Bob sells 40 to 50 tons of fresh meat, 60 to 70 tons of processed meat, and 100 tons of fresh vegetables.

"I live out of fantasy," said Bob illustrates the success of their business. The father of two children and then give an example of the results of fantasy, can sell kale Rp 1,000 per kilogram. "Wherever there are no people selling kale with prices that much," said Bob.

Uncle Bob, the nickname for his men, did not want to move beyond the food business. For him, the field is practiced today is not inexhaustible. Because he did not want to fantasize that stuff.

Hajj this eccentric look, a big fan of classical music and jazz. Moments of the most beautiful for her, when praying with his wife and two children.

Sifat kimia dan fisik telur

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu...